JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Perkumpulan Survei Opini Publik Indonesia (Persepi) Philips J Vermote berharap masyarakat bisa meningkatkan literasi survei untuk mewaspadai lembaga survei abal-abal.
Menurut dia, masyarakat seringkali menyalahkan lembaga survei hanya karena melihat hasil lembaga survei abal-abal.
"Menurut saya memang literasi terhadap survei ini perlu ditingkatkan juga, bahwa saya memperhatikan seringkali masyarakat menyalahkan lembaga survei," ucap Philips saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/3/2023).
Baca juga: Bupati Kapuas Pakai Uang Korupsi untuk Bayar Survei, Indikator Politik Buka Suara
Philips memberikan contoh, masyarakat sering tergiring dengan hasil survei yang berbeda dengan hasil pemilihan.
Lantas hal tersebut menjadi dasar masyarakat untuk menganggap lembaga survei dibayar.
"Jadi menimbulkan rasa ketidakpercayaan, padahal yang tadi saya bilang, hasil akhir dengan survei memang bisa berbeda karena survei itu menunjukan hari di mana survei dilakukan.
Selain itu, Philips mengatakan Persepi menjadi organisasi yang memberikan pengawasan kepada lembaga survei yang tergabung dalam Persepi.
Baca juga: Uang Korupsi Bupati Kapuas Diduga untuk Bayar Survei Poltracking dan Indikator Politik Indonesia
"Kita akan terus berusaha untuk menjaga kualitas riset, menjaga integritas dan lain-lain karena ada mekanisme internal gitu," imbuh dia.
Di sisi lain, peran media masa juga menjadi penting. Menurut Philips media harus berperan aktif untuk menjaring informasi apakah lembaga survei itu abal-abal atau tidak.
"Media kan juga bisa kritis terhadap lembaga abal-abal ini, kadang media memberikan ruang dengan mengutip, membicarakan hasil survei yang tidak diketahui integritasnya," pungkas Philips.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.