JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto berpandangan, olahraga tidak bisa dilepaskan dari dunia politik.
Hasto mencontohkan, berdirinya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pun dilatarbelakangi oleh motif politik sebagai wadah menggalang nasionalisme.
"Sejak dulu olahraga memang tidak bisa dilepaskan dari politik, bahkan pendirian PSSI pada tahun 1930-an itu kan juga dalam rangka menggalang nasionalisme, mewujudkan semangat persatuan untuk kemerdekaan Indonesia," kata Hasto dalam program Gaspol! Kompas.com, Rabu (5/4/2023).
Baca juga: Hasto PDI-P Klaim Tak Ada Instruksi Megawati untuk Tolak Israel
Menurut Hasto, pandangan itu tercermin dari Presiden pertama Republik Indonesia Sukarno yang menolak tim nasional Indonesia bertanding dengan Israel. Sebab, Israel dianggap sebagai negara penjajah.
Hasto menuturkan, Bung Karno pun kerap menyemangati tim sepak bola Indonesia bahwa mereka tengah melawan imperialisme dan kolonialisme ketika bertanding melawan tim-tim asal Eropa.
"'Ketika kamu berjuang untuk mengegolkan pertahanan lawan, maka yang kamu jebol itu adalah gawang kapitalisme, kolonialisme dan imperialisme', semangat tim PSSI kita karena punya energi nasionalisme," kata Hasto menirukan ucapan Bung Karno.
Baca juga: Hasto Bongkar Tiga Lobi PDI-P untuk Tolak Timnas U-20 Israel Main di Indonesia
Korelasi antara politik dan olahraga pun tidak hanya berhenti di era Bung Karno.
Hasto mencontohkan, sikap Zainudin Amali yang mundur dari kursi Menteri Pemuda dan Olahraga karena menjadi wakil ketua umum PSSI merupakan langkah politik.
Begitu pula ketika Menteri BUMN Erick Thohir ditugaskan oleh Presiden Joko Widodo untuk mengurus sepak bola.
"FIFA terhadap apartheid, politik bukan? Jadi susah, yang penting politik ini bukan politik praktis," kata Hasto.
Dalam kaitannya dengan penolakan tim nasional Israel berlaga di Piala Dunia U-20, Hasto menilai ketidakhadiran Israel di Indonesia semestinya menjadi keberhasilan seluruh bangsa Indonesia, bukan hanya PDI-P.
"Kalaupun toh U-20 ini ada tanpa Israel, ini keberhasilan bangsa Indonesia, bukan keberhasilan partai tertentu, bukan keberhasilan figur tertentu, ini bangsa Indonesia," kata Hasto.
Baca juga: Soal Potensi Sanksi FIFA, Menpora: Lobi Masih Dijalankan, Pemerintah Support PSSI
Isu mengenai korelasi antara olahraga dan politik mencuat akhir-akhir ini seusai FIFA membatalkan status Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
Publik menduga keputusan FIFA tersebut tak lepas dari sikap sejumlah partai politik, organisasi, dan tokoh publik yang menolak keikutsertaan Israel dalam turnamen tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.