JAKARTA, KOMPAS.com - Psikolog Klinis Dewasa Liza Marielly Djaprie mengatakan bahwa Bharada Richard Eliezer atau Bharada E telah menjalani asesmen psikologi dengan hasil kejujuran valid.
Adapun asesmen itu dilakukan Liza beberapa kali selama mendampingi Bharada E dalam mengolah kondisi psikisnya setelah tersangkut kasus pembunuhan berencana terhadap Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
"Kalau kita bicara dari sisi kejujuran dulu, itu semua hasil asesmen secara valid mengatakan bahwa Richard menjawab asesmen tersebut dengan jujur," kata Liza dalam acara Gaspol! Kompas.com, yang ditayangkan Rabu (8/2/2023).
"Itu valid sekali, reliable sekali semua hasil asesmen dia. Itu dari sisi kejujuran," lanjut dia.
Baca juga: Tuntutan Richard Eliezer Buat Rasa Keadilan Akademisi Terinjak-injak
Liza menjelaskan bahwa dirinya perlu melakukan beragam asesmen terhadap Richard untuk menegakkan diagnosa terkait kondisi psikis eks ajudan mantan Kadiv Propam Ferdy Sambo itu.
"Kalau di psikologi kan kita memang melakukan beragam asesmen untuk menegakan diagnosa ya, jadi selalu saya analogikan ya sama saja kalau ke dokter enggak bisa 'kayaknya kolesterol', enggak bisa, harus cek lab ini biar jelas hitam di atas putih," ucap Liza.
Liza bercerita awal mula mendampingi Bharada E ketika mengalami trauma usai tersangkut kasus ini.
Saat proses pendampingan awal, Liza melihat Bharada E begitu cemas. Hal itu diketahuinya saat melakukan perbincangan dengan Bharada E.
Baca juga: LPSK: Kalau Tak Ada Richard, Sidang yang Kita Saksikan Semua Skenario Sambo
"Pada awal-awal, dia masih dalam kondisi ketakutan dan cemas, kenapa ya karena mungkin ini kejadian pertama yang menimpa dia itu sudah pasti," katanya.
"Yang kedua, sejarah tim PH (Penasihat Hukum) sebelumnya ya, ada menimbulkan kondisi tertentu jadi kayak ketemu pertama kali itu kayak, yang ini bisa dipercaya lagi enggak nih ya? Begitu kan, itu ada proses seperti itu yang menurut saya wajar," sambung Liza.
Namun, lambat laun setelah beberapa kali pertemuan, psikologi Bharada E mulai terkontrol.
Dia mulai lebih leluasa dalam berbicara dan bercerita kepada Liza.
"Perlahan-lahan spiritnya itu mulai naik lagi, itu sudah mulai enak tuh, nah setelah itu ada beberapa di sela-sela sesi itu," cerita Liza.
Akan tetapi, Bharada E juga diceritakannya kembali mengalami kecemasan pada malam hari.
Hal itu karena malam hari Bharada E kembali sendirian dan tak punya teman untuk berdiskusi.
Baca juga: 5 Alasan Ratusan Guru Besar-Dosen Maju Jadi Amicus Curiae untuk Richard Eliezer
"Yang memang paling sulit itu malam hari karena kan kalau siang hari kan banyak distraksinya ya, mungkin ngobrol ketemu tim PH, kemudian habis itu diskusi apa dengan satu sel itu juga mungkin kan," katanya.
"Kalau malam kan dia sendirian cuma ngelihat langit, ngapain, nah itu tuh biasanya mulai running ke mana mana nih. Bahkan pada saat tidurpun karena alam bawah sadarnya masih ada rasa bersalah itu, itu muncul dalam bentuk mimpi, kalau secara psikologis kan demikian," tutur Liza.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.