JAKARTA, KOMPAS.com - PDI-P tampak kian tegas memberikan garis pembatas pada partai politik (parpol) pengusung Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).
Mulanya, politisi PDI-P Masinton Pasaribu menyampaikan partai banteng tak akan berkoalisi dengan bakal Koalisi Perubahan yang dijajaki oleh Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Nasdem, dan Partai Demokrat.
Hal itu kian dipertegas oleh pernyataan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto saat ditemui di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Kamis (23/2/2023).
"Bergabung dengan koalisi. Itu maksudnya bergabung dengan koalisi yang tidak mengusung antitesa Pak Jokowi, sehingga kami jelas berbeda dengan Nasdem, Demokrat, PKS yang telah mengusung Bapak Anies Baswedan," ucap dia.
Baca juga: PKS Sudah Deklarasi Anies, Nasdem-Demokrat Masih Belum Satu Suara
Sementara itu Nasdem, PKS, dan Demokrat juga telah menyiratkan resistensi untuk bekerja sama dengan partai besutan Megawati Soekarnoputri tersebut.
Sekjen PKS Aboe Bakar Alhabsyi mengucapkan selama tinggal pada PDI-P pasca pihaknya resmi mendeklarasikan Anies sebagai capres, Kamis.
“Oke, selamat tinggal,” sebut Aboe ditemui di kantor DPP PKS, Jalan TB Simaputang, Jakarta Selatan.
Ia mengaku tak ambil pusing dan mempersilahkan masyarakat yang mau menikmati berbagai narasi yang dilontarkan Hasto.
Aboe optimistis banyak pihak akan mendukung PKS dan Anies dalam kontestasi elektoral mendatang.
Baca juga: Nasdem Minta Demokrat Deklarasikan Anies Secara Formal, AHY: Lho, Kan Sudah
"Biarkan rakyat menikmati kata-katanya. Biarkanlah negara ini bersama dengan PKS yang dipilih PKS," katanya.
Sementara, Koordinator Juru Bicara Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra meminta PDI-P tak perlu khawatir dengan bakal Koalisi Perubahan.
Menurutnya, jika PDI-P dan pemerintah saat ini telah merasa sudah memperjuangkan perubahan tak perlu kebakaran jenggot dengan semangat tiga parpol pengusung Anies.
“Yang biasanya alergi, dan khawatir dengan perubahan itu adalah kelompok-kelompok pendukung status quo,” tutur Herzaky dihubungi Jumat (17/2/2023).
Ia menilai pemerintahan saat ini tak cukup menyejahterakan masyarakat karena berbagai harga bahan pokok meningkat.
Begitu pun, lanjut dia, indeks persepsi korupsi (IPK) Indonesia tahun 2022 yang mengalami penurunan dari posisi 38 ke peringkat 34.
Baca juga: Sebut Biayai Safari Politik Anies, Nasdem: Dia Tak Punya Duit, Tidak Korupsi
Herzaky mengeklaim, kondisi penegakan korupsi lebih baik di era pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
“Padahal SBY berhasil meningkatkan dari 20 di 2004 ke 34 di tahun 2014,” papar dia.
Kemudian Ketua DPP Bidang Pemenangan Pemilu (Bappilu) Partai Nasdem Effendi Choirie enggan ambil pusing atas sikap PDI-P.
Ia menyatakan menghormati sikap politik partai banteng itu.
Namun Effendi mengingatkan, jelang Pemilu 2024 lebih baik parpol memberikan narasi positif ketimbang perpecahan.
“Menawarkan solusi-solusi untuk menyelesaikan problem bangsa ini. Bukan mengumbar caci maki, dan fitnah,” imbuh dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.