Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mantan Kepala PPATK Nilai Ada Dua Faktor yang Bikin KPK Belum Usut TPPU Rafael Alun

Kompas.com - 16/03/2023, 11:48 WIB
Ardito Ramadhan,
Sabrina Asril

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mantan Kepala Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) Yunus Husein menilai, ada dua faktor yang membuat Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) belum mengusut dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) eks pejabat pajak Rafael Alun Trisambodo.

Menurut Yunus, faktor pertama adalah pola kepemimpinan KPK yang kolektif kolegial sehingga bisa saja pimpinan KPK belum satu suara untuk mengusut kasus TPPU Rafael.

"Kan mereka pimpinannya kolektif kolegial, seringkali semuanya harus setuju kan, enggak boleh ada yang enggak setuju, it takes time," kata Yunus dalam acara Gaspol! Kompas.com, Selasa (14/3/2023).

Faktor kedua, lanjut Yunus, KPK bisa saja menganggap laporan hasil analisis (LHA) PPATK sebagai bahan pengaduan masyarakat yang masih mentah.

Baca juga: Lingkaran Setan di Ditjen Pajak Diungkap Yunus Husein: Kongkalikong Pegawai, Eks Pegawai, hingga Pengadilan Pajak

Padahal, menurut dia, LHA PPTK merupakan dokumen yang hampir matang karena penyusunannya melibatkan analis yang terdidik dan terlatih serta diperkaya oleh informasi dari berbagai pihak.

Ibarat pemain sepak bola, kata Yunus, PPATK adalah seorang gelandang yang bertugas mengirimkan umpan kepada penyidik KPK, Kepolisian dan Kejaksaan selaku striker atau penyerang.

"Umpannya bisa bagus, bisa enggak, tapi kalau umpan bagus kan harusnya enggak usah banyak gocek-gocek langsung gol," kata Yunus.

"(Kecuali) banyak goreng-goreng taunya masuk angin, repotnya itu," imbuh dia.

Yunus melanjutkan, gaya hidup mewah yang dipamerkan oleh keluarga Rafael semestinya bisa menjadi pintu masuk bagi penyidik untuk menemukan dugaan tindak pidana korupsi melalui lifestyle analysis.

"Mumpung dia flexing, mengaku, misalnya dia ketahuan dia mewah benar tasnya ratusan juta, mobilnya ratusan juta, jalannya ke mana-mana ke luar negeri, jadi suatu pengakuan dan petunjuk bahwa ada sumber yang tidak sah," kata dia.

Ia menuturkan, analisis gaya hidup pernah digunakan untuk membongkar praktik spionase seorang mata-mata Rusia bernama Aldrich Ames yang menyusup ke lembaga intelijen Amerika Serikat.

Baca juga: GASPOL! Hari Ini: Eks Ketua PPATK Bongkar 30 Orang Geng Lama Rafael Alun di Ditjen Pajak

Ketika itu, pihak Amerika Serikat menelusuri asal-usul kekayaan Ames yang diakui berasal dari mertuanya, tetapi tidak terbukti.

"Dari lifestyle dia terungkap, dia sebenarnnya double agent, diproses dihukum seumur hidup karena pengkhianatan. Ini contoh lifestyle analysis bisa membongkar kasus yang berat sekali seperti itu," ujar Yunus.

Kekayaan Rafael disorot setelah salah satu anaknya, Mario Dandy Satrio (20), menjadi tersangka penganiayaan terhadap D (17).

Baca juga: Rafael Alun Trisambodo Disebut sebagai Anggota Geng Lama di Ditjen Pajak yang Masih Beraksi

Gaya hidup Mario kemudian menjadi sorotan karena dia kerap memamerkan sejumlah kendaraan mewah seperti mobil dan sepeda motor besar.

Selang beberapa waktu kemudian, Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD mengatakan bahwa Rafael terendus melakukan transaksi "yang agak aneh".

Kepala PPATK Ivan Yustiavandana menduga Rafael menggunakan nominee atau orang lain untuk membuka rekening dan melakukan transaksi.

PPATK pun telah mengirimkan hasil analisis transaksi mencurigakan Rafael ke KPK sejak 2012.

“Signifikan tidak sesuai profile yang bersangkutan dan menggunakan pihak-pihak yang patut diduga sebagai nominee atau perantaranya,” kata Ivan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi di Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Saat Sengketa Pilpres di MK Jadi Panggung bagi Anak Yusril, Otto, Maqdir, dan Henry Yoso...

Nasional
Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Pemerintah Kembali Banding di WTO, Jokowi: Saya Yakin Kita Mungkin Kalah Lagi, tapi...

Nasional
Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Menteri ESDM Pastikan Divestasi Saham PT Freeport Akan Sepaket dengan Perpanjangan Kontrak Hingga 2061

Nasional
Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Kata Bahlil Usai Terseret dalam Sidang MK Imbas Dampingi Gibran Kampanye di Papua

Nasional
[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

[POPULER NASIONAL] Gugatan Anies dan Ganjar Tak Mustahil Dikabulkan | Harvey Moeis Tersangka Korupsi

Nasional
Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Jaksa KPK Diduga Peras Saksi Rp 3 Miliar

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com