JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Umum Partai Gerindra menjadi kandidat calon presiden dengan pemilih potensial loyalis tertinggi.
Hal itu terlihat berdasarkan survei yang dilakukan Litbang Kompas terhadap 1.202 responden pada 25 Januari-4 Februari 2023.
Peneliti Litbang Kompas, Reza Felix Citra memaparkan, pendukung tokoh capres 2024 mendatang saat ini masih didominasi oleh tokoh yang mempunyai popularitas tinggi.
"Prabowo Subianto memimpin dengan pemilih potensial loyalis sebesar 23,5 persen," kata Reza dikutip dari Harian Kompas, Jumat (3/3/2023).
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Pemilih Gen Z Cenderung Tak Ingin Golput di Pemilu 2024
Meski memiliki potensial pemilih loyalis tertinggi, namun elektabilitas Prabowo masih berada di bawahnya, yakni di angka 18,1 persen. Menurut Reza, kondisi ini menunjukkan bahwa Menteri Pertahanan itu belum berhasil mengonversi dukungan pemilih potensialnya menjadi elektabilitas.
Hal yang sama, juga terjadi pada mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
"Pemilih potensial Anies diperkirakan sekitar 16,1 persen, padahal elektabilitasnya berada di kisaran 13,1 persen," kata Reza.
Di sisi lain, kata Reza, satu tokoh yang mengalami situasi berbeda adalah Ganjar Pranowo.
Baca juga: Survei Litbang Kompas: Gen Z Lebih Ingin Memilih Capres Saja di Pemilu 2024
Saat ini elektabilitas Gubernur Jawa Tengah itu berada di angka 25,3 persen, sedangkan potensial loyalisnya 18,6 persen.
Padahal, ruang gerak kader PDI Perjuangan itu masih terbatas dan belum ada kepastian juga dia bakal menjadi calon presiden.
Di luar ketiga sosok tersebut, lanjut Reza, yang juga menarik dicermati adalah Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno.
Pendukung potensial loyalis dari Ridwan Kamil menjadi nomor dua terbesar yakni 20,1 persen, lebih tinggi dari Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.
Untuk Sandi, walaupun pendukung potensial loyalisnya lebih rendah dibandingkan Prabowo, Ganjar, Anies, dan Ridwan, pendukung potensial tambahannya menjadi nomor dua terbesar setelah Prabowo, yaitu 47,5 persen.
"Hal ini menandakan Ridwan dan Sandi memiliki potensi yang cukup untuk menjadi calon alternatif pemimpin bangsa masa depan," kata Reza.
"Khusus untuk Sandi, walaupun elektabilitasnya cenderung menurun, keterkenalan dan kesukaan publik terhadapnya bisa menjadi modal yang baik di masa datang," ucapnya.
Adapun seluruh responden dipilih secara acak menggunakan metode pencuplikan sistematis bertingkat di 38 provinsi di Indonesia.
Metode wawancara tatap muka ini berada di tingkat kepercayaan 95 persen dengan margin of error penelitian lebih kurang 2,83 persen dalam kondisi penarikan sampel acak sederhana.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.