JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP PDI-P Said Abdullah mengatakan bahwa segala keputusan terkait pemilihan presiden (Pilpres) maupun Pemilihan Legislatif (Pileg) berada di tangan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri.
Megawati bakal menentukan setiap kader yang potensial diusung sebagai calon presiden (capres) maupun calon anggota legislatif (caleg). Termasuk dalam hal ini Ketua DPP PDI-P Puan Maharani.
"Kalau kata Ibu Ketum (Puan) jadi caleg, caleg, kalau kata ketum jadi capres, capres, kan gitu saja," kata Said di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Rabu (8/2/2023).
Baca juga: Soal Pengumuman Koalisi dan Capres, PDI-P: Mudah-mudahan Juni
Di sisi lain, Said menyebutkan bahwa Puan dan seluruh kader PDI-P memiliki hak yang sama untuk maju sebagai capres maupun caleg.
Ia juga meyakini, Puan akan mematuhi keputusan Megawati nantinya terkait peluang langkah politik itu.
"Bagi Mbak Puan, sesungguhnya mau di manapun selagi itu kehendak Ketum pasti dijalani oleh Mbak Puan," jelasnya.
Menurut Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR ini, soal menyerahkan kepada Megawati menandakan bahwa tidak ada anak emas di PDI-P.
Baca juga: Relawan GP Mania Bakal Bubar, PDI-P: Enggak Ada Hubungan sama Parpol
Ia menilai, semua kader di PDI-P adalah petugas partai yang siap ditugaskan dalam jabatan politik di mana saja.
"Kami-kami ini di partai tidak ada anak emas, anak perak, anak tembaga semua sama, kami semua petugas partai," tutur dia.
Sebagai informasi, PDI-P hingga kini belum memutuskan apapun langkah politik terkait Pemilu 2024.
Namun, sejauh ini mengerucut dua nama yang digadang bakal capres PDI-P yaitu Puan Maharani dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Puan sendiri sudah menyatakan bahwa terkait capres, nama itu sudah berada di kantong Megawati.
Untuk itu, semua kader diminta menunggu 'tanggal main' pengumuman tersebut.
"Ketua umum sudah punya nama di kantongnya, tinggal diumumin. Jadi, enggak usah nengok kiri kanan," tegas Puan dalam acara Bimtek Anggota DPRD Kabupaten Kota Fraksi PDI-P seluruh Indonesia, di Hotel Grand Paragon, Jakarta, Senin (9/1/2023).
"Enggak usah bingung harus si ini, harus si itu. Kayaknya si ini, kayaknya si itu, surveinya tinggi ya si ini, kayaknya cocok sama si ini," lanjut dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.