JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa membenarkan tentang keberadaan sebuah perjanjian antara Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno.
Menurut Erwin, perjanjian itu dibuat menjelang Pemilihan Gubernur (Pilgub) DKI Jakarta pada 2017 silam.
Kabar tentang keberadaan perjanjian itu kembali diperbincangkan setelah Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno mengungkapkannya belum lama ini.
Hal itu terjadi di tengah upaya Partai Nasdem mendukung Anies sebagai bakal calon presiden 2024 dan menjajaki koalisi dengan Partai Demokrat serta Partai Keadilan Sejahtera (PKS).
Baca juga: Belum Ada Capres, KIB Mengaku Tak Mau Calonnya Senasib Anies Jadi Sasaran Tembak
1. Erwin Aksa Sebut Ada Perjanjian Utang Piutang antara Anies dengan Sandiaga
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa mengungkapkan, ada perjanjian antara Anies Baswedan dengan Sandiaga Uno menjelang Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 lalu.
Menurut Erwin, perjanjian antara dua orang yang akhirnya terpilih menjadi gubernur dan wakil gubernur itu berkaitan dengan utang piutang.
"Saya cuma melihat, saya enggak tahu (isinya apa), itu saya lihat ada perjanjian utang piutang," kata Erwin saat dihubungi Kompas.com, Minggu (5/2/2023).
Erwin enggan menjelaskan lebih lanjut mengenai perjanjian itu, ia mempersilakan Kompas.com untuk mengutip pernyataannya dalam wawancara di kanal YouTube "Akbar Faizal Uncensored".
Baca juga: Prabowo, Anies hingga AHY, Sederet Tokoh yang Nonton Konser Dewa 19
Dalam wawanara itu, Erwin menyebutkan bahwa Sandiaga memberikan utang kepada Anies untuk memenuhi kebutuhan logistik pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Erwin sendiri merupakan salah satu sosok yang masuk dalam barisan pendukung pasangan Anies-Sandiaga pada 2017 lalu.
"Kira-kira begitu, karena yang mempunyai likuiditas Pak Sandi, kemudian memberikan pinjaman kepada Pak Anies, karena waktu itu kan putaran pertama kan namanya juga lagi tertatih-tatih juga kan waktu itu," papar Erwin.
"Nilainya berapa ya? Rp 50 miliar barangkali," ujar Erwin.
Ia mengaku ikut menyusun perjanjian tersebut bersama kuasa hukum Sandiaga, yakni Rikrik Rizkiyana.
Baca juga: Selain Anies, Prabowo dan Gatot Nurmantyo Akan Diundang ke Rakernas Partai Ummat
"Saya kebetulan ikut drafting lah perjanjian itu, ikut melihat, ikut, ya saya lihat tanda tangannya ada di situ. Yang buat juga itu lawyer, lawyer-nya Pak Sandi namanya Pak Rikrik," kata Erwin.
Sebelumnya, Sandiaga juga sempat mengungkap adanya perjanjian antara dirinya, Anies, dan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto terkait Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Akan tetapi, pria yang kini menjabat sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu enggan membeberkan isi perjanjian tersebut.
"Saya, Pak Prabowo, dan Pak Anies. Dan saat itu yang nge-draf dan ditulis tangan sendiri oleh Pak Fadli Zon dan setau saya sekarang (perjanjian) juga dipegang oleh Pak Dasco," kata Sandiaga, Senin (30/1/2023).
"Jadi, nanti mungkin Pak Dasco atau Pak Fadli yang mungkin bisa memberikan keterangan karena itu juga menyangkut ada sisi Pak Prabowo dan Pak Anies," ujar Sandiaga.
Baca juga: Jadi Bakal Capres Favorit Partai Ummat, Anies Diundang ke Rakernas
Dasco mengakui perjanjian itu berada di tangannya, tetapi ia tidak mau mengungkap isi perjanjian tersebut karena bukan konsumsi publik.
“Nanti di kesempatan lain (dijelaskan), ya lihat perkembangan lah nanti. Apakah kita kemudian akan cerita sedikit atau bagaimana,” ujar Dasco.
“Tetapi isinya apa? Ya kita enggak mau buka karena itu bukan konsumsi publik. Jadi kalau yang mau bertanya-tanya ya boleh, nanti masuk Gerindra dulu tapi,” imbuh dia.
Sementara itu, Sudirman Said, yang ketika itu juga masuk dalam tim sukses Anies Baswedan mengakui bahwa ada kesepakatan Anies-Sandi soal beban biaya kampanye.
Ketika itu, Anies memang tak memiliki modal yang kuat untuk bertarung pada Pilkada 2017.
“Saya tidak mendengar ada perjanjian (Prabowo-Anies soal pilpres), yang ada perjanjian soal berbagi beban biaya pilkada dengan Pak Sandi, itu saya tahu,” ucap Sudirman di Bandara Soekarno-Hatta, Senin (30/1/2022).
Namun, beban biaya itu dianggap tuntas lantaran keduanya akhirnya meraih kemenangan.
Di sisi lain, Sudirman mengaku tak tahu menahu soal perjanjian Anies dengan Prabowo yang sebelumnya santer diberitakan juga terjadi kesepakatan di tahun 2017.
Dia menyebut Anies memang sempat ditawari Prabowo menjadi cawapres pada 2019. Namun, Anies memilih tetap menjalankan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
Baca juga: Janji Setia Nasdem di Hadapan Anies, AHY, dan Elite PKS
2. Erwin Aksa Sebut Jusuf Kalla yang Usulkan Perjanjian Anies-Sandi
Wakil Ketua Umum Partai Golkar Erwin Aksa mengatakan, Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Republik Indonesia Jusuf Kalla (JK) mengusulkan agar Anies Baswedan dan Sandiaga Uno membuat perjanjian terkait pembagian kerja ketika menjabat sebagai gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta pada 2017 lalu.
Erwin mengatakan, JK mengusulkan ada perjanjian tersebut karena JK juga membuat perjanjian serupa saat berduet dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada masa pemerintahan periode 2004-2009.
"Jadi waktu itu Pak SBY kerja apa, Pak JK kerja apa, sama, Pak JK juga mengatakan, 'bikin saja perjanjian sama seperti waktu saya dengan Pak SBY 2004 presidennya Pak SBY, Pak JK wapres', Pak JK sendiri yang menasehati," kata Erwin dalam video wawancara di akun YouTube Akbar Faizal Uncensored.
Erwin telah mempersilakan Kompas.com untuk mengutip pernyataannya di acara wawancara tersebut.
Baca juga: Erwin Aksa Sebut Jusuf Kalla yang Usulkan Perjanjian Anies-Sandi
Dalam wawancara tersebut, Erwin juga mengungkapkan bahwa ada perjanjian terkait utang-piutang antara Anies dan Sandiaga.
Erwin menyebutkan Sandiaga memberikan utang kepada Anies untuk memenuhi kebutuhan logistik pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017.
Erwin sendiri merupakan salah satu sosok yang masuk dalam barisan pendukung pasangan Anies-Sandiaga pada 2017 lalu.
"Kira-kira begitu, karena yang mempunyai likuiditas Pak Sandi, kemudian memberikan pinjaman kepada Pak Anies karena waktu itu kan putaran pertama kan namanya juga lagi tertatih-tatih juga kan waktu itu," kata Erwin.
"Nilainya berapa ya, Rp 50 miliar barangkali," ujar pria berlatar belakang sebagai pengusaha itu.
Baca juga: Erwin Aksa Sebut Ada Perjanjian Utang Piutang antara Anies dengan Sandiaga
Ia mengaku ikut menyusun perjanjian tersebut bersama pengacaranya Sandiaga, yakni Rikrik Rizkiyana.
"Saya kebetulan ikut drafting lah perjanjian itu, ikut melihat, ikut, ya saya lihat tanda tangannya ada di situ. Yang buat juga itu lawyer, lawyer-nya Pak Sandi namanya Pak Rikrik," kata Erwin.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.