Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/03/2023, 21:44 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono menyinggung soal kelainan genetik pada kasus bayi obesitas di Bekasi, Muhammad Kenzi Alfaro.

Saat ini, bayi berusia 16 bulan yang memiliki berat 27 kilogram itu diketahui telah dirujuk ke RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM).

"Jadi obesitas itu sudah kita tangani dengan baik, sebabnya adalah karena kelainan genetik. Kelainan genetiknya sudah pasti, karena ini kelainannya overweight," kata Dante di sela-sela peresmian ruangan Central Medical Unit (CMU-3) di RSCM, Jakarta Pusat, Jumat (3/3/2023).

Menurutnya, pihak RSCM akan melakukan evaluasi perlu atau tidaknya tindakan operasi atau tindakan bedah untuk Kenzi.

Baca juga: Fakta Terbaru Kasus Bayi Obesitas Kenzi di Bekasi, Akhirnya Dapat Penanganan Medis

Evaluasi itu disebut turut mempertimbangkan umur Kenzi yang baru 1 tahun 4 bulan.

Kemungkinan, kata Dante, tindakan operasi yang bisa dilakukan adalah memendekkan panjang ususnya supaya serapan makanan jadi lebih rendah.

"Itu salah satu yang akan kita lakukan. Terapi bedah kalau dilakukan kita sedang evaluasi apakah cukup umurnya untuk dilakukan tindakan bedah," ujar Dante.

Sementara itu, Direktur Utama RSCM dr. Lies Dina Liastuti mengatakan, Kenzi masih menjalani pemeriksaan untuk mencari penyebab obesitasnya.

Pasalnya, penyakit yang dialami Kenzi merupakan penyakit langka sehingga tidak mudah mencari musababnya.

"Jadi enggak mudah untuk mencair penyebabnya. Bukan hanya karena pola makan tapi karena masalah faktor genetika, dan itu enggak banyak kan case-nya. Jadi itu sedang diambil beberapa pemeriksaan yang belum keluar," kata Lies di kesempatan yang sama.

Baca juga: Pendapat Ahli soal Kasus Obesitas Bayi Kenzi: Kemungkinan Ada Penyakit Lain Menyertai

Lies mengungkapkan, obesitas yang dialami Kenzi bisa saja bukan hanya karena satu penyebab, yakni terlalu banyak makan.

Namun, hasil pemeriksaan baru keluar 28 hari mendatang.

Lies lantas mengatakan, dokter yang menangani Kenzi terdiri dari beberapa divisi, termasuk dokter spesialis, dokter sub-spesialis, dan dokter divisi penyakit langka.

"Ada dokter spesialis dan dokter sub-spesialis. Misalnya gini, ada dokter anak, ginjal, ada dokter gizi. Dari divisi penyakit langka masih berkolaborasi untuk mengetahui penyebabnya," ujarnya.

Baca juga: Tangani Bayi Obesitas Kenzi, RSCM Libatkan Berbagai Dokter Spesialis

Sebelumnya diberitakan, Ibunda Kenzi, Pitriah (40) tidak mengetahui penyebab anaknya bisa mengalami obesitas.

Pitriah hanya mengungkapkan bahwa bobot anaknya terus naik saat usia 6 bulan.

Terlebih, anaknya selalu mendapat asupan susu formula sejak lahir.

"(Awal lahir) 4 kilogram. Pas ada perubahan badannya, umur 6 bulan. (Bobot) dia bertambah terus, naiknya satu kilogram, secara terus-menerus," ujar Pitriah kepada awak media di kediamannya di Desa Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Selasa (21/2/2023).

Baca juga: Dokter Spesialis Anak Khawatir Bayi Obesitas Kenzi Terkena Komplikasi

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Anies Ternyata Pernah Satu Panggung Debat Capres dengan Prabowo pada 2009, Saat itu Jadi Moderator

Anies Ternyata Pernah Satu Panggung Debat Capres dengan Prabowo pada 2009, Saat itu Jadi Moderator

Nasional
Kampanye di Jakarta, Cak Imin Blusukan ke Pasar Kramat Jati dan Glodok

Kampanye di Jakarta, Cak Imin Blusukan ke Pasar Kramat Jati dan Glodok

Nasional
Hari Ketiga Kampanye, Anies Isi Seminar Kebangsaan di Mubes Gereja Pantekosta

Hari Ketiga Kampanye, Anies Isi Seminar Kebangsaan di Mubes Gereja Pantekosta

Nasional
Menaker Klaim Angka Pengangguran Turun 5,32 Persen

Menaker Klaim Angka Pengangguran Turun 5,32 Persen

Nasional
Jokowi: 22 Negara Batasi Ekspor Pangan Akibat Dampak Perubahan Iklim

Jokowi: 22 Negara Batasi Ekspor Pangan Akibat Dampak Perubahan Iklim

Nasional
Ganjar Kampanye di Jakarta Hari Ini, Hadiri Acara Gereja Pantekosta hingga Dialog di Dewan Pers

Ganjar Kampanye di Jakarta Hari Ini, Hadiri Acara Gereja Pantekosta hingga Dialog di Dewan Pers

Nasional
Data Pemilih di KPU Diduga Bocor, Legitimasi Pemilu 2024 Bisa Menurun

Data Pemilih di KPU Diduga Bocor, Legitimasi Pemilu 2024 Bisa Menurun

Nasional
KPU Ralat Jadwal Debat Keempat Capres-cawapres

KPU Ralat Jadwal Debat Keempat Capres-cawapres

Nasional
Kampanye Hari Ketiga, Mahfud Akan Terima Dukungan Kelompok Nahdliyin hingga Bertemu Pengasuh Ponpes

Kampanye Hari Ketiga, Mahfud Akan Terima Dukungan Kelompok Nahdliyin hingga Bertemu Pengasuh Ponpes

Nasional
KPU Masih Analisis Sistem soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024

KPU Masih Analisis Sistem soal Dugaan Kebocoran Data DPT Pemilu 2024

Nasional
Tatkala Megawati Sudah Berpekik

Tatkala Megawati Sudah Berpekik

Nasional
Dugaan Kebocoran Data Pemilih Disebut Gerus Kepercayaan Publik ke KPU

Dugaan Kebocoran Data Pemilih Disebut Gerus Kepercayaan Publik ke KPU

Nasional
Menkop UKM Duga Alat Peraga Kampanye Dibeli Impor, UMKM Tak Kebagian Untung

Menkop UKM Duga Alat Peraga Kampanye Dibeli Impor, UMKM Tak Kebagian Untung

Nasional
Cak Imin Bersyukur Anies Pernah Dipecat Jokowi

Cak Imin Bersyukur Anies Pernah Dipecat Jokowi

Nasional
Cak Imin ke Kader PKB: Kalau Amin Tidak Menang, Indonesia Dalam Bahaya

Cak Imin ke Kader PKB: Kalau Amin Tidak Menang, Indonesia Dalam Bahaya

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com