KRI dr Radjiman Wedyodiningrat Resmi Perkuat AL, KSAL: Untuk Tempur dan Operasi Kemanusiaan

JAKARTA, KOMPAS.com - Kapal Bantu Rumah Sakit, KRI Dokter Radjiman Wedyodiningrat-992, resmi memperkuat TNI Angkatan Laut (AL).

PT PAL Indonesia, perusahaan yang membangun KRI Dokter Radjiman Wedyodiningrat-992, telah menyerahkan kapal itu ke TNI AL.

Acara serah terima kapal perang yang akan memperkuat Komando Armada I itu dipimpin langsung oleh Kepala Staf AL (KSAL) Laksamana Muhammad Ali di PT PAL Indonesia, Surabaya, Kamis (19/1/2023).

Baca juga: TNI AL Gelar Latihan di Perairan Ambalat, Libatkan KRI Mandau-621 dan KRI Keris-624

“Sesuai dengan fungsi asasinya, Kapal Bantu Rumah Sakit ini dapat mendukung operasi perang maupun operasi selain perang (OMSP) dengan memberikan pelayanan kesehatan secara mobile ke seluruh penjuru Nusantara, khususnya masyarakat kepulauan yang berada di pulau-pulau terpencil," ujar Ali dalam siaran pers Dinas Penerangan AL, Jumat (20/1/2023).

Ali mengatakan, dalam operasionalnya, KRI Dokter Radjiman Wedyodiningrat-992 nantinya tidak hanya untuk mengemban misi tempur.

"Bukan hanya untuk mengemban dukungan dalam misi tempur, tetapi juga sangat berguna untuk melaksanakan operasi kemanusiaan pada masa damai," kata Ali.

Baca juga: Mengenal KRI Panah-626, Kapal Cepat Rudal 60M Versi Keenam yang Lolos Uji Pelayaran

Sebelumnya, KRI Dokter Radjiman Wedyodiningrat-992 telah lolos uji pelayaran atau Sea Acceptance Test (SAT).

Commodore inspection juga telah dilakukan dan dapat disimpulkan bahwa KRI Dokter Radjiman Wedyodiningrat-992 siap dioperasikan.

"Kapal bantu rumah sakit (BRS) dr Radjiman Wedyodiningrat-992 telah memenuhi fungsi asasi sebagai kapal rumah sakit," kata Iropslat Itjenal Laksma TNI Nursyawal Embun dalam siaran pers PT PAL Indonesia, Jumat (30/12/2022).

Baca juga: Dari Atas KRI Banda Aceh, KSAL Pimpin Penghormatan Pahlawan yang Gugur dalam Pertempuran

Dengan hadirnya KRI dr Radjiman Wedyodiningrat, kini TNI AL memiliki tiga kapal jenis BRS.

Sebelumnya, TNI AL memiliki KRI dr Soeharso-990 dan KRI dr Wahidin Sudirohusodo-991.