Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 07/02/2023, 18:31 WIB
Adhyasta Dirgantara,
Dani Prabowo

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi I DPR Meutya Hafid prihatin dengan kejadian pesawat Susi Air PK-BVY yang dibakar oleh kelompok kriminal bersenjata (KKB). Bahkan, pilot pesawat, Philips Marthen (37), disandera oleh KKB.

Meutya berharap agar sang pilot bisa segera dibebaskan.

"Jadi yang pertama, saya ikut prihatin. Dan mudah-mudahan ini segera dapat diselesaikan. Dan kalau memang disandera, segera bisa dibebaskan," ujar Meutya saat ditemui di Gedung DPR, Senayan, Selasa (7/2/2023).

Baca juga: Pesawat Susi Air Diduga Dibakar di Nduga, GPS Dibawa KKB ke Hutan

Meutya meminta agar pihak-pihak terkait seperti TNI untuk berkomunikasi dan membebaskan pilot Susi Air itu apabila benar disandera.

Meutya pun menyinggung salah satu materi yang dibahas antara Komisi I dengan Panglima TNI pada pekan lalu. Menurutnya, salah satunya terkait bagaimana agar TNI memiliki dasar hukum yang kuat melakukan penindakan di Papua.

Dia pun mendorong TNI untuk menindaklanjuti Perpres pelibatan TNI dalam mengatasi terorisme.

Baca juga: Pangdam Cenderawasih Pastikan Pilot Susi Air Dibawa KKB, Pesawatnya Dibakar di Paro Nduga

"Kemarin Komisi I mendorong agar segera tidak lanjut dari Perpres yang sudah disetujui Komisi I. Perpres pelibatan TNI untuk terorisme. Jadi mungkin itu yang kemarin diminta teman-teman TNI," tuturnya.

"Jadi karena itu, mereka merasa bisa melakukan penanganan dengan baik di Papua. Tapi tanpa menunggu Perpres, kami minta Panglima TNI untuk terus siaga," sambung Meutya.

Meutya mengatakan eskalasi yang terjadi di Papua terus meningkat sehingga kini ketidakamanan Papua bukan hanya analisis semata.

Baca juga: KKB Tembak Seorang Warga di Intan Jaya

Dia menyebut perlu ada penanganan khusus dan strategi baru untuk menangani masalah keamanan di Papua.

"Perlu penanganan khusus dan strategi-strategi baru untuk pendekatan penanganan Papua," imbuhnya.

Diketahui, Panglima Kodam XVII/Cenderawasih Mayjen M. Saleh Mustafa memastikan, Pilot Susi Air PK-BVY Philips Marthen (37) saat ini dibawa oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).

Pihak Susi Air sebelumnya menduga pesawat yang dinaiki oleh Philips dan sejumlah penumpang dari Mimika menuju Distrik Paro, Nduga telah dibakar.

Baca juga: 1 Tukang Ojek di Ilaga Tewas Ditembak KKB

"(Pilot) Dibawa oleh kelompok EK (Egianus Kogoya)," ujarnya melalui pesan singkat, Selasa (7/2/2023).

Namun Saleh belum memerinci kondisi pilot yang merupakan warga negara Selandia Baru tersebut.

Ia juga belum dapat memastikan nasib dari lima penumpang.

Selain itu, Saleh memastikan bahwa pesawat milik Susi Air bukan terbakar akibat kecelakaan. "Dibakar oleh KKB," ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

KPK Periksa Eks Dirut Garuda Emirsyah Satar dan 9 Terpidana Korupsi Jadi Saksi Dugaan Pungli di Rutan

Nasional
Netralitas Jokowi Disorot dalam Sidang PBB, Airlangga: Itu Biasa ...

Netralitas Jokowi Disorot dalam Sidang PBB, Airlangga: Itu Biasa ...

Nasional
Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Jokowi Dinilai Coba Antisipasi PKB Jadi Motor Hak Angket

Nasional
Persaingan Cucu-Cicit Soekarno di Pileg 2024: 3 Lolos Senayan, 2 Terancam Gagal

Persaingan Cucu-Cicit Soekarno di Pileg 2024: 3 Lolos Senayan, 2 Terancam Gagal

Nasional
Kasasi Ditolak, Eks Dirjen Kuathan Tetap Dihukum 12 Tahun Penjara di Kasus Satelit Kemenhan

Kasasi Ditolak, Eks Dirjen Kuathan Tetap Dihukum 12 Tahun Penjara di Kasus Satelit Kemenhan

Nasional
Praperadilan Budi Said Ditolak, Kejagung: Penyidik Sesuai Prosedur

Praperadilan Budi Said Ditolak, Kejagung: Penyidik Sesuai Prosedur

Nasional
RUU DKJ Sepakat Dibawa ke Sidang Paripurna DPR, Mendagri Ucapkan Terima Kasih

RUU DKJ Sepakat Dibawa ke Sidang Paripurna DPR, Mendagri Ucapkan Terima Kasih

Nasional
Dugaan Korupsi di LPEI: Kerugian Ditaksir Rp 2,5 Triliun, Ada 6 Perusahaan Lain yang Tengah Dibidik

Dugaan Korupsi di LPEI: Kerugian Ditaksir Rp 2,5 Triliun, Ada 6 Perusahaan Lain yang Tengah Dibidik

Nasional
Empat Anggota DPRD Kota Bandung Dicecar Soal Dugaan Titipan Proyek

Empat Anggota DPRD Kota Bandung Dicecar Soal Dugaan Titipan Proyek

Nasional
Ramai Unjuk Rasa Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Ini Kata KPU

Ramai Unjuk Rasa Jelang Penetapan Hasil Pemilu, Ini Kata KPU

Nasional
Dukungan ke Airlangga Mengalir Saat Muncul Isu Jokowi Diusulkan Jadi Ketum Golkar

Dukungan ke Airlangga Mengalir Saat Muncul Isu Jokowi Diusulkan Jadi Ketum Golkar

Nasional
Sempat Mandek, Tol Gilimanuk-Mengwi Dibangun mulai September Tahun Ini

Sempat Mandek, Tol Gilimanuk-Mengwi Dibangun mulai September Tahun Ini

Nasional
KPK Cecar Eks Wali Kota Bandung Soal Tarif 'Fee Proyek' yang Biasa Dipatok ke Pengusaha

KPK Cecar Eks Wali Kota Bandung Soal Tarif "Fee Proyek" yang Biasa Dipatok ke Pengusaha

Nasional
Netralitas Jokowi Disorot di Forum HAM PBB, Dibela Kubu Prabowo, Dikritik Kubu Anies dan Ganjar

Netralitas Jokowi Disorot di Forum HAM PBB, Dibela Kubu Prabowo, Dikritik Kubu Anies dan Ganjar

Nasional
Penggelembungan Suara PSI 2 Kali Dibahas di Rekapitulasi Nasional KPU, Ditemukan Lonjakan 38 Persen

Penggelembungan Suara PSI 2 Kali Dibahas di Rekapitulasi Nasional KPU, Ditemukan Lonjakan 38 Persen

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com