JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa jumlah dokter spesialis di Indonesia masih kurang.
Hal ini disampaikannya ketika memaparkan soal upaya transformasi pelayanan kesehatan di Indonesia, terkhusus mengenai sumber daya manusia (SDM) kesehatan.
"Transformasi SDM kesehatan ini yang paling krusial. Posisi kami adalah jelas dalam metriks apapun, jumlah dokter spesialis itu kurang," kata Budi dalam rapat kerja (Raker) Komisi IX DPR, Selasa (24/1/2023).
Menurut Budi, kondisi demikian memang banyak diperdebatkan.
Baca juga: RUU Kesehatan Omnibus Law Dinilai Mudahkan Masyarakat dan Calon Dokter Spesialis
Ia pun mengaku telah memeriksa ke organisasi profesi di negara lain yang menyimpulkan bahwa dokter spesialis Indonesia terbatas.
"Kita sudah cek ke WHO dan World Bank, dalam matriks apapun jumlah dokter dan jumlah dokter spesialis kita sangat kurang," jelasnya.
Budi menambahkan, kondisi Indonesia yang kekurangan dokter spesialis semakin ditunjukan dengan banyaknya masyarakat berobat ke luar negeri.
Sebab, kata dia, banyak rumah sakit yang tidak memiliki dokter spesialis.
"Masih banyak puskesmas yang tidak memiliki dokter gigi dan banyaknya tempat praktek dokter yang bisa praktek di tiga tempat," ujarnya.
Baca juga: Kemenkes Permudah 3 Dokter Spesialis Lulusan Luar Negeri untuk Praktik di Indonesia
Padahal, di luar negeri, umumnya dokter spesialis praktek di satu tempat.
Oleh karena itu, Budi mengaku Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terus berdiskusi dengan organisasi profesi dan perguruan tinggi.
"Karena memang masih ada pihak yang merasa dokter dan dokter spesialis kita sudah cukup, padahal kenyataannya sangat kurang," imbuh Budi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.