Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Usulkan Sekretariat Perubahan, AHY Dinilai Ingin Amankan Kursi Cawapres Pendamping Anies

Kompas.com - 27/01/2023, 10:10 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro menduga, ada kepentingan politik di balik ajakan Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) ke Partai Nasdem dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk membentuk Sekretariat Perubahan.

AHY dinilai ingin mengunci Demokrat, Nasdem, dan PKS dalam Koalisi Perubahan, sekaligus mengamankan kursi calon wakil presiden (cawapres) untuk dirinya.

"Bagi Partai Demokrat sendiri, tujuan lain pembentukan Sekretariat Perubahan boleh jadi juga ditujukan untuk terus menerus menggaungkan gagasan pasangan Anies-AHY agar dipertimbangkan untuk diusung oleh koalisi ketiga partai politik itu," kata Bawono kepada Kompas.com, Jumat (27/1/2023).

Baca juga: AHY Ajak Nasdem dan PKS Segera Bentuk Sekretariat Perubahan

Bawono menilai, ambisi AHY menjadi cawapres pendamping Anies Baswedan sangat kentara.

Sejak Nasdem mendeklarasikan Anies sebagai capres pada awal Oktober 2022 lalu, tampak AHY dan Demokrat yang paling intensif melakukan pendekatan komunikasi politik.

AHY terus menggelar pertemuan politik dengan Anies. Putra sulung Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) tersebut juga berulang kali sowan ke Surya Paloh, pimpinan tertinggi Nasdem.

Menurut Bawono, berbagai pertemuan itu memperlihatkan upaya keras AHY agar ditunjuk sebagai calon RI-2 pendamping Anies.

"Berbagai pendekatan komunikasi politik itulah kemudian menciptakan pandangan dari basis pendukung AHY bahwa Anies merupakan bakal calon presiden paling memiliki ikatan emosional untuk didukung," ujarnya.

Baca juga: Nasdem Tantang AHY: Tetap Bersedia Dukung Anies kalau Tak Jadi Cawapres?

Memang, kata Bawono, dari sejumlah nama, sosok AHY paling potensial sebagai cawapres Anies. Ini ditunjukkan oleh temuan sejumlah lembaga survei.

Survei Indikator Politik Indonesia periode 1-6 Desember 2022 misalnya, memperlihatkan bahwa 28,0 persen basis pemilih Anies lebih memilih AHY sebagai bakal cawapres.

Temuan ini konsisten dengan survei Indikator dua bulan lalu yang menujukkan bahwa 28,6 persen pemilih Anies lebih memilih AHY sebagai calon RI-2 pada pemilu mendatang.

Oleh karenanya, tak heran jika AHY dan Demokrat ngotot jadi pendamping Anies Baswedan.

"Karena itu, memang tidak ada pilihan lain bagi Nasdem, Partai Demokrat, dan Partai Keadilan Sejahtera selain berkoalisi menghadapi Pemilu 2024," tutur Bawono.

Sebagaimana diketahui, Demokrat telah menyatakan dukungannya untuk Anies Baswedan maju sebagai calon presiden (capres) Pemilu 2024. Langkah Demokrat ini menyusul dukungan Nasdem untuk mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

"Bagi Demokrat, Mas Anies adalah tokoh perubahan dan perbaikan,” kata AHY dalam keterangannya, Kamis (26/1/2023).

Halaman:


Terkini Lainnya

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 22 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

TNI Tembak 2 Anggota OPM yang Serang Pos Prajurit di Paro Nduga, tapi Berhasil Melarikan Diri

Nasional
Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Sebut Jaksa TI Tak Punya Mercy, KPK: Foto di Rumah Tetangga

Nasional
Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Kasus Korupsi Timah, Kejagung Dalami Kepemilikan Jet Pribadi Harvey Moeis

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Prabowo Minta Pendukung Tak Gelar Aksi saat MK Bacakan Putusan Sengketa Pilpres 2024

Nasional
Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Demokrat Sampaikan Kriteria Kadernya yang Bakal Masuk Kabinet Mendatang

Nasional
Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited  Capai Rp 17,43 Miliar

Antam Fokus Eksplorasi 3 Komoditas, Pengeluaran Preliminary Unaudited Capai Rp 17,43 Miliar

Nasional
KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

KPK Akan Panggil Kembali Gus Muhdlor sebagai Tersangka Pekan Depan

Nasional
Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Gibran Dikabarkan Ada di Jakarta Hari Ini, TKN: Agenda Pribadi

Nasional
Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Unjuk Rasa di Patung Kuda Diwarnai Lempar Batu, TKN Minta Pendukung Patuhi Imbauan Prabowo

Nasional
Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Pemerintahan Baru Indonesia dan Harapan Perdamaian Rusia-Ukraina

Nasional
Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Prabowo Terima Kunjungan Eks PM Inggris Tony Blair di Kemenhan, Ini yang Dibahas

Nasional
KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

KPK Sebut Surat Sakit Gus Muhdlor Ganjil: Agak Lain Suratnya, Sembuhnya Kapan Kita Enggak Tahu

Nasional
Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Panglima AL Malaysia Datang ke Indonesia, Akan Ikut Memperingati 3 Tahun KRI Nanggala

Nasional
Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Beralasan Sakit, Gus Muhdlor Tak Penuhi Panggilan KPK

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com