JAKARTA, KOMPAS.com - Hakim konstitusi Daniel Yusmic P Foekh menegur Zico Leonardo Djagardo Simanjuntak, pemohon perkara nomor 17/PUU-XXI/2023, terkait pencopotan eks hakim konstitusi Aswanto.
Dalam sidang perdana, Kamis (16/2/2023), Zico dalam provisinya secara spesifik meminta agar dua hakim konstitusi utusan DPR RI, Guntur Hamzah dan Arief Hidayat, tak dilibatkan dalam menangani perkara ini.
"Provisi ini agak sedikit mengganggu. Provisi (poin) 3 menyatakan mengecualikan hakim lalu panitera. Selama masih belum ada putusan, baik MKMK (Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi) maupun ada pidana, enggak boleh disebut ini ya," ungkap Daniel dalam sidang.
Baca juga: Pencopotan Aswanto Diperkarakan Ulang, Minta MK Tak Libatkan Guntur Hamzah dan Arief Hidayat
"Ini sudah tendensius, seolah menuduh. Kalau sudah disebut nama ini, seolah sudah ada putusan," tambahnya.
Daniel menyebut bahwa Zico seharusnya berhati-hati dan tidak langsung menyebut nama karena hal ini dianggap bakal membentuk opini di luar ruang sidang bahwa sudah ada hakim atau panitera MK yang dinyatakan sah terlibat dalam pengubahan substansi putusan perkara nomor 103/PUU-XX/2022.
Daniel juga menegur Zico karena Zico dianggap tahu bahwa kasus perubahan substansi putusan perkara tersebut sudah diproses MKMK.
"Provisi Saudara berani sekali menyebut nama hakim bahkan juga dengan panitera. Kalau Anda menyamarkan, mungkin juga masih bisa diterima. Kalau sudah disebutkan, secara tidak langsung Anda seolah-olah berkeyakinan bahwa hakim ini sudah terlibat sementara saudara tahu ada proses di MKMK," tutur Daniel.
Sebelumnya diberitakan, perubahan substansi putusan perkara nomor 103/PUU-XX/2022 disebut menjadi latar belakang Zico kembali memperkarakannya, dengan menguji materil lagi Pasal 23 ayat (1) ditambah Pasal 23 ayat (2) dan Pasal 27 ayat (2) Undang-undang Nomor 7 Tahun 2020 tentang MK.
"Pemohon sebagai pihak yang dirugikan tidak bisa untuk tidak berpikiran negatif. Pemohon sangat yakin ini adalah sebuah kesengejaan untuk menguntungkan pihak-pihak tertentu," kata Zico dalam sidang perdana.
"Permasalahan yang sekarang harus dicari jawabannya, siapakah pelakunya? Dalam kapasitas saya, saya hanya bisa menduga untuk menyempitkan lingkup pelakunya yaitu mereka yang menangani putusan dan sidang sehingga terduga perlaku ada di kepaniteraan MK maupun individu hakim," kata dia.
Baca juga: Revisi UU MK, Ketua Komisi III: Supaya Kita Clear Buat UU, Tak Kena Judicial Review
Sebelumnya, kecurigaan ini juga sudah disampaikan oleh Zico ketika dimintai keterangan Majelis Kehormatan Mahkamah Konstitusi (MKMK) yang dibentuk menyusul pengubahan substansi putusan perkara nomor 103/PUU-XX/2022 terkait pencopotan Aswanto.
Kepada wartawan, Zico mengaku menyebutkan 2 nama hakim yang dicurigai terlibat dalam pengubahan substansi putusan ini kepada MKMK, namun enggan menyebutkan namanya kepada wartawan.
Dalam sidang hari ini, 2 nama hakim tersebut akhirnya disebut oleh Zico dalam permohonan provisinya. Ia meminta 2 hakim utusan DPR RI, Guntur Hamzah dan Arief Hidayat, tidak dilibatkan MK menangani perkara ini.
Baca juga: Babak Baru Pengungkapan Perubahan Substansi Putusan MK soal Pencopotan Aswanto, MKMK Gerak Cepat
Sebagai informasi, Guntur merupakan eks Sekretaris Jenderal MK yang akhirnya terpilih menggantikan Aswanto yang pencopotannya diusulkan DPR gara-gara dianggap kerap menganulir produk hukum parlemen.
"Menyatakan untuk mengecualikan hakim konstitusi Arief Hidayat dan hakim konstitusi Guntur Hamzah dalam memutus perkara a quo," kata Zico.