JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menilai, Anies Baswedan punya peluang lebih besar buat curi start kampanye Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
Dibandingkan dengan dua pesaingnya di bursa pilpres, Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto, Anies disebut lebih lincah dalam bermanuver politik.
"Harus diakui intensitas Anies memang jauh lebih mobile karena bergerak kemana-mana dan tidak terikat dengan etika jabatan sehingga dia bebas meneriakkan calon presiden," kata Ari kepada Kompas.com, Senin (28/2/2023).
Baca juga: Demokrat Kritik soal Jokowi Endorse Capres, PDI-P: Fokus Saja Perbaiki Elektabilitas Anies
Menurut Ari, posisi Anies yang sudah tidak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta memudahkannya untuk mempromosikan diri.
Manuver demikian sedianya tidak hanya dilakukan Anies, tapi juga sejumlah tokoh yang digadang-gadang maju pada pemilu presiden mendatang seperti Ganjar Pranowo dan Prabowo Subianto.
Namun, berbeda dengan Anies, Ganjar dan Prabowo yang masih menjabat di pemerintahan harus tunduk dengan etika sebagai pejabat negara sehingga tidak bisa leluasa unjuk gigi.
"Prabowo tidak pernah secara langsung mengucap siap nyapres di forum kedinasan sebagai Menhan. Demikian juga Ganjar yang sadar diri kalau dirinya belum dicapreskan oleh PDI-P," ujar Ari.
Di sisi lain, lepasnya Anies dari jabatan pemerintahan memaksanya untuk bersafari politik secara mandiri.
Baca juga: Survei Median: Elektabilitas Prabowo 20 Persen, Ganjar 18,9 Persen, dan Anies 17,9 Persen
Sementara, Ganjar dengan kedudukannya sebagai Gubernur Jateng dan Prabowo yang masih menjabat sebagai Menteri Pertahanan diuntungkan oleh efek petahana.
"Sehingga semua kegiatan pemerintahan bisa didompleng dengan aura kampanye," ujar Ari.
Ari pun menilai, segala aksi dan gerak-gerik Anies pasca dideklarasikan sebagai capres Nasdem tak lepas dari upayanya meningkatkan elektabilitas.
Upaya ini dinilai wajar mengingat tingkat elektoral mantan orang nomor satu di Ibu Kota Negara itu masih tertinggal dari Ganjar dan Prabowo.
"Beragam kegiatan, entah dibungkus dengan nama temu kader, peresmian organisasi relawan, musyawarah partai, hingga roadshow politik yang dilakukan Anies bisa dibaca sebagai upayanya menaikkan rating politiknya," kata Ari.
Ari pun menilai, secara komunikasi politik, turun langsung ke lapangan bertemu dengan masyarakat masih menjadi cara yang paling efektif untuk mendongkrak tingkat keterpilihan. Pantas saja jika cara demikian banyak dilakukan oleh para kandidat capres.
"Cara ini memiliki efektifitas yang cukup tinggi mengingat capres menyentuh langsung persepsi publik. Beda dengan media sosial atau pemunculan di media, seorang capres hanya berhasil dalam tahap perkenalan secara artifisial," tutur dosen Universitas Indonesia itu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.