Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2023, 07:09 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Transparency International Indonesia menemukan bahwa penanganan pandemi Covid-19 sejak 2020 di Indonesia lebih dominan pada pendekatan ekonomi dibandingkan pendekatan kesehatan masyarakat.

Dalam kajiannya, 'Kajian Pembelajaran Pandemi Covid-19', pendekatan ekonomi yang tidak diimbangi dengan pendekatan masyarakat ini sedikit banyak berpengaruh pada lonjakan kasus Covid-19 yang tidak terkontrol di dalam negeri.

Baca juga: Kemenkes Sebut Larangan Bukber ASN Bukan Karena Kasus Covid-19 Naik: Karena Pamer Gaya Hidup

Tim penulis kajian Amanda Tan mengatakan, adanya dominasi pendekatan ekonomi terlihat saat pembuat kebijakan lebih memilih menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) ketimbang karantina wilayah.

Hal ini kata dia, bertentangan dengan pasal 7,8, dan 9 UU Karantina Wilayah. Pasal 7 menyebutkan, setiap orang mempunyai hak memperoleh perlakuan yang sama dalam penyelenggaraan kekarantinaan kesehatan.

Sementara itu, pasal 8 berisi setiap orang mempunyai hak mendapatkan pelayanan kesehatan dasar sesuai kebutuhan medis, kebutuhan pangan, dan kebutuhan kehidupan sehari-hari lainnya selama karantina.

"Terjadi pemilihan PSBB ketimbang karantina wilayah. PSBB ini kemudian memberikan ruang yang banyak kepada pemerintah untuk menghidupkan sektor ekonomi dan bisnis untuk terus beroperasi selama Covid-19," kata Amanda Tan dalam acara peluncuran kajian di Tebet, Jakarta Selatan, Senin (27/3/2023).

Baca juga: Empat Lansia di Jakarta Meninggal Dunia akibat Covid-19 dalam Sepekan Terakhir

Amanda menyampaikan, dominasi pendekatan ekonomi juga tecermin ketika Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC-PEN) merupakan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto.

Wakil ketua KPC-PEN pun berasal dari menteri di bidang ekonomi, yakni Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Tak heran, fokus kebijakan pada pemulihan ekonomi nasional lebih mengarah pada pemilihan ekonomi. Hal ini juga terlihat ketika anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) banyak diarahkan untuk pemulihan ekonomi dan dukungan korporasi.

"Total anggaran PEN periode 2020-2022 mencapai Rp 1.645 triliun. Anggaran PEN untuk perekonomian seperti kluster sektoral dan pemda/program prioritas, insentif usaha, UMKM, dan pembiayaan korporasi adalah anggaran terbesar," tutur dia.

Amanda menyebut, kebijakan yang lebih mengarah pada pemulihan ekonomi membuat kasus Covid-19 di Tanah Air sulit dikontrol, sehingga terjadi lonjakan beberapa kali selama kurun waktu 3 tahun.

Pada Juli tahun 2021 misalnya, terjadi lonjakan varian Delta. Amanda mensinyalir, lonjakan ini terjadi usai libur Hari Raya Idul Fitri ketika mobilitas warga meningkat akibat mudik Lebaran.

"Di mana KPC-PEN mengeluarkan SE nomor 13/2021 yang memperbolehkan warga untuk mudik. Tapi kami melihat adanya celah mobilitas yang besar karena saat itu kita boleh mudik ketika kita mencantumkan beberapa prosedural tertentu," tutur Amanda.

Baca juga: Gesit Tangani Covid-19, RS PTFI Terima 2 Penghargaan PPKM Award 2023

"Ini pun menjadi salah satu catatan bahwa lonjakan delta pada 2021 dipicu oleh kebijakan itu sendiri," imbuhnya.

Di sisi lain, vaksin Covid-19 tidak aksesibel bagi mayoritas warga. Mekanisme 'jemput bola' dari pemerintah tidak berjalan sehingga warga harus secara mandiri melakukan roadshow ke beberapa sentra vaksinasi untuk mendapatkan vaksin.

Kemudian, terjadi ketidaksesuaian data calon penerima vaksinasi dengan kondisi sebenarnya yang dapat berdampak pada rusaknya vaksin dan pada pemborosan vaksin. Selanjutnya, merugikan anggaran negara.

"Ini ter-capture oleh teman-teman Lapor Covid-19 di mana warga kesulitan mendapatkan vaksin karena mereka ditolak terus. Ketika menginput data dan juga datang ke sentra vaksinasi terdekat, harus melakukan penginputan data kembali," jelas Amanda.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Prabowo Terima Kunjungan Kehormatan Menhan Qatar, Hadiahi Senapan Serbu Pindad

Prabowo Terima Kunjungan Kehormatan Menhan Qatar, Hadiahi Senapan Serbu Pindad

Nasional
Bantah Kabar Retaknya Hubungan Jokowi dan Megawati, Sekjen PDI-P: Sangat Baik, Bagai Ibu dan Anak

Bantah Kabar Retaknya Hubungan Jokowi dan Megawati, Sekjen PDI-P: Sangat Baik, Bagai Ibu dan Anak

Nasional
Survei Indikator: Erick Thohir Ungguli Bursa Cawapres setelah Timnas Indonesia Juara SEA Games

Survei Indikator: Erick Thohir Ungguli Bursa Cawapres setelah Timnas Indonesia Juara SEA Games

Nasional
Survei Indikator: Elektabilitas Anies Turun Sejak Juli 2022

Survei Indikator: Elektabilitas Anies Turun Sejak Juli 2022

Nasional
Kemenag Ingatkan Garuda Jemaah Haji Terlambat Berangkat Bisa Ganggu Tahapan Ibadah

Kemenag Ingatkan Garuda Jemaah Haji Terlambat Berangkat Bisa Ganggu Tahapan Ibadah

Nasional
Kemenag Minta Garuda Indonesia Taati Jadwal Penerbangan Jemaah Haji

Kemenag Minta Garuda Indonesia Taati Jadwal Penerbangan Jemaah Haji

Nasional
Hasil Rakernas Golkar: Airlangga Hartarto Tentukan Capres, Cawapres, dan Koalisi

Hasil Rakernas Golkar: Airlangga Hartarto Tentukan Capres, Cawapres, dan Koalisi

Nasional
Presiden Ucapkan Selamat Hari Waisak, Unggah Karikatur Biksu Thudong yang Disambut Ramah Warga

Presiden Ucapkan Selamat Hari Waisak, Unggah Karikatur Biksu Thudong yang Disambut Ramah Warga

Nasional
Ridwan Kamil Tunggu Arahan Golkar untuk Maju Pilgub DKI Jakarta

Ridwan Kamil Tunggu Arahan Golkar untuk Maju Pilgub DKI Jakarta

Nasional
Sekjen PDI-P Akui Erick Thohir Diusulkan PAN Jadi Cawapres Ganjar

Sekjen PDI-P Akui Erick Thohir Diusulkan PAN Jadi Cawapres Ganjar

Nasional
Sekjen PDI-P Klaim Komunikasi dengan Golkar Makin Intens

Sekjen PDI-P Klaim Komunikasi dengan Golkar Makin Intens

Nasional
Mochtar Pabottingi Meninggal Dunia, JK: Kita Semua Merasa Kehilangan

Mochtar Pabottingi Meninggal Dunia, JK: Kita Semua Merasa Kehilangan

Nasional
Nano Strategi, Cara Ganjar Bidik Suara Gen-Z di Pilpres 2024

Nano Strategi, Cara Ganjar Bidik Suara Gen-Z di Pilpres 2024

Nasional
Densus 88 Tangkap 3 Terduga Teroris di Banyuwangi, Tulungagung, dan Bima

Densus 88 Tangkap 3 Terduga Teroris di Banyuwangi, Tulungagung, dan Bima

Nasional
Ganjar: Bu Mega dan Pak Jokowi Bawa Pemikiran Politik Bung Karno

Ganjar: Bu Mega dan Pak Jokowi Bawa Pemikiran Politik Bung Karno

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com