Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024
Kompas.com - 03/02/2023, 19:45 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya menanggapi pernyataan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto yang mempertanyakan kode Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh untuk bertemu Megawati Soekarnoputri.

Ia meminta agar kode yang dimaksud Surya Paloh tidak dimaknai secara sempit oleh PDI-P.

Pasalnya, Willy tak ingin niat Surya Paloh untuk bertemu Megawati selalu dipandang terkait urusan pencalonan presiden.

“Kalau berbeda (capres) enggak apa-apa. Kan gini, toh ketemu konteksnya bukan masalah siapa capresnya. Ini kan agendanya terlalu sempit,” ujar Willy ditemui di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Jumat (3/2/2023).

Baca juga: Hasto Soal Kode Surya Paloh: Capres PDI-P Berprestasi, Bukan yang Pintar Berpoles Diri

Ia mengungkapkan, Nasdem saat ini juga telah memiliki calon presiden (capres) sendiri, yakni Anies Baswedan.

Selain itu, Willy mengaku tak mau ajakan untuk bertemu dengan PDI-P dianggap terlalu serius.

“Ketemu Bu Mega itu banyak agenda, toh (rumah Megawati) di belakang juga deket. Kalau lagi jalan-jalan pagi, (Surya Paloh) kan enggak perlu kode-kode ketemu (tinggal), ’Mba piye kabar e?’” kata Willy.

Di sisi lain, Willy meminta agar PDI-P tidak terlalu arogan.

Hal itu disampaikan menanggapi statemen Hasto yang menuturkan ada partai politik (parpol) yang hobi impor pangan.

Baca juga: Nasdem Ungkap Isi Pembicaraan dengan AHY, Salah Satunya Pertemuan Surya Paloh dengan Golkar

“Katanya gini, kita gotong royong, kalau gotong royong terus menebar narasi permusuhan siapa yang menggigit cabe siapa yang kepedesan kan?” ujar Willy.

“Nanti jangan-jangan enggak ada orang mau berkawan sama dia, enggak boleh kita hidup ini arogan-arogan,” katanya melanjutkan.

Diketahui, Surya Paloh sempat mengungkapkan keinginan untuk berkomunikasi dengan PDI-P.

Pasalnya, beberapa waktu belakangan hubungan Nasdem dengan PDI-P nampak berjarak pasca pengusungan Anies Baswedan sebagai capres.

“Saya pikir keinginan untuk itu sih ada saja. Tinggal atur saja. Kita kasih kode-kode dulu. Barangkali bagaimana, kapan Bu Mega ada waktu yang baik,” kata Surya Paloh di kantor DPP Golkar, Slipi, Jakarta, Rabu (1/2/2023).

Kemudian, Hasto menanggapi pernyataan Surya Paloh itu. Ia ingin tahu apa kode yang dimaksud oleh Ketum Nasdem tersebut.

"Untuk kepentingan bangsa dan negara, untuk kode elektoral, (atau) untuk kode capres-cawapres," ujar Hasto di Sekolah Partai, Lenteng Agung, Jakarta, Jumat.

Baca juga: Surya Paloh Ingin Bertemu Megawati, PDI-P: Kami Sangat Welcome

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

Budi Gunawan Sebut Prabowo Dapat Aura Jokowi, Pengamat: Ini Dukungan Penting

Budi Gunawan Sebut Prabowo Dapat Aura Jokowi, Pengamat: Ini Dukungan Penting

Nasional
BPKN dan BPSK 'Mandul' Lindungi Hak Konsumen, Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto Usulkan Kedua Lembaga Digabung

BPKN dan BPSK "Mandul" Lindungi Hak Konsumen, Anggota Komisi VI DPR Darmadi Durianto Usulkan Kedua Lembaga Digabung

Nasional
Tiga Jerat Pidana Korupsi untuk Hakim Agung Gazalba Saleh

Tiga Jerat Pidana Korupsi untuk Hakim Agung Gazalba Saleh

Nasional
Jokowi: Selamat Hari Raya Nyepi 2023, Semoga Kedamaian Senantiasa Memayungi

Jokowi: Selamat Hari Raya Nyepi 2023, Semoga Kedamaian Senantiasa Memayungi

Nasional
RUU Kesehatan Tak Lagi Dibahas Baleg, Diserahkan ke Komisi IX DPR RI

RUU Kesehatan Tak Lagi Dibahas Baleg, Diserahkan ke Komisi IX DPR RI

Nasional
Kepala BPN Jaktim Sudarman Harjasaputra Dicopot Imbas 'Flexing' Harta Kekayaan

Kepala BPN Jaktim Sudarman Harjasaputra Dicopot Imbas "Flexing" Harta Kekayaan

Nasional
'Endorsement' Politik Kepala BIN untuk Prabowo Capres, dari Aura Jokowi sampai Kerutan di Dahi

"Endorsement" Politik Kepala BIN untuk Prabowo Capres, dari Aura Jokowi sampai Kerutan di Dahi

Nasional
Momen 8 Menit PPATK Jelaskan ke DPR soal Heboh Rp 349 Triliun Transaksi Janggal di Kemenkeu

Momen 8 Menit PPATK Jelaskan ke DPR soal Heboh Rp 349 Triliun Transaksi Janggal di Kemenkeu

Nasional
BBM Satu Harga Jadi Perhatian Jokowi, BPH Migas: Kami Siap Mengawal

BBM Satu Harga Jadi Perhatian Jokowi, BPH Migas: Kami Siap Mengawal

Nasional
Remisi Hari Raya Nyepi, 3 Narapidana Bebas, 1.463 Lainnya Dapat Pengurangan Hukuman

Remisi Hari Raya Nyepi, 3 Narapidana Bebas, 1.463 Lainnya Dapat Pengurangan Hukuman

Nasional
PBB Mengaku Temui Parpol Lain untuk Jajaki Respons atas Wacana Yusril Cawapres

PBB Mengaku Temui Parpol Lain untuk Jajaki Respons atas Wacana Yusril Cawapres

Nasional
PBB Klaim Dapat Sambutan Positif dari 3 Parpol soal Endorse Jokowi ke Yusril

PBB Klaim Dapat Sambutan Positif dari 3 Parpol soal Endorse Jokowi ke Yusril

Nasional
PKS Tetap Dukung Anies meski Kepala BIN Bilang Aura Jokowi Mulai Pindah ke Prabowo

PKS Tetap Dukung Anies meski Kepala BIN Bilang Aura Jokowi Mulai Pindah ke Prabowo

Nasional
PDI-P Nilai Konflik Masyarakat Jelang Pemilu Terjadi karena Ambisi Politik yang Mengatasnamakan Agama

PDI-P Nilai Konflik Masyarakat Jelang Pemilu Terjadi karena Ambisi Politik yang Mengatasnamakan Agama

Nasional
Selangkah Maju RUU PPRT Usai 19 Tahun Terkatung-katung Tanpa Kepastian

Selangkah Maju RUU PPRT Usai 19 Tahun Terkatung-katung Tanpa Kepastian

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke