Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 30/03/2023, 21:13 WIB
Nirmala Maulana Achmad,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - TNI Angkatan Laut (AL) baru memiliki tujuh kapal survei untuk mengetahui potensi bawah laut. Jumlah tersebut dinilai masih kurang ideal.

Kepala Dinas Penerangan TNI AL (Kadispenal) Laksamana Pertama (Laksma) Julius Widjojono mengatakan, kapal-kapal survei itu memiliki kemampuan multi beam echo sounder.

“(Kapal-kapal survei TNI AL) memiliki peralatan akustik yang secara intensif digunakan dalam pemetaan dasar perairan,” ujar Julius saat dihubungi, Kamis (30/3/2023).

Baca juga: Soroti Kasus Dokter Mawar, Menkes Minta TNI-Polri Beri Jaminan Keamanan bagi Dokter dan Nakes di Pelosok

Salah satu kapal survei milik TNI AL adalah KRI Spica-934 yang kemarin baru saja diberangkatkan untuk melaksanakan Ekspedisi Jala Citra Flores 2023.

Dari ketujuh kapal survei tersebut, tidak ada satu pun kapal yang mampu mendeteksi kedalaman lebih dari 7.000 meter di bawah permukaan laut.

Padahal, perairan Indonesia memiliki kedalaman hingga 10.000 meter.

“Terus terang kami kaget ternyata perairan Indonesia ada kedalaman 8000-10.000 meter. Single cabin kita hanya 6.000 (meter), sehingga kapal yang dibangun sekarang ini di kedalaman 6.000 meter, begitu di kedalaman 10.000 meter lost contact,” kata Komandan Pusat Hidro-Oseanografi TNI AL (Pushidrosal) Laksamana Madya Nurhidayat di Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Rabu (29/3/2023).

Baca juga: Perkuat Pertahanan Laut Indonesia Timur, TNI AL Resmikan Lanal Baru di Kaimana Papua Barat

Saat ini, Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) dan TNI AL bekerja sama dengan industri Amerika Serikat, OceanX agar bisa membangun kapal yang mampu mendeteksi kedalaman hingga 10.000 meter.

“Insya Allah nanti 2025 kita punya kapal yang lebih canggih lagi untuk (mendeteksi) kedalaman 10.000 (meter),” kata Nurhidayat.

Jumlah tidak ideal

Nurhidayat menambahkan, saat ini jumlah kapal survei Indonesia masih jauh dari kata ideal. Semestinya, paling tidak Indonesia punya 30 kapal survei.

Ia kemudian membandingkan dengan negara Korea Selatan yang sudah memiliki 12 kapal survei.

Baca juga: Bersama Perusahaan AS, TNI AL Bangun Kapal Pendeteksi Kedalaman Laut Lebih dari 6.000 Meter

Sementara Indonesia yang dua per tiganya adalah wilayah lautan, hanya memiliki tujuh kapal survei.

“Korea (Selatan) saja yang sekecil itu idealnya 12 dan mereka sudah punya 12 (kapal survei). Kalau Indonesia panjangnya saja dari Sabang sampai Merauke, berapa kalinya Korsel itu. Jadi mungkin tiga kalinya barangkali. Jadi harus 30-an (kapal survei) lah,” kata Nurhidayat di Markas Kolinlamil, Rabu kemarin.

Namun, lanjut Nurhidayat, untuk menutup kekurangan kapal, sementara waktu dapat teratasi dengan kerja sama.

Baca juga: Antisipasi Tsunami, TNI AL dan Ilmuwan Teliti Gunung Berapi di Bawah Laut Flores

“Tapi, percayalah dengan kita kolaborasi. Saya sudah mengumpulkan surveyor di seluruh Indonesia, kalau mereka mendapatkan data, kami jadikan data itu menjadi peta sehingga mungkin coverage-nya menjadi cepat,” kata Nurhidayat.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Ditanya Soal Jatah Kursi di Kabinet Mendatang, Zulhas Serahkan ke Presiden Terpilih

Nasional
TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

TPN: Hak Angket Sudah Jadi Sikap Partai, pada Dasarnya Akan Kami Gulirkan

Nasional
KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

KPU Usahakan Rekapitulasi Provinsi Papua dan Papua Pegunungan Selesai Malam Ini

Nasional
Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Bareskrim Gagalkan Peredaran 10.000 Butir Ekstasi, 1 Residivis Narkoba Ditangkap

Nasional
Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Didakwa Kasus Kepemilikan Senpi Ilegal, Dito Mahendra: Ini Masalah yang Dibesar-Besarkan

Nasional
2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

2 Menterinya Dipanggil Jokowi, PKB Bantah Diajak Ikut Dukung Prabowo-Gibran

Nasional
Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Airlangga Sebut Wacana Jokowi Pimpin Koalisi Besar Belum Pernah Dibicarakan

Nasional
KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

KPK Panggil Wakil Ketua MPR Jadi Saksi Korupsi APD Covid-19

Nasional
Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Bea Cukai Pangkalan Bun Gagalkan Penyelundupan 50 Bungkus Rokok Ilegal

Nasional
90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

90 Proyek Strategis Nasional Belum Selesai, Jokowi Tambah 14 Proyek Lagi

Nasional
Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Pimpinan Baleg Usul Kegiatan DPR Terpusat di Jakarta, tapi Ditolak Pemerintah

Nasional
KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

Nasional
Netralitas Jokowi Disorot dalam Sidang PBB, Airlangga: Itu Biasa ...

Netralitas Jokowi Disorot dalam Sidang PBB, Airlangga: Itu Biasa ...

Nasional
Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Nasional
Persaingan Cucu-Cicit Soekarno di Pileg 2024: 3 Lolos Senayan, 2 Terancam Gagal

Persaingan Cucu-Cicit Soekarno di Pileg 2024: 3 Lolos Senayan, 2 Terancam Gagal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com