Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
KILAS

BPH Migas dan PGN Tinjau Langsung Pembangunan Jargas di Sleman

Kompas.com - 10/03/2023, 17:01 WIB
Fransisca Andeska Gladiaventa,
A P Sari

Tim Redaksi

KOMPAS.com – Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) bersama PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) sebagai Subholding gas PT Pertamina (Persero) meninjau pembangunan jaringan gas bumi (jargas) untuk rumah tangga dan pelanggan kecil di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Pembangunan jargas di Kabupaten Sleman menjadi salah satu program andalan pemerintah selama masa transisi energi saat ini.

Untuk diketahui, PGN tengah mencanangkan 12.900 sambungan rumah (SR) yang akan dilakukan secara bertahap menggunakan investasi internal PGN. 

Pemasangan tersebut dimulai dari Desa Caturtunggal Kabupaten Sleman dan Kecamatan Gondokusuman Kota Yogyakarta. Selain itu, PGN juga akan melakukan captive market di sektor komersial dan industri.

Dalam penyediaan compressed natural gas (CNG) untuk Kabupaten Sleman, PGN bersinergi bersama subholding gas grup dengan estimasi kebutuhan sekitar 0,44 british thermal unit per day (BBTUD).

Baca juga: Monitoring Pembangunan Jargas, BPH Migas Kunjungi PGN SOR III Area Semarang

Kepala BPH Migas Erika Retnowati mengatakan, BPH Migas terus berupaya sesuai dengan tugas dan fungsi dalam menetapkan tarif jargas nantinya yang mendekati nilai keekonomian masyarakat.

“Hadirnya PGN untuk keberlanjutan pembangunan jargas selanjutnya. Maka dari itu, kami terus mendorong PGN untuk memperbanyak pelanggan untuk memperluas jargas,” ungkap Erika ditemui usai kunjungan ke salah satu calon pelanggan jargas di Sleman, Jumat (10/3/2023).

Erika menjelaskan, Yogyakarta belum memiliki pipa jargas, sehingga memerlukan sumber CNG dari Jawa Tengah (DIY).

“(Pipa) ini sama saja dan paling penting gas bumi dapat segera dimanfaatkan untuk jargas sehubungan dengan program transisi energi melalui pemanfaatan energi bersih. Dengan demikian, edukasi juga harus didorong di masyarakat untuk menggunakan energi bersih,” ujar Erika dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com, Jumat.

Baca juga: Siapkan Transisi Energi, PGN Gandeng 3 Perusahaan Jepang dan PTPN Garap Proyek Biomethane

Komite BPH Migas Wahyudi Anas menjelaskan, ada dua skema terkait alokasi pasokan gas untuk jargas di wilayah Yogyakarta.

Pertama, dengan menggunakan CNG yang diolah dari gas sumur yang ada di wilayah sekitar Jateng. Kedua, sumber pasokan CNG juga dapat diangkut dari stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) untuk disalurkan ke wilayah Jateng bagian selatan.

“Jadi terdapat dua sumber CNG untuk memastikan keandalan gas agar tidak terganggu,” ujar Wahyudi.

General Manager PGN Sales and Operation Regional III (SOR III) Edi Armawiria mengatakan, dalam pengembangan jargas di Yogyakarta, PGN menggunakan infrastruktur seperti pipa polyethylene (PE) diameter 90 milimeter (mm), pipa PE diameter 63 mm, pressure reducing system (PRS), dan regulating station (RS), serta pipa untuk menyambungkan ke rumah dan kompor pelanggan.

“Pembangunan infrastruktur gas bumi di Yogyakarta sudah berjalan seperti pemasangan pipa distribusi kurang lebih 75,62 kilometer (km) dan pembangunan dilakukan dalam tujuh sektor. Sejauh ini, di beberapa sektor sudah ada yang tersambung ke rumah-rumah warga dan siap untuk gas in,” ujar Edi.

Baca juga: BPH Migas Gelar Sosialisasi Subsidi Tepat My Pertamina Saat CFD di Jakarta

Edi menjelaskan, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta menjadi dua daerah pionir untuk pembangunan jargas yang dapat menjadi stimulus perkembangan ekonomi masyarakat hingga industri kecil di Jawa bagian selatan.

Halaman:


Terkini Lainnya

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Wakil Ketua KPK Dinilai Punya Motif Buruk Laporkan Anggota Dewas

Nasional
Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Jokowi Ungkap Kematian akibat Stroke, Jantung dan Kanker di RI Capai Ratusan Ribu Kasus Per Tahun

Nasional
Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Temui Jokowi, Prabowo dan Gibran Tinggalkan Istana Setelah 2 Jam

Nasional
AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

AJI Nilai Sejumlah Pasal dalam Draf Revisi UU Penyiaran Ancam Kebebasan Pers

Nasional
Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Ketua KPK Sebut Langkah Nurul Ghufron Laporkan Anggota Dewas Sikap Pribadi

Nasional
Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Daftar Hari Besar Nasional dan Internasional Mei 2024

Nasional
AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

AHY Wanti-wanti Pembentukan Koalisi Jangan Hanya Besar Namun Keropos

Nasional
Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Prabowo Presiden Terpilih, AHY: Kami Imbau Semua Terima Hasil, Semangat Rekonsiliasi

Nasional
Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Prabowo: Jangan Jadi Pemimpin kalau Tak Kuat Diserang, Duduk di Rumah Nonton TV Saja

Nasional
Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Dewas Akan Sidangkan Dugaan Pelanggaran Etik Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron 2 Mei

Nasional
Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Prabowo-Gibran Tiba di Istana untuk Bertemu Jokowi

Nasional
AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum 'Clear', Masih Dihuni Warga

AHY Sebut Lahan 2.086 Hektare di IKN Belum "Clear", Masih Dihuni Warga

Nasional
Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Tak Persoalkan PKB Ingin Kerja Sama dengan Prabowo, PKS: Kita Enggak Jauh-jauh

Nasional
Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Bapanas Prediksi Harga Bawang Merah Normal 30-40 Hari ke Depan

Nasional
PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

PKS Jajaki Komunikasi dengan Prabowo

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com