Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mayjen TNI Kunto Arief Wibowo
Wadan Kodiklatad

Wakil Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan, dan Latihan Angkatan Darat

Penguatan Binter TNI Hadapi Ancaman Negara

Kompas.com - 18/01/2023, 13:45 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MESKIPUN perang Rusia Vs Ukraina masih terjadi serta konflik fisik di berbagai daerah lain, tetapi pada tataran publik dunia, pertikaian militer bukanlah sesuatu yang merisaukan. Publik sepertinya tidak terlalu peduli.

Data penting disampaikan oleh World Economic Forum (WEF) dalam laporan The Global Risk Report 2022. Survei besar ini mengambil kesimpulan bahwa 84 persen responden merasakan kecemasan terhadap kondisi dunia saat ini dan tentu saja masa datang. Hanya 16 persen yang bersikap optimistis.

Rasa cemas itu terfokus pada lima masalah krusial yang sudah dirasakan saat ini dan diprediksi akan semakin menjadi masalah serius pada masa datang.

Cuaca ekstrem, krisis mata pencaharian, kegagalan mitigasi iklim, konflik sosial, dan wabah penyakit adalah hal-hal yang membuat galau warga dunia (Ahdiat, 2022).

Kecemasan sejagat ini tentu bukan tanpa alasan. Realitas masalah yang ada sekarang sudah menunjukkan hal itu.

Jaka Widada, Guru Besar UGM mengatakan bahwa ancaman terbesar pada masa datang adalah kelaparan. Ini didasarkan prediksi pada 2050, jumlah penduduk akan meningkat berkali-kali lipat dari sekarang, sementara ketersediaan produksi pangan tidak berkembang signifikan (Satria, 2022).

Diklaim bahwa hanya tiga negara yang cukup siap menghadapi ancaman tersebut, yaitu China, Israel, dan Belanda. Keyakinan ini muncul karena adanya penggunaan teknologi terapan serta banyaknya inovasi sektor pangan yang sudah dibuat dan mampu berjalan.

Survei WEF di atas menegaskan juga bahwa kecemasan dunia bukan pada sisi pertikaian militer ataupun konflik fisik. Persoalan sehari-hari yang dihadapi warga, itulah yang merisaukan.

Pada konteks Indonesia, resesi global yang akan dialami seluruh negara, tentu saja akan berimbas kuat. Sistem pertahanan yang berazas tentara rakyat, menempatkan masalah-masalah di atas juga bagian dari masalah pertahanan. Masalah pada rakyat adalah masalah pertahanan.

Krisis energi, perubahan iklim yang kemudian membuat keterkaitan antarberbagai unsur adalah ancaman-ancaman yang berbahaya bagi ketahanan wilayah.

Semua ini sudah dimengerti dan dipahami oleh militer sehingga pertahanan negara ditetapkan berbasis pada pertahanan rakyat semesta (Subagyo, 2022).

Kesadaran tersebut juga sudah tertuang pada legalitas aturan, terutama pada UU TNI yang menyatakan kewajiban TNI untuk berperan serta dalam membantu unsur pemerintahan di daerah untuk mengatasi berbagai persoalan di masyarakat.

Termaktub ketegasan bahwa TNI tidak hanya mengurusi peperangan dengan mengedepankan fungsinya sebagai komponen utama pertahanan, tapi juga memberdayakan dan memperkuat komponen cadangan dan pendukung. Ini sudah menjadi doktrin yang harus dikerjakan maksimal.

Muara dari kebijakan tersebut, TNI mentasbihkan keharusan melakukan pembinaan teritorial (binter) pada masing-masing wilayah. Semua wilayah harus dipandang sebagai wilayah pertahanan dengan berbagai karakteristiknya.

Karena itu dengan jejaring TNI mulai dari Kodam sampai Babinsa, semua memiliki satu sudut pandang dalam melihat wilayah pertahanan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
'Checks and Balances' terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

"Checks and Balances" terhadap Pemerintahan Dinilai Lemah jika PDI-P Gabung Koalisi Prabowo

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Berikut Daftar Koalisi Terbaru Indonesia Maju

Nasional
PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

PKS Temui PKB Bahas Potensi Kerja Sama untuk Pilkada 2024, Jateng dan Jatim Disebut

Nasional
Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Dilaporkan ke Dewas, Wakil Ketua KPK Bantah Tekan Pihak Kementan untuk Mutasi Pegawai

Nasional
Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Lantik Sekjen Wantannas, Menko Polhukam Hadi Ingatkan Situasi Keamanan Dunia yang Tidak Pasti

Nasional
Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Dudung Abdurahman Datangi Rumah Prabowo Malam-malam, Mengaku Hanya Makan Bareng

Nasional
Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com