JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin menyebutkan, ada empat hal yang mesti dilakukan untuk meningkatkan pemanfaatan minyak dan gas (migas) di era ini.
Hal ini disampaikan Ma'ruf saat meresmikan operasional dua proyek strategis nasional, yakni Lapangan Gas Jambaran Tiung Biru serta Lapangan Gas MDA dan MBH dari Surabaya, Rabu (8/2/2023).
"Pertama, realisasikan target produksi minyak bumi sebesar 1 juta barel per hari dan gas bumi 12 miliar standar kaki kubik per hari pada 2030 atau lebih cepat," kata Ma'ruf, dikutip dari siaran YouTube Wakil Presiden Republik Indonesia.
Baca juga: Wapres Klaim Indonesia Berkomitmen Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca Global
Untuk mencapai target tersebut, Ma'ruf menilai, perlu adanya kepastian dan kemudahan perizinan supaya percepatan komersialisasi dapat segera dilaksanakan.
Ia juga meminta cadangan-cadangan gas yang sudah ditemukan dipercepat pengembangannya agar gas tetap menjadi komoditas unggulan Indonesia.
Kedua, Ma'ruf meminta agar desain kebijakan gas nasional yang mencakup rancangan besar terkait gas serta kebutuhan industri secara konkret.
"Kebutuhan gas untuk pupuk, pembangkit listrik, industri petrokimia, dan industri lainnya harus dapat diidentifikasi dan dicukupi untuk mendorong tumbuhnya industri di tanah air," kata Ma'ruf.
Ketiga, Ma'ruf meminta pembangunan infrastruktur gas mesti segera diselesaikan untuk menyalurkan gas dari lapangan gas yang jauh bahkan berada di laut menuju titik-titik industri dan pembangkit.
Baca juga: Wapres Resmikan Dua Proyek Lapangan Gas, Harap Pasokan Meningkat Signifikan
Proyek yang mesti dipercepat penyelesaiannya antara lain pembangunan jaringan pipa transmisi Cirebon–Semarang dan Dumai–Sei Mangkei untuk menyalurkan kelebihan pasokan gas di Jawa Timur dan di Andaman, Aceh.
"Percepat juga pembangunan receiving terminal atau terminal penerima, dan regasifikasi serta moda transportasinya, guna menyalurkan pasokan gas yang besar dari kilang Tangguh," kata dia.
Terakhir, ia mengingatkan agar industri migas menggunakan teknologi rendah karbon.
"SKK Migas dan Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) agar menggunakan teknologi rendah emisi dalam kegiatan operasinya, sehingga dapat ikut berkontribusi pada pencapaian target Net-Zero Emission," ujar Ma'ruf.
Ma'ruf menuturkan, sektor hulu migas masih berperan strategis bagi pendapatan negara maupun sebagai penggerak ekonomi nasional.
Ia mencontohkan, pada tahun 2022 lalu, kegiatan usaha hulu migas menyumbang lebih dari 42 persen penerimaan negara bukan pajak (PBNP) berbasis sumber daya alam.
Capaian PBNP di sektor migas tercatat sebesar Rp 148,7 triliun, melebihi target awal di angka Rp 139,1 triliun.
Baca juga: Wapres Maruf Tinjau Smelter Freeport di Gresik, Disebut sebagai Terbesar di Dunia
"Berbeda dengan persentase pemanfaatan minyak bumi dan batu bara sebagai energi yang semakin menurun, pemanfaatan gas bumi justru kian meningkat," kata Ma'ruf.
Ma'ruf mengatakan, gas bumi merupakan energi fosil yang paling bersih dan paling banyak digunakan setelah minyak bumi dan batu bara.
Oleh karena itu, pemerintah terus mendorong pemanfaatan gas bumi domestik dengan menstimulasi industri dalam negeri, misalnya dengan pengembangan dua proyek yang diresmikan hari ini.
"Semoga kedua proyek ini mampu meningkatkan pasokan gas secara signifikan, dan menjamin ketersediaan migas bagi industri di wilayah Jawa Timur dan Jawa Tengah, sehingga turut memberikan nilai tambah dan meningkatkan penerimaan negara," kata Ma'ruf
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.