Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/03/2023, 10:04 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Komando Pasukan Khusus (Kopassus) berisi prajurit elite TNI Angkatan Darat yang tangguh dan terlatih.

Ketangguhan mereka tak bisa lepas dari kerja keras dalam menjalani pendidikan dan pelatihan.

Bagi prajurit TNI Angkatan Darat yang ingin bergabung dengan Korps Baret Merah, mereka harus menjalani seleksi awal dan sejumlah tahapan pendidikan yang menguras fisik dan mental.

Berikut tahapan pendidikan untuk menjadi prajurit Kopassus:

1. Seleksi awal

Dikutip dari buku "Kopassus untuk Indonesia, Profesionalisme Prajurit Kopassus" karya Iwan Santosa dan E.A Natanegara, tahap awal yang mesti dilalui adalah seleksi awal sebelum mengikuti pendidikan.

Salah satu syaratnya adalah calon prajurit Kopassus haruslah prajurit TNI Angkatan Darat aktif dengan masa penugasan minimal empat tahun dan sudah pernah dikirim dalam tugas operasi.

Mereka akan diseleksi secara ketat mulai dari postur tubuh, kesehatan, fisik, wawasan kebangsaan, kesetiaan kepada NKRI, serta tes akademis dan psikologi.

Syarat lain adalah calon peserta didik sedang tidak berurusan dengan kasus hukum serta mendapat rekomendasi dari komandan satuan di kesatuannya masing-masing.

2. Pendidikan Para Dasar dan Pra-Dikko

Setelah dipastikan lolos seleksi awal, peserta didik menjalani tahapan berikutnya yakni Pendidikan Para Dasar dan Pra-Pendidikan Komando (Pra-Dikko).

Peserta didik akan menempuh pendidikan ini selama dua bulan di Batujajar, Bandung, Jawa Barat, sebelum mengikuti Pendidikan Komando.

Pada tahap ini, peserta didik mendapatkan pembekalan dasar seperti menembak, teknik dan taktik tempur, dan lain-lain.

3. Pendidikan Komando

Sebanyak 149 prajurit TNI baru saja menyandang baret merah Komando Pasukan Khusus (Kopasuss) usai menjalani pendidikan komando selama tujuh bulan.(Penerangan Kopassus) Sebanyak 149 prajurit TNI baru saja menyandang baret merah Komando Pasukan Khusus (Kopasuss) usai menjalani pendidikan komando selama tujuh bulan.
Selanjutnya, peserta didik menempuh Pendidikan Komando selama tujuh bulan. Pendidikan ini menuntut ketahanan fisik dan mental. Tes psikologi pun dilakukan selama proses latihan dengan bobot nilai cukup besar.

Latihan ini dimulai dengan tahap hutan-gunung, di mana peserta didik akan berlatih teknik dan taktik pertempuran hutan hingga kemampuan survival.

Tahap ini ditutup dengan long march dari Bandung ke Cilacap, Jawa Tengah.

Setelah melewati tahap hutan-gunung, peserta didik menjalani tahap rawa-laut di Cilacap.

Tahap ini menjadi tantangan terberat bagi setiap peserta didik karena mesti menjalani infiltrasi melalui rawa-laut, simulasi pertempuran, simulasi pelolosan dari kamp tawanan, termasuk berenang ke Nusa Kambangan.

Pelatihan ini akan ditutup dengan pelantikan sebagai prajurit Komando di Pantai Permisan dan berhak disematkan brevet Komando, mengenakan brevet merah, dan mendapat sebilah pisau Komando.

4. Pendidikan Spesialisasi Dasar

Bagi prajurit yang sudah menyandang brevet Komando akan ditempatkan di Grup 1 Kopassus yang merupakan satuan Para Komando.

Tes psikologis yang dijalankan selama pendidikan akan menjadi rujukan terhadap minat dan kemampuan prajurit untuk mengambil materi spesialisasi dasar.

Adapun materi spesialisasi dasar tersebut meliputi, tembak runduk, pendaki serbu, zeni demolisi, peralatan, perhubungan, dan kesehatan.

5. Pendidikan Spesialisasi Lanjutan

Masih dikutip dari buku yang sama, selanjutnya prajurit akan menjalankan pelatihan pertempuran hutan selama satu setengah bulan.

Setelah mengantongi brevet pertempuran hutan, prajurit akan kembali ke kesatuannya di Grup 1 Kopassus dan siap melaksanakan tugas operasi.

Berikutnya, lewat rangkaian tes psikologis, prajurit akan mengikuti pendidikan spesialisasi lanjutan dan pengembangan spesifik kemampuan sandi yudha dan penanggulan teror.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Tanggal 30 Mei Memperingati Hari Apa?

Tanggal 30 Mei Memperingati Hari Apa?

Nasional
Ganjar Berduka atas Wafatnya Mantan Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana

Ganjar Berduka atas Wafatnya Mantan Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana

Nasional
1.899 Jemaah Haji Miqat di Bir Ali 1 Juni 2023 dan Geser ke Makkah

1.899 Jemaah Haji Miqat di Bir Ali 1 Juni 2023 dan Geser ke Makkah

Nasional
MAKI Nilai Putusan MK soal Penambahan Masa Jabatan Pimpinan KPK Berlaku untuk Periode Berikutnya

MAKI Nilai Putusan MK soal Penambahan Masa Jabatan Pimpinan KPK Berlaku untuk Periode Berikutnya

Nasional
PDI-P Diingatkan Jangan Sombong: Meskipun Kamu Gede, Belum Tentu Kamu Segede Itu Lagi

PDI-P Diingatkan Jangan Sombong: Meskipun Kamu Gede, Belum Tentu Kamu Segede Itu Lagi

Nasional
Pengamat Kritik MK, Seharusnya Tak Ikut Tentukan Masa Jabatan Pejabat Publik

Pengamat Kritik MK, Seharusnya Tak Ikut Tentukan Masa Jabatan Pejabat Publik

Nasional
Kemenkes Kirim 107 Ton Obat dan perbekalan Kesehatan Jemaah Haji

Kemenkes Kirim 107 Ton Obat dan perbekalan Kesehatan Jemaah Haji

Nasional
Megawati Dinilai Realistis Pilih Ganjar Pranowo Jadi Capres Dibanding Puan Maharani

Megawati Dinilai Realistis Pilih Ganjar Pranowo Jadi Capres Dibanding Puan Maharani

Nasional
Sowan ke Ulama Banten, Ganjar Diminta Duduk di Tempat Bekas Jokowi

Sowan ke Ulama Banten, Ganjar Diminta Duduk di Tempat Bekas Jokowi

Nasional
Helikopter TNI AD Jatuh di Bandung, Lima Kru Terluka

Helikopter TNI AD Jatuh di Bandung, Lima Kru Terluka

Nasional
Pengamat: Jabatan Firli Diperpanjang MK, Capim KPK Selanjutnya Tetap Dipilih Jokowi

Pengamat: Jabatan Firli Diperpanjang MK, Capim KPK Selanjutnya Tetap Dipilih Jokowi

Nasional
Mengaku Sering Temui Jokowi, Ganjar: Beliau Mentor Saya

Mengaku Sering Temui Jokowi, Ganjar: Beliau Mentor Saya

Nasional
Hadiri Soda Fest di Sleman, Giring Ganesha Optimistis PSI Bisa Jadi Kuda Hitam di Pemilu 2024

Hadiri Soda Fest di Sleman, Giring Ganesha Optimistis PSI Bisa Jadi Kuda Hitam di Pemilu 2024

Nasional
Gus Imin Usulkan Dana Desa Ditambah Jadi Rp 5 Miliar per Tahun

Gus Imin Usulkan Dana Desa Ditambah Jadi Rp 5 Miliar per Tahun

Nasional
RUU Kesehatan Jadi Langkah komprehensif Pemerintah Mereformasi Sektor Kesehatan

RUU Kesehatan Jadi Langkah komprehensif Pemerintah Mereformasi Sektor Kesehatan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com