Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Kasus Wowon dkk, Kemen PPPA: Hati-hati, Jangan Mudah Diiming-imingi

Kompas.com - 01/02/2023, 19:24 WIB
Fika Nurul Ulya,
Novianti Setuningsih

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) Ratna Susianawati meminta Tenaga Kerja Wanita (TKW) maupun masyarakat tidak mudah diiming-imingi investasi yang menjanjikan keuntungan secara instan.

Hal ini diungkapkan Ratna saat menanggapi kasus penipuan dan pembunuhan yang dilakukan Wowon Erawan (60) dkk.

Wowon diketahui membohongi korban dengan mengaku bisa menggandakan uang.

Namun, ketika korban menagih janji atas uang yang disetorkannya, Wowon dkk tak segan membunuh sebagian dari mereka.

Baca juga: Bantu Cari TKW untuk Ditipu, Yeni Hampir Dibunuh Dua Kali oleh Wowon dkk

"Tetap harus hati-hati jangan gampang mendapatkan iming-iming supaya (mendapat keuntungan) secara instan," kata Ratna saat ditemui di Ciawi, Bogor, Rabu (1/2/2023).

Ratna mengungkapkan, adanya iming-iming mendapat keuntungan dari investasi secara instan justru harus dicurigai sejak awal.

Pasalnya, tidak ada investasi dengan keuntungan berjumlah besar yang didapat secara instan. Investasi dengan keuntungan yang tinggi pun kerap diikuti dengan risiko yang tinggi.

"Patut, menduga sendiri, harus ada curiga, ada hal-hal yang diluar batas kewajaran kita. Kita juga harus melihat, harus ada upaya-upaya kita untuk memastikan 'ada apa ya? Kok ini di luar kewajaran?' Enggak ada sesuatu yang diraih dengan mudah," ujar Ratna.

Baca juga: Lapor Polisi, TKW Korban Investasi Bodong Komplotan Wowon Tuntut Keadilan, Ingin Kasus Diusut Tuntas

Ia juga meminta masyarakat agar mengerti atau melek literasi keuangan. Sebelum melakukan investasi, ada baiknya mempelajari terlebih dahulu sebelum menyetorkan dana.

"Harus menjadi early warning system bagi kita, juga perlu pendidikan untuk literasi. Lalu, sadar atau melek hukum dan sebagainya, itu harus paham. Jangan sampai terkecoh dengan iming-iming yang semuanya serba instan," kata Ratna.

Lebih lanjut, Ratna mengaku miris dengan kejadian pembunuhan yang beberapa korbannya adalah tenaga kerja berjenis kelamin perempuan. Apalagi, kasus ini tidak teridentifikasi sejak awal.

"Miris juga kasus itu terjadi dan dampaknya itu dampak yang luar biasa. Miris ketika (kasus) ini juga, korbannya adalah para tenaga kerja perempuan," ujarnya.

Baca juga: 9 TKW Gabung Grup Facebook Investasi Komplotan Wowon, Korban: Saya Mau Ikut karena Ada Istri Tersangka, Jadi Percaya

Sebelumnya diberitakan, berdasarkan hasil investigasi Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) jumlah tenaga kerja wanita (TKW) yang menjadi korban Wowon dkk berjumlah 11 orang.

Kesebelas orang itu yakni Aslem, Hanna, Entin, Hamidah, Evi, Yanti, Nene, Sulastini, Yeni Nursaada, Siti Fatimah dan Farida.

Dari 11 orang tersebut, dua di antaranya meninggal dunia, yakni Siti Fatimah dan Farida. Dua orang lainnya belum diketahui keberadaannya.

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 26 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Golkar Ungkap Faktor Keadilan Jadi Rumusan Prabowo Bentuk Komposisi Kabinet

Nasional
Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Soal Gugatan PDI-P ke PTUN, Pakar Angkat Contoh Kasus Mulan Jameela

Nasional
Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Prabowo: Kami Akan Komunikasi dengan Semua Unsur untuk Bangun Koalisi Kuat

Nasional
PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

PDI-P Minta Penetapan Prabowo-Gibran Ditunda, KPU: Pasca-MK Tak Ada Pengadilan Lagi

Nasional
Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Sedang di Yogyakarta, Ganjar Belum Terima Undangan Penetapan Prabowo-Gibran dari KPU

Nasional
Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Pakar Nilai Gugatan PDI-P ke PTUN Sulit Dikabulkan, Ini Alasannya

Nasional
Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Airlangga Klaim Pasar Respons Positif Putusan MK, Investor Dapat Kepastian

Nasional
PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

PDI-P Sebut Proses di PTUN Berjalan, Airlangga Ingatkan Putusan MK Final dan Mengikat

Nasional
Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Golkar Belum Mau Bahas Jatah Menteri, Airlangga: Tunggu Penetapan KPU

Nasional
Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Prabowo: Kami Berhasil di MK, Sekarang Saatnya Kita Bersatu Kembali

Nasional
Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Kepala BNPT: Waspada Perkembangan Ideologi di Bawah Permukaan

Nasional
KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

KPK Dalami 2 LHKPN yang Laporkan Kepemilikan Aset Kripto, Nilainya Miliaran Rupiah

Nasional
Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Pertamina dan Polri Jalin Kerja Sama dalam Publikasi untuk Edukasi Masyarakat

Nasional
Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Satkar Ulama Dukung Airlangga Jadi Ketum Golkar Lagi, Doakan Menang Aklamasi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com