Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 06/03/2023, 17:10 WIB
Tatang Guritno,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Analis Komunikasi Politik Anies, Hendri Satrio atau Hensat mengaku tak tahu siapa figur calon wakil presiden (cawapres) yang akan dipilih oleh mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurutnya, saat ini ada banyak nama yang diusulkan, termasuk Sandiaga Uno. Tetapi, Anies belum mengambil keputusan.

“Memang dari partai-partai politik diberi kebebasan untuk mengajukan nama, nanti yang memilih adalah Mas Anies Baswedan,” kata Hensat dihubungi Kompas.com, Senin (6/3/2023).

Ia mengatakan, Anies saat ini baru fokus untuk mencari cawapres berdasarkan lima kriteria yang telah ditentukan.

Baca juga: Dijodohkan PKS Dampingi Anies di Pilpres 2024, Sandiaga: Kami Sekarang Berbeda Tugas

Oleh karenanya, menurut Hensat, proses pencarian tersebut tidak fokus pada nama figur.

“Jadi, yang pertama dipertimbangkan adalah kriteria-kriteria yang sudah disampaikan Anies Baswedan,” ujarnya.

Lima kriteria itu adalah membantu elektoral atau pemenangan; memperkuat Koalisi Perubahan; membantu kinerja di pemerintahan kelak; setia di garis perubahan; serta memiliki kecocokan atau chemistry.

Hensat mengungkapkan, hanya Anies sendiri yang memahami siapa figur cawapres yang akan ditunjuk.

“Dari kelima kriteria itu jangankan saya, mungkin istrinya Pak Anies juga menunggu tuh kira-kira siapa orang yang akan dipilih Anies Baswedan sebagai cawapres,” katanya.

Baca juga: Tim Anies Sebut Belum Tentukan Figur Cawapres, Termasuk Sandiaga Uno

Untuk diketahui, nama Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno mencuat belakangan ini untuk menjadi cawapres Anies

Hal itu tak lepas dari usulan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk kembali menjagokan Anies-Sandi pada Pilpres 2024.

Sandiaga pun terkesan tak menutup diri atas usulan itu. Walau, ia menyebut sudah berbeda tugas dengan Anies dan menyerahkan keputusan pada partai politik.

Namun, di sisi lain, Ketua Badan Pemenangan Pemilu Partai Demokrat Andi Arief mengungkapkan pihaknya tak sepakat tentang wacana tersebut.

Andi Arief mengatakan, Demokrat sejak awal ingin figur cawapres merepresentasikan semangat perubahan.

“Kalau Pak Sandiaga Uno kan bukan tokoh perubahan, tapi tokoh kolaborator kan,” kata Andi pada Kompas.com, Senin.

Baca juga: Demokrat Tutup Pintu untuk Sandi Jadi Cawapres Anies pada Pemilu 2024

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Polri Ungkap Akan Ada Tersangka Baru di Kasus Mafia Bola Liga 2, Bakal Jerat Klub?

Polri Ungkap Akan Ada Tersangka Baru di Kasus Mafia Bola Liga 2, Bakal Jerat Klub?

Nasional
Luhut: Amdal Rempang Eco City Masih Proses, Enggak Ada Masalah

Luhut: Amdal Rempang Eco City Masih Proses, Enggak Ada Masalah

Nasional
Kemendagri Siapkan Sanksi untuk Pemda yang Tak Anggarkan Dana Pilkada 2024

Kemendagri Siapkan Sanksi untuk Pemda yang Tak Anggarkan Dana Pilkada 2024

Nasional
3 Pesawat Super Hercules Terbaru Milik TNI AU Bakal Ikut 'Flypast' HUT Ke-78 TNI

3 Pesawat Super Hercules Terbaru Milik TNI AU Bakal Ikut "Flypast" HUT Ke-78 TNI

Nasional
Luhut Sebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung Akan 'Soft Launching' Senin Depan

Luhut Sebut Kereta Cepat Jakarta-Bandung Akan "Soft Launching" Senin Depan

Nasional
Soal Cawapres Ganjar, Hasto PDI-P: Tunggu Tanggal Mainnya dari Bu Mega

Soal Cawapres Ganjar, Hasto PDI-P: Tunggu Tanggal Mainnya dari Bu Mega

Nasional
Kasus Korupsi BTS 4G, Kejagung Dalami Aliran Uang Rp70 M ke Komisi I DPR

Kasus Korupsi BTS 4G, Kejagung Dalami Aliran Uang Rp70 M ke Komisi I DPR

Nasional
Cerita Ganjar Dibisiki Jokowi Saat Serius Simak Pidato Megawati

Cerita Ganjar Dibisiki Jokowi Saat Serius Simak Pidato Megawati

Nasional
PDI-P Klaim Tema Kedaulatan Pangan di Rakernas Bukan untuk Sindir Mentan SYL

PDI-P Klaim Tema Kedaulatan Pangan di Rakernas Bukan untuk Sindir Mentan SYL

Nasional
Kapolri Naikkan Pangkat Empat Pati, Panca Putra Simanjuntak Resmi Jadi Komjen

Kapolri Naikkan Pangkat Empat Pati, Panca Putra Simanjuntak Resmi Jadi Komjen

Nasional
Jokowi Bisiki Ganjar soal Kedaulatan Pangan, PDI-P: Ini Kode Keras

Jokowi Bisiki Ganjar soal Kedaulatan Pangan, PDI-P: Ini Kode Keras

Nasional
Puan Temui Hendropriyono, PDI-P Dinilai Rapatkan Barisan Tokoh Pendukung Ganjar

Puan Temui Hendropriyono, PDI-P Dinilai Rapatkan Barisan Tokoh Pendukung Ganjar

Nasional
Ungkap Isi Pertemuan dengan CEO TikTok, Luhut: Jangan Dagang di Medsos

Ungkap Isi Pertemuan dengan CEO TikTok, Luhut: Jangan Dagang di Medsos

Nasional
KPK Sudah Tetapkan Tersangka Korupsi di Kementan, tetapi Belum Buka Identitasnya

KPK Sudah Tetapkan Tersangka Korupsi di Kementan, tetapi Belum Buka Identitasnya

Nasional
Di Rakernas IV PDI-P, Ganjar Mohon Doa dan Dukungan Lanjutkan Pemerintahan Jokowi

Di Rakernas IV PDI-P, Ganjar Mohon Doa dan Dukungan Lanjutkan Pemerintahan Jokowi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com