JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Umum Persatuan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) dr. Erfen Gustiawan Suwangto meminta supaya pemerintah serius mendalami kasus baru gagal ginjal akut (accute kidney injury/AKI) yang merenggut nyawa seorang anak, dan satu anak lainnya dirawat.
Selain itu, Erfen juga meminta supaya pemerintah dan aparat penegak hukum mendalami apakah obat yang diduga dikonsumsi korban tercemar.
Jika ternyata penyebabnya adalah obat yang tercemar kandungan etilen glikol dan dietilen glikol melewati ambang batas aman dan bukan bahan baku untuk obat, maka Erfen menilai Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), Penny Kusumastuti Lukito, harus bertanggung jawab secara moral dengan mengundurkan diri.
"Saya rasa kasus ini harus didalami lebih teliti, apa memang sudah dikonfirmasi benar itu penyebabnya," kata Erfen saat dihubungi Kompas.com, Selasa (7/2/2023).
"Kalaupun benar, maka saya rasa wajar sekali kepala BPOM harus mengundurkan diri atau malah diberhentikan sebagai bentuk tanggung jawab moral," ujar Erfen.
Erfen juga meminta pemerintah melakukan evaluasi menyeluruh terhadap BPOM karena kasus gagal ginjal akut pada anak yang diduga disebabkan oleh obat sirop yang tercemar kandungan etilen glikol dan dietilen glikol di luar batas aman.
"Dan keluarga korban harus dapat kompensasi dari pabrik obat maupun pemerintah," ucap Erfen.
Sebelumnya, Kemenkes melaporkan adanya kasus baru gagal ginjal akut setelah tidak adanya kasus baru sejak awal Desember 2022.
Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril mengatakan, tercatat ada penambahan satu kasus konfirmasi dan satu kasus suspek gagal ginjal.
“Penambahan kasus tercatat pada tahun ini, satu kasus konfirmasi GGAPA dan satu kasus suspek," ujar Syahril dalam keterangan resmi di Jakarta, Senin (6/2/2023).
Syahril mengatakan, dua kasus tersebut dilaporkan oleh Dinas Kesehatan DKI Jakarta.
Satu kasus konfirmasi gagal ginjal akut merupakan anak berusia 1 tahun, mengalami demam pada tanggal 25 Januari 2023, dan diberikan obat sirup penurun demam yang dibeli di apotek dengan merk Praxion buatan perusahaan farmasi PT Pharos Indonesia.
Pada 28 Januari 2023, pasien mengalami batuk, demam, pilek, dan tidak bisa buang air kecil (anuria).
Kemudian, dibawa ke Puskesmas Pasar Rebo, Jakarta, untuk mendapatkan pemeriksaan. Pada tanggal 31 Januari, pasien mendapatkan rujukan ke Rumah Sakit Adhyaksa.
Baca juga: Lagi, Sidang Class Action Kasus Gagal Ginjal Akut pada Anak Ditunda
Karena ada gejala gagal ginjal, maka pasien berencana dirujuk ke RSCM, tetapi keluarga menolak dan melakukan pulang paksa.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.