JAKARTA, KOMPAS.com - Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) yang mengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres) resmi terbentuk pada Jumat (23/3/2023).
Pembentukan koalisi ini diumumkan oleh tim kecil KPP di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta.
Nota kesepakatan pembentukan koalisi pun telah ditandatangani oleh Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh, Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), serta Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu.
Salah satu poin dalam kesepakatan adalah menyerahkan pemilihan calon wakil presiden (cawapres) di tangan Anies.
Baca juga: Demokrat Ajak Parpol Lain Gabung Koalisi Perubahan: Untuk yang Masih Bingung Tentukan Arah
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menyatakan, deklarasi koalisi baru akan dilakukan setelah figur cawapres terpilih.
“Dalam hemat kami, kami akan melakukan deklarasi ketika sudah dwi tunggal (capres-cawapres terpilih),” ucap dia.
Dalam nota kesepakatan, tertuang pula 5 kriteria untuk menjadi cawapres Anies.
Pertama, berkontribusi dalam pemenangan, diwujudkan dengan tingkat elektabilitas yang tinggi dan tingkat kerentanan politik yang rendah.
Kedua, berkontribusi dalam memperkuat dan menjaga stabilitas koalisi. Ketiga, berkontribusi dalam pengelolaan pemerintahan yang efektif.
Keempat, memiliki visi yang sama dengan calon presiden.
Kelima, berkomitmen membangun kebersamaan sebagai dwi-tunggal.
Baca juga: Lewat Pantun, PKS Beri Sinyal Ajak Partai Golkar Gabung Koalisi Perubahan
Lantas siapa saja figur yang berpotensi untuk menjadi cawapres Anies?
Sejak masa penjajakan, Partai Demokrat terus mendorong agar AHY menjadi cawapres Anies.
Keduanya pun mengaku telah memiliki kedekatan sejak lama.
AHY menceritakan, ia mengenal Anies sejak masih menjabat sebagai rektor di Universitas Paramadina.
Dibandingkan Surya Paloh, dan Ahmad Syaikhu, anak sulung Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu nampak lebih sering bertemu Anies.
Kompas.com mencatat, sejak Februari hingga Maret, AHY sudah empat kali mengadakan pertemuan dengan mantan Gubernur DKI Jakarta itu.
Pertama, bersama tim kecil KPP di Kantor DPP Partai Demokrat, 2 Februari 2022. Berlanjut saat sama-sama menyaksikan konser Dewa 19 di Jakarta International Stadium (JIS), 4 Februari 2023.
Baca juga: Siapa Paling Memenuhi 5 Kriteria Cawapres Anies? Pengamat: AHY, tapi...
Lalu, Anies kembali mendatangi markas Demokrat pada 1 Maret 2023.
Keduanya juga makan siang bersama sebelum bulan Ramadhan di Pendopo Anies, Lebak Bulus, Jakarta, pada 21 Maret 2023.
Saat menghadiri acara buka puasa bersama di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Sabtu (25/3/2023) malam keduanya pun duduk bersebelahan.
Anies mengaku hubungan dengan AHY kian dekat.
“Kalau bicara dekat, ya memang dari dulu juga dekat. Jadi ya memang begini adanya, dari dulu dekat, betul Mas Agus? Insya Allah kita selalu dekat di hati,” ujar Anies.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa disebut-sebut sebagai salah satu kandidat cawapres Anies.
Ketua DPP Nasdem Sugeng Suparwoto mengaku pihaknya berkomunikasi dengan Khofifah.
"Ibu Khofifah adalah salah satu dari sekian tokoh yang memang juga kita berkomunikasi," ucap Sugeng di Sekretariat Perubahan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Jumat dikutip dari Tribunnews.com.
Pernyataan Sugeng itu nampaknya diperkuat oleh statemen perwakilan Anies dalam KPP, Sudirman Said.
Ia menuturkan tokoh Nahdlatul Ulama (NU) layak dipertimbangkan sebagai pendamping Anies.
Baca juga: Erick Thohir Jadi Cawapres Favorit Versi Indo Barometer, Diikuti Khofifah dan Cak Imin
Adapun Khofifah merupakan Ketua Umum dari Muslimat NU.
Namun, Sudirman menyatakan, penunjukan cawapres tetap memperhatikan 5 kriteria dalam nota kesepakatan, dan latar belakang figur tersebut.
“Itu kita timbang semuanya, dan mencari yang terbaik, mendengar masyarakat. Insya Allah waktunya masih cukup,” kata dia.
Nama mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan diusulkan oleh PKS untuk menjadi pendamping Anies.
Alasannya, Aher dan Anies sama-sama pernah menjabat sebagai gubernur.
Anies menjadi Gubernur DKI Jakarta sejak 2017-2022, sedangkan Aher menjabat sebagai Gubernur Jawa Barat selama dua periode yaitu 2008-2018.
Juru Bicara PKS M Kholid sempat menyatakan bahwa Aher menjadi kandidat cawapres dari PKS yang diprioritaskan untuk dibahas dalam koalisi pengusung Anies.
Wacana untuk kembali memasangkan Anies dengan Sandiaga Uno dimunculkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKS Aboe Bakar Alhabsyi, 23 Februari 2023.
Bahkan, Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera mengaku amat bersyukur jika duet dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta 2017 itu bisa kembali pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
“Banyak suara menduetkan Anies-Sandi. Kalau itu terwujud saya sujud syukur,” ujar Mardani pada Kompas.com, Senin (6/3/2023).
Terbaru, sinyal untuk menduetkan keduanya nampak menguat pasca pernyataan Syaikhu saat mengunjungi Agro Eduwisata Wira Tani, Desa Tegalsawah, Kecamatan Karawang Timur, Karawang, Jawa Barat, Minggu (26/3/2023).
Ia mengungkapkan, Sandi layak menjadi salah satu pemimpin bangsa.
"Jadi mudah-mudahan bertemu dengan takdir. Memang saya sejak 2021, sudah saya sampaikan berpeluang besar Pak Sandi jadi tokoh pimpinan nasional ke depan," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.