JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia dan Singapura mulai melaksanakan Patroli Terkoordinasi Indonesia-Singapura-23 (Patkor Indosin-23) setelah beberapa tahun vakum.
Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) TNI Laksamana Muhammad Ali dan Chief of Navy Republic of Singapore Navy Rear Admiral Sean Wat secara simbolis melepas KRI Surik-645 di Dermaga Changi, Singapura, pada Jumat (17/3/2023), sebagai tanda dimulainya patkor.
Dalam patkor tahun ini, TNI Angkatan Laut (AL) mengerahkan tiga kapal perang Republik Indonesia (KRI) dari Koarmada I, yakni KRI Golok-688, KRI Surik-645, dan KRI Sigalu-857.
Baca juga: TNI AL Gelar Operasi Siaga Jaga Baruna di Perbatasan dengan Timor Leste dan Australia
Operasi Patkor Indosin merupakan kerja sama antara Indonesia dan Singapura sebagai negara pantai dalam mengamankan jalur pelayaran Selat Singapura dan Selat Philips.
Dalam sejarahnya, Indonesia dan sejumlah negara tetangga telah bekerja sama melaksanakan patkor atau operasi untuk mengamankan kedaulatan laut di perbatasan.
Dikutip dari jurnal berjudul “Optimalisasi Pengamanan Laut Guna Penegakan Kedaulatan dan Hukum” terbitan Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), patroli tersebut melibatkan unsur TNI AL dan Angkatan Laut negara tetangga serta instansi terkait lainnya dengan pola operasi di wilayah laut yurisdiksi nasionalnya masing-masing dengan saling tukar informasi (information sharing).
Adapun maksud dan tujuan dilaksanakannya kerja sama itu untuk mengamankan wilayah perairan terhadap bahaya navigasi dan ancaman tindak kejahatan di laut berupa perompakan, pembajakan, dan penyelundupan.
Berikut daftar patkor yang libatkan KRI dan negara perbatasan:
1. Patkor Indindo (India-lndonesia) selama 60 hari, di Selat Malaka perbatasan Indonesia dan India
Baca juga: Indonesia-Singapura Mulai Patkor Indosin-23, TNI AL Kerahkan 3 Kapal Perang
2. Patkor Malindo (Malaysia-Indonesia) selama 60 hari, di Selat Malaka.
3. Patkor Optima Malindo (Operasi Tindak Maritim Malaysia-Indonesia) selama 60 hari, di Selat Malaka.
4. Patkor Indosin (Indonesia-Singapura) selama 240 hari di Selat Singapura.
5. Patkor MSSP (Malacca Street Ships Patrol) antara Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand, di Selat Malaka.
6. Kerja sama dengan Filipina, Brunei, dan Australia. Contohnya, Operasi Siaga Jaga Baruna
Baca juga: Antisipasi Perang Modern, TNI AL Bangun Konsep “Network Centric Warfare”
Dalam keterangan terpisah, KSAL Laksamana Muhammad Ali mengatakan bahwa permasalahan keamanan perbatasan di laut harus bekerja sama dengan negara tetangga.
“Untuk menghadapi masalah keamanan di perbatasan laut, kita tidak bisa sendiri, apalagi dengan negara yang berbatasan,” kata Ali.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.