JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Firli Bahuri membenarkan pihaknya menggelar rapat koordinasi dengan sejumlah pejabat lembaga keamanan mengenai situasi di Papua.
Rapat yang digelar di Gedung Merah Putih KPK itu diikuti Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri, pejabat Badan Intelijen Negara Daerah (Binda), Badan Intelijen Strategis (Bais), Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam) Polri, dan Pangdam setempat.
“Betul rapat mendengarkan laporan situasi di Papua. Papua dalam keadaan aman, nyaman, dan damai,” kata Firli saat dikonfirmasi, Selasa (7/2/2023).
Baca juga: Kapolda Papua Sebut Pembakaran Susi Air Tak Terkait Kasus Lukas Enembe
Juru Bicara Penindakan dan Kelembagaan KPK Ali Fikri mengatakan, rapat tersebut dilakukan guna membahas aspek keamanan di Bumi Cenderawasih.
“Hari ini tadi dilakukan rapat koordinasi, baik dari segi keamanan di Papua,” kata Ali saat ditemui awak media di Gedung KPK.
Selain rapat dengan sejumlah pejabat lembaga keamanan, KPK juga melakukan rapat koordinasi dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes), perwakilan Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI).
Kemudian, dokter Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto dan dokter rumah tahanan (Rutan) KPK.
Rapat tersebut membahas mengenai kondisi kesehatan Lukas Enembe.
Baca juga: KPK Koordinasi dengan Komnas HAM, Pastikan Pemenuhan Hak Lukas Enembe
Hasil rapat itu akan menjadi pertimbangan KPK dalam merespons surat permohonan berobat ke Singapura yang diajukan Lukas.
“Tentu menjadi pegangan KPK adalah pendapat dari tim medis menyikapi surat itu yang ditujukan kepada pimpinan KPK,” ujar Ali.
Lukas ditetapkan sebagai tersangka dugaan suap dan gratifikasi pada September 2022.
Ia diduga menerima suap dari Direktur PT Tabi Bangun Papua, Rijatono Lakka sebesar Rp 1 miliar untuk memilih perusahaan konstruksi itu sebagai pemenang lelang tiga proyek multiyears di Papua.
Selain itu, Lukas diduga menerima gratifikasi sebesar Rp 50 miliar terkait dengan jabatannya sebagai gubernur.
KPK kesulitan memeriksa Lukas karena ia tidak bersikap kooperatif. Lukas mengaku sakit. Sementara itu, simpatisannya menjaga rumahnya dengan senjata tradisional.
Baca juga: Saat Surat Lukas Enembe untuk Tagih Janji Firli Bahuri Kandas...
Lukas ditangkap di salah satu rumah makan di Distrik Abepura, Jayapura, Papua pada Selasa (10/1/2023) siang waktu setempat.
Saat itu, ia baru menyantap papeda dan kuah ikan bersama keluarga dari kampungnya di Tolikara, seorang ajudan, dan sopirnya.
Tak berselang lama setelah Lukas ditangkap, terjadi kerusuhan di Papua. Sejumlah simpatisan Lukas menyerang markas Korps Brimob tempat Lukas diamankan hingga bandara.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.