Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pentingnya Toleransi Jadi Fondasi Umat Islam untuk Memajukan Indonesia

Kompas.com - 10/04/2023, 19:07 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemikir Kebhinekaan Sukidi mengingatkan pentingnya kesadaran kebinekaan, toleransi, dan kesetaraan sebagai fondasi nilai kebajikan utama bagi umat Islam untuk memajukan bangsa Indonesia dan peradaban dunia.

Hal ini disampaikan Sukidi ketika berceramah di Masjid Indonesia Tokyo, Jepang, Minggu (9/4/2023) waktu setempat.

Sukidi mengajak umat Islam di Tokyo untuk menjiwai kesadaran hidup berbhineka di tengah masyarakat Jepang yang penuh toleransi.

Sebagai kelompok minoritas, Sukidi menuturkan, umat Islam perlu bersyukur atas terbukanya kesempatan belajar.

"Dan bekerja di berbagai kota di Jepang serta atas kebebasan beribadah dan mendirikan masjid Indonesia pertama di Tokyo," ujar Sukidi dalam siaran pers, Senin (10/4/2023).

Baca juga: Pentingnya Menghadirkan Wajah Islam yang Berlandaskan Trilogi Belas Kasih

Menurutnya, kesadaran hidup berbhineka hanya mungkin terwujud secara harmonis dan damai jika disertai dengan spirit toleransi antar warga negara.

Sebab, toleransi menjadi salah satu prinsip utama ajaran Islam.

Secara spesifik, Sukidi merujuk pada hadist Nabi Muhammad, “ahabbu al-din ila Allah al-hanifiyya al-samha” (Sahih Bukhari) sebagai justifikasi profetik tentang keharusan umat Islam untuk bertoleransi antar umat beragama secara terbuka dan setara sebagai panggilan keimanan atas misi agama Islam yang toleran dan lapang.

"Muslim yang benar pasti bersikap lapang dan toleran,” ujarnya.

Sukidi menguraikan bahwa kebinekaan yang disertai dengan spirit toleransi yang tulus menuntut umat Islam untuk menganut paham kesetaraan antar manusia.

Menurutnya, jauh sebelum 1776 ketika pendiri Amerika Thomas Jefferson memproklamasikan deklarasi kemerdekaan “bahwa semua manusia diciptakan setara".

Baca juga: Makam Penyebar Islam Syekh Hasan Munadi di Ungaran Jadi Tujuan Ziarah

Untuk itu, Sukidi menyegarkan kembali memori kolektif umat Islam di Jepang untuk menjiwai prinsip dasar kesetaraan yang telah diproklamasikan sejak 632 masehi oleh Nabi Muhammad pada pidato haji perpisahan di Padang Arafah:

"Anda tahu bahwa setiap muslim adalah saudara bagi muslim lainnya. Anda semua sama dan setara. Tak seorang pun memiliki superioritas atas orang lain kecuali dalam ketakwaan dan perbuatan baik”.

"Konsekuensinya, “setiap manusia berhak atas perlakuan yang adil dan setara, dari siapa pun,” kata Sukidi.

Atas dasar persaudaraan keislaman dan kebangsaan, Sukidi mengajak umat Islam di Jepang untuk terpanggil menjadi bagian dari gerakan orang tua asuh bagi jutaan anak balita yang hidup dalam kondisi stunting dan sekaligus berbelas kasih pada jutaan fakir miskin di berbagai pelosok Tanah Air.

"Sehingga mereka dapat menjalani kehidupan dengan adil dan martabat sebagai sesama warga negara Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Polri Terbitkan Red Notice 2 Buron TPPO Bermodus Magang ke Jerman

Nasional
Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Surya Paloh Bakal Temui Prabowo di Kertanegara, Nasdem: Menguatkan Sinyal Komunikasi

Nasional
Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Temui Mensesneg Pratikno, Menpan-RB Anas Bahas Progres Skenario Pemindahan ASN ke IKN

Nasional
Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Jokowi Teken Perpres, Wajibkan Pemda Bentuk Unit Perlindungan Perempuan dan Anak

Nasional
Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Politikus PPP Sebut Ada Kemungkinan Parpolnya Gabung Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Ini Status Perkawinan Prabowo dan Titiek Soeharto

Nasional
Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Bersikukuh Rampas Aset Rafael Alun, Jaksa KPK Ajukan Kasasi ke Mahkamah Agung

Nasional
Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Pengamat Sebut Kemungkinan Prabowo Gandeng PDI-P Masih Terbuka, Ganjalannya Hanya Jokowi

Nasional
Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Obituari Tumbu Saraswati, Politikus Senior PDI-P Sekaligus Pendiri TPDI

Nasional
Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Wakil Ketua KPK Bantah Serang Balik Dewas dengan Laporkan Albertina Ho

Nasional
Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nurul Ghufron Gugat Dewas KPK ke PTUN Jakarta

Nasional
JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com