Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Jika Politik Identitas Masih Dimainkan, Bakal Jadi Amunisi Lawan buat Hantam Anies

Kompas.com - 17/02/2023, 15:35 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menilai, politik identitas berpotensi berbalik menyerang Anies Baswedan seandainya masih digunakan pada Pemilu 2024.

Oleh karenanya, Anies disarankan menahan barisan pendukungnya agar tak memainkan narasi tersebut.

"Jika barisan pendukung Anies masih mencoba menguatkan narasi identitas menuju Pemilu 2024 ke depan, maka hal itu justru akan menjadi amunisi tajam bagi kompetitor Anies untuk menghantam balik Anies," kata Umam kepada Kompas.com, Jumat (17/2/2023).

Baca juga: Amien Rais Tolak Dampingi Anies di Pilpres 2024: Saya Sudah Tua

Menurut Umam, menuju Pemilu 2024, politik identitas tetap berpeluang digunakan oleh sejumlah pihak. Sebab, politik identitas merupakan strategi yang sangat murah dan efektif untuk memobillisasi dukungan politik.

Namun jika literasi politik masyarakat kian menguat, rakyat sudah merasa lelah untuk dibentur-benturkan, narasi tersebut akan berubah menjadi strategi yang ahistoris dan tidak lagi relevan.

"Alih-alih menguatkan dan mengonsolidasikan basis swing voters dan undecided voters, narasi politik identitas itu justru akan mendegradasi legitimasi politik pihak yang didukung," ujar Umam.

Kendati demikian, Umam menilai, Anies tampaknya sudah sadar betul akan tantangan itu. Oleh karenanya, mantan Gubernur DKI Jakarta tersebut berulang kali menyinggung ihwal bahaya politik identitas dalam safari politiknya di Sumatera dan Jawa.

"Ketegasan Anies untuk mendisiplinkan barisan pendukungnya akan berpengaruh pada seberapa efektif ia bisa menetralisir tudingan 'kanan-konservatif' yang belakangan mulai dimunculkan oleh lawan dan kompetitor politiknya," kata Umam.

Umam mengatakan, Anies mesti mengubah strategi politik jika ingin memenangkan Pemilu Presiden 2024, bergeser dari area politik "sayap kanan" ke "poros tengah".

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) itu juga harus lebih tegas mewanti-wanti barisan pendukungnya supaya disiplin, tidak menggunakan politik kebencian dan politik identitas menuju pemilu.

"Ke depan, jika ingin menang, Anies harus segera menggeser persepsinya dari kutub 'kanan' ke 'tengah'," tutur dosen Universitas Paramadina itu.

Baca juga: Anies: 5 Tahun Tugas di Jakarta, Ada Bukti Saya Pakai Politik Identitas?

Sebelumnya diberitakan, Anies Baswedan menjawab perihal narasi politik identitas yang selama ini melekat ke dirinya. Anies mengamini bahwa label tersebut melekat sejak dirinya berlaga pada Pilkada DKI 2017.

"Saya pakai pengalaman saja. Ketika Pilkada 2017 di Jakarta, semua label itu ditempelkan kepada yang terpilih. Semua ditempelkan, apa pun nama labelnya," kata Anies saat menjawab pertanyaan di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) ke-1 Partai Ummat di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta Timur, Selasa (14/2/2023).

Menurut Anies, berbagai label yang dilekatkan kepadanya itu hanya untuk menciptakan persepsi publik terhadap dirinya.

Baca juga: Anies: Kita Tidak Boleh Cengeng, Berjuang Pasti Ada Tantangannya

Ia justru menantang pihak yang selama ini menudingnya untuk membuktikan perihal politik identitas tersebut.

"Kami bertugas di Jakarta, tunjukkan, sesudah berjalan lima tahun, apakah ada bukti bahwa yang ditudingkan (politik Identitas) menemukan pembuktiannya?" kata Anies.

"Bila yang ditudingkan tidak menemukan pembuktiannya dan ternyata memang tidak ditemukan, maka semua pernyataan-pernyataan itu batal demi akal sehat kita semua," tuturnya.

Adapun Anies telah dideklarasikan sebagai capres oleh Partai Nasdem sejak awal Oktober 2022 lalu. Belakangan, Partai Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) juga menyatakan dukungan buat Anies.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Megawati Ajukan Amicus Curiae, Airlangga: Kita Tunggu Putusan MK

Nasional
Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Bupati Sidoarjo Tersangka Dugaan Korupsi, Muhaimin: Kita Bersedih, Jadi Pembelajaran

Nasional
Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Airlangga Sebut Koalisi Prabowo Akan Berdiskusi terkait PPP yang Siap Gabung

Nasional
Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Dikunjungi Cak Imin, Anies Mengaku Bahas Proses di MK

Nasional
AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

AMPI Resmi Deklarasi Dukung Airlangga Hartarto Jadi Ketum Golkar Lagi

Nasional
MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

MK Ungkap Baru Kali Ini Banyak Pihak Ajukan Diri sebagai Amicus Curiae

Nasional
Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Bappilu PPP Sudah Dibubarkan, Nasib Sandiaga Ditentukan lewat Muktamar

Nasional
Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Yusril Anggap Barang Bukti Beras Prabowo-Gibran di Sidang MK Tak Buktikan Apa-apa

Nasional
Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Panglima TNI Tegaskan Operasi Teritorial Tetap Dilakukan di Papua

Nasional
TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

TNI Kembali Pakai Istilah OPM, Pengamat: Cenderung Pakai Pendekatan Operasi Militer dalam Mengatasinya

Nasional
Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Tim Hukum Ganjar-Mahfud Tetap Beri Angka Nol untuk Perolehan Suara Prabowo-Gibran

Nasional
Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Soal Bantuan Presiden, Kubu Ganjar-Mahfud: Kalau Itu Transparan, kenapa Tak Diumumkan dari Dulu?

Nasional
Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Minta MK Kabulkan Sengketa Hasil Pilpres, Kubu Anies: Kita Tidak Rela Pemimpin yang Terpilih Curang

Nasional
Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Mardiono Jajaki Pertemuan dengan Prabowo Setelah Putusan MK

Nasional
Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Mardiono Sebut Ada Ajakan Informal dari PAN dan Golkar Gabung ke Koalisi Prabowo-Gibran

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com