Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 29/03/2023, 20:14 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad mengungkapkan bahwa ia sering menerima teror selama menjadi pengacara, aktivis, hingga orang nomor satu di lembaga antirasuah itu.

Saat menjadi pengacara dan aktivis di Makassar, suatu kali rumahnya dilempar kucing dengan kondisi leher terputus.

"Pernah rumah saya itu dilempar kucing yang putus lehernya. Pembantu saya yang dapat pas lagi bersih-bersih," ujar Abraham dalam acara GASPOL! Kompas.com yang ditayangkan pada Rabu (29/3/2023).

"Terus ada kertas pakai tulisan darah, ada tulisan 'Abraham, sebentar lagi kamu saya bunuh'. Itu pembantu saya yang dapat," kata dia lagi.

Baca juga: GASPOL! Hari Ini: Abraham Samad, Insiden Rumah Kaca, dan Tuduhan Sasar Anas

Oleh pembantunya, bangkai kucing dan kertas tersebut kemudian dibawa ke dalam rumah.

Anak Abraham Samad yang saat itu masih menginjak sekolah dasar (SD) pun ikut membaca tulisan di kertas tersebut.

"Anak saya tanya, 'kenapa papa saya mau dibunuh?'" kata Abraham.

Ancaman atau teror seperti menjadi makanan Abraham sehari-hari hingga ia terpilih menjadi Ketua KPK periode 2011-2015.

Abraham siap menerima ancaman dan teror lainnya saat menjadi ketua KPK, bahkan ia juga siap dikriminalisasi.

Sebab, ketua KPK periode sebelumnya, Antasari Azhar, juga dikriminalisasi dengan dituduh membunuh Direktur PT Putra Rajawali Bantaran, Nasrudin Zulkarnaen.

"Dari awal saya sudah siap. Karena kenapa sudah siap? Kita sudah pernah melihat bahwa pimpinan KPK sebelumnya Pak Antasari itu pernah dikriminalisasi," ujar Abraham.

"Jadi sudah ada bayangan bahwa suatu ketika kejadian yang menimpa Pak Antasari itu bisa saja menimpa kami. Jadi kami sudah hitung," tutur Abraham.

Bagi Abraham dan para petinggi KPK eranya, ancaman atau teror sudah seperti "sarapan pagi".

Baca juga: Anas Urbaningrum Tantang Eks Pimpinan KPK Abraham Samad dan BW Debat Terbuka

Saking seringnya ancaman atau teror itu bahkan menjadi imunitas tersendiri.

"Bagi komisioner KPK waktu di era saya itu ancaman itu sudah kayak sarapan pagi. Kenapa? Karena setiap hari ada," kata Abraham.

"Jadi sudah kayak orang sarapan karena saking seringnya. Jadi imun kita. Sudah kita cuekin saja," ucap dia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com