Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PPTI: Penderita Diabetes Punya Risiko 3 Kali Lebih Besar Sakit TBC Usai Terinfeksi

Kompas.com - 24/03/2023, 15:51 WIB
Fika Nurul Ulya,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penderita diabetes yang sudah terinfeksi tuberkulosis memiliki kemungkinan 3 kali lebih besar memiliki penyakit tuberkulosis. Potensi ini jauh lebih besar dibanding dengan orang yang sudah terinfeksi namun tidak memiliki penyakit komorbid.

Dokter spesialis paru dan Pokja Infeksi Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), Tutik Kusmiati mengatakan, orang tanpa komorbid atau orang dengan kondisi tubuh normal, hanya memiliki 5-10 persen menderita tuberkulosis setelah terinfeksi.

"Berbeda halnya dengan mereka yang diabetes, kemungkinannya jauh lebih besar dibandingkan mereka yang tidak ada komorbid. Untuk diabet, 3 kali lebih besar risikonya untuk mereka yang sudah terinfeksi menjadi sakit TB," kata Tutik dalam diskusi media secara daring, Jumat (24/3/2023).

Baca juga: Ketahui Manfaat Ibadah Puasa untuk Penderita Diabetes menurut Ahli

Namun, risiko terbesar ada pada penderita HIV yang tidak dalam pengobatan. Menurut Tutik, penderita HIV ini memiliki risiko hingga 7-10 persen per tahun menjadi penderita tuberkulosis setelah terinfeksi bakteri tersebut.

"Jadi sekitar 7-10 persen per tahun risiko pasien HIV ini yang sudah terinfeksi akan menjadi sakit TB," ucap Tutik.

Adapun saat ini, Indonesia menjadi satu dari delapan negara dengan penyumbang TB terbesar di dunia.

Berdasarkan data Global Tuberculosis Report tahun 2022, Indonesia berada pada peringkat kedua setelah India dengan presentase 9,2 persen. Sedangkan India menduduki peringkat pertama sebesar 28 persen.

Di bawah Indonesia, ada China dengan persentase 7,4 persen, Filipina 7 persen, Pakistan 5,8 persen, Nigeria 4,4 persen, Bangladesh 3,6 persen, dan Kongo 2,8 persen.

"Tidak hanya TB yang biasa. TB HIV maupun TB MDR Indonesia juga menduduki cukup besar kontribusinya untuk insiden kasus-kasus ini," tutur Tutik.

Baca juga: 8 Perubahan Gaya Hidup untuk Kontrol Gula Darah bagi Penderita Diabetes

Adapun pada tahun 2035, Indonesia menargetkan mampu menurunkan penyakit ini sampai 90 persen. Caranya dengan mengobati pasien TB aktif dan TB laten.

Penderita TB laten tidak memiliki gejala sehingga seperti orang sehat. Lalu, foto toraks normal, hasil pemeriksaan mikrobiologi negatif, namun uji IGRA atau tuberculinnya positif. Penderita TB laten tidak dapat menular, namun perlu terapi pencegahan pada kondisi tertentu agar tidak menjadi TB aktif.

"Dengan TB laten dan TB aktif kita obati bersama, cita-cita kita untuk mengakhiri TB menurun 90 persen tahun 2035 insya Allah akan tercapai," jelas Tutik.

Sebagai informasi, TBC adalah penyakit infeksi yang menular disebabkan oleh mikro bakteri tuberkulosis melalui droplet yang ukurannya sangat kecil. Hal ini membuat bakterinya bisa mencapai paru-paru bagian bawah (kantong udara atau alveoli).

Pasien tuberkulosis positif bisa menginfeksi 10-15 orang di sekitarnya. Di antara mereka, 5-10 persen akan berkembang menjadi sakit TB yang aktif. Kemudian, 90-95 persen akan berkembang menjadi TB laten.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 27 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com