JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dinilai berpeluang menjadi calon wakil presiden (cawapres) pendamping Anies Baswedan pada Pemilu 2024.
Namun demikian, kans AHY tersebut diprediksi terganjal restu Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
"Harapan Demokrat itu tampaknya masih harus berhadapan dengan ganjalan berupa restu politik Surya Paloh," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam kepada Kompas.com, Rabu (29/3/2023).
Baca juga: Janji Anies Lanjutkan Program Jokowi: Diragukan PDI-P, Didukung Surya Paloh
Bagaimanapun, Nasdem merupakan partai pertama yang mendeklarasikan Anies sebagai calon presiden (capres). Oleh karenanya, meski keputusan ihwal calon RI-2 diserahkan ke Anies, suara Surya Paloh tetap mungkin dipertimbangkan.
Sementara, Surya Paloh diyakini tak akan rela seandainya AHY tampil sebagai cawapres. Sebab, jika demikian, Demokrat berpeluang mendapat limpahan elektoral atau coat-tail effect lebih besar ketimbang Nasdem.
Solusi atas persoalan tersebut, kata Umam, mempertimbangkan Anies sebagai kader Nasdem supaya proporsi elektoral Koalisi Perubahan terbagi secara merata.
"Anies sendiri juga harus berani dan menghitung ulang, agar mesin koalisi pendukungnya tidak gamang dalam melangkah," ujarnya.
Baca juga: Surya Paloh Pastikan Anies Baswedan Lanjutkan Pembangunan Era Jokowi jika Terpilih Jadi Presiden
Menurut Umam, dari sejumlah nama, AHY terbilang paling mumpuni menjadi calon RI-2. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu memenuhi sejumlah kriteria cawapres yang disyaratkan Anies.
Latar belakang AHY sebagai mantan perwira muda TNI dinilai memberi keuntungan tersendiri. Status tersebut bisa dikapitalisasi oleh Anies untuk menetralisir tudingan-tudingan narasi politik identitas yang selama ini lekat dengannya.
Jika Anies menginginkan sosok cawapres dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU), AHY terbilang dekat dengan komunitas Nahdliyyin, termasuk basis pemilih Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Selain itu, kata Umam, AHY juga relatif bersih dari catatan hukum yang mungkin dipolitisasi oleh pihak lawan.
Komposisi Anies-AHY dianggap mampu mengonsolidasikan basis pemilih muda hingga pemilih perempuan.
"Dan yang terpenting, lebih kuat merepresentasikan karakter perubahan seperti yang selama ini hendak digambarkan Nasdem, Demokrat, dan PKS," tuturnya.
Seandainya Anies tak memilih AHY, pimpinan partai bintang mercy itu diprediksi mencabut dukungan partainya dari Koalisi Perubahan.
Sebab, apabila dikalkulasi ulang, Demokrat tak akan mendapatkan coat-tail effect jika hanya memberikan dukungan ke Anies tanpa kadernya ditunjuk jadi calon RI-2.
Baca juga: Bertemu Surya Paloh, Prabowo: Kita Sepakat Ingin Suasana Damai
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.