JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani mempertanyakan pernyataan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD terkait kerusuhan yang terjadi di Wamena, Jayawijaya, Papua.
Sebab, Mahfud sempat mengklaim kondisi Papua baik-baik saja usai Gubernur nonaktif Papua Lukas Enembe ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Apa yang terjadi di Papua belakangan ini patut menjadi catatan. Kami mengingatkan kepada Menkopolhukam yang beberapa waktu lalu menyampaikan Papua relatif tenang setelah penangkapan Lukas Enembe,” ujar Christina dalam keterangannya, Sabtu (25/2/2023).
“Sayangnya, fakta di lapangan saat ini justu tidak mengkonfirmasi pernyataan tersebut,” katanya lagi.
Baca juga: Korban Tewas akibat Kericuhan Wamena Jadi 12 Orang, 9 Jenazah Dimakamkan secara Massal
Di sisi lain ia mengutuk keras aksi kekerasan yang telah menewaskan 12 orang korban jiwa itu.
Christina meminta pemerintah mengusut tuntas pemicu kericuhan, dan menemukan aktor intelektual di belakangnya.
Sebab, banyak kericuhan di Papua kerap dipicu oleh penyebaran berita bohong atau hoaks yang akhirnya dipercaya oleh masyarakat.
“Dalam catatan kami, pola ini terus berulang dalam kejadian lain di Papua, sebar hoaks, provokasi, lalu ciptakan kerusuhan,” ujarnya.
Baca juga: Kajian Lemhannas: Aksi Kekerasan di Papua Cenderung Meningkat di Era Jokowi
Diberitakan sebelumnya, kerusuhan di Wamena terjadi pada Kamis (23/2/2023) ketika sebuah mobil berisi dua orang dicegat oleh warga dan dituduh menjadi pelaku penculikan anak.
Kapolres Jayawijaya sempat meminta warga untuk menyelesaikan persoalan di kantor polisi.
Namun, sekelompok orang melakukan provokasi dan menyerang pemilik mobil dan polisi.
Sementara itu, pada Senin (16/1/2023) , Mahfud MD menyatakan kondisi keamanan Papua terkendali usai Enembe ditangkap KPK.
Mahfud bahkan membantah laporan Komnas HAM yang menyebut ada peningkatan ekskalasi kekerasan di Papua meningkat.
"Ya ndak tahu ya, laporannya kapan Komnas HAM, malah ekskalasi kekerasan ndak ada," ujar Mahfud di Istana Merdeka, Senin (16/1/2023).
Mahfud juga mengklaim penangkapan Lukas Enembe banyak didukung oleh warga Papua.
Baca juga: Kapolda Papua: Kerusuhan di Wamena Dipicu Hoaks Penculikan Anak
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.