JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono mengatakan, bayi obesitas di Bekasi, Muhammad Kenzi Alfaro ditangani lebih dari 10 dokter.
Kenzi telah dirujuk ke RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Dalam usianya yang 16 bulan itu, ia memiliki berat 27 kilogram.
"Banyak dokternya (yang menangani). Lebih, lebih dari 10," kata Dante di sela-sela peresmian ruangan Central Medical Unit (CMU-3) di RSUP Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat, Jumat (3/3/2023).
Baca juga: Dokter Spesialis Anak Khawatir Bayi Obesitas Kenzi Terkena Komplikasi
Dante menuturkan, obesitas yang dialami Kenzi disebabkan kelainan genetik.
Saat ini, pihak rumah sakit terus melakukan evaluasi perlu atau tidaknya tindakan bedah untuk menangani Kenzi. Salah satu yang menjadi pertimbangan dari evaluasi adalah umur Kenzi.
"Kemudian terapi bedah kalau dilakukan kita sedang evaluasi apakah cukup umurnya untuk dilakukan tindakan bedah. Dan evaluasi edukasi untuk keluarganya nanti," ujar Dante.
Tindakan operasi yang kemungkinan dilakukan adalah memendekkan panjang ususnya supaya serapan makanan jadi lebih rendah.
"Kelainan genetiknya sudah pasti karena ini kelainan overweight dan akan kita lakukan tindakan operasi. Mungkin kita akan melakukan tindakan operasi misalnya memendekkan panjang ususnya. Itu salah satu yang akan kita lakukan," kata dia.
Baca juga: Tangani Bayi Obesitas Kenzi, RSCM Libatkan Berbagai Dokter Spesialis
Sementara itu, Direktur Utama RSCM dr Lies Dina Liastuti menyebut, dokter yang menangani Kenzi terdiri dari beberapa divisi, termasuk dokter spesialis, dokter subspesialis, dan dokter divisi penyakit langka.
Lies mengakui, karena kasusnya langka, tidak mudah untuk mencari penyebab bayi tersebut obesitas.
"Bukan hanya karena pola makan, tapi karena masalah faktor genetika. Dan itu enggak banyak kan case-nya (kasusnya). Jadi sedang diambil beberapa pemeriksaan yang belum keluar," ucap dia.
Sebelumnya diberitakan, Ibunda Kenzi, Pitriah (40) tidak mengetahui penyebab anaknya bisa mengalami obesitas. Ia hanya menyebut, bobot anaknya terus naik saat usia 6 bulan.
Terlebih, anaknya selalu mendapat asupan susu formula sejak lahir.
"(Awal lahir) 4 kilogram, pas ada perubahan badannya, umur 6 bulan. (Bobot) dia bertambah terus, naiknya satu kilogram, secara terus-menerus," ujar Pitriah kepada awak media di kediamannya di Desa Pusaka Rakyat, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Selasa (21/2/2023).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.