JAKARTA, KOMPAS.com - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDI-P Johan Budi menilai tuntutan hukuman seumur hidup terhadap Ferdy Sambo harus dihormati semua pihak.
Sebab, fakta-fakta telah dihadirkan selama persidangan, baik bukti, keterangan saksi maupun pembelaan terdakwa.
"Fair atau tidak fair, adil tidak adil, tentu semua punya sudut pandang yang bisa beda. Jadi, kalau saya, kita hormati saja proses hukumnya di pengadilan," kata Johan Budi di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (17/1/2023).
Politikus PDI-P ini mengatakan, setelah tuntutan disampaikan jaksa, langkah selanjutnya adalah menunggu keputusan hakim.
Baca juga: Saat Tepuk Tangan Penuhi Ruangan Sidang Ketika Ferdy Sambo Dituntut Penjara Seumur Hidup...
Menurut Johan Budi, hakim tentu akan melihat berbagai fakta di persidangan untuk menjatuhkan vonis yang tepat terhadap Ferdy Sambo dan kawan-kawan.
"Di sana (pengadilan) kan tempatnya jaksa menuntut, terdakwa ada pembelanya yang juga punya pembelaan. Ada saksi-saksi juga. Dari rangkuman itulah yang kemudian hakim. Siapa yang punya kewenangan (memutuskan) ya hakim," ujarnya.
"Hakim nanti yang melihat, kita tunggu bersama saja deh," kata Johan Budi melanjutkan.
Johan hanya mengingatkan bahwa tidak boleh satu pihak pun yang bisa memengaruhi keputusan hakim nantinya.
Baca juga: Tuntut Ferdy Sambo Dipenjara Seumur Hidup, Jaksa: Tak Ditemukan Alasan Pembenar dan Pemaaf
Di sisi lain, ia juga merespons terkait adanya penilaian dari keluarga Brigadir J melalui kuasa hukum agar Ferdy Sambo dijatuhi tuntutan hukuman maksimal, yakni hukuman mati.
"Ya sah-sah saja, kan orang tua Yosua. Tapi ini sudah masuk di ranah persidangan, jaksa juga sudah menuntut hukuman seumur hidup, tentu dia juga punya pertimbangan beragam fakta dan kesaksian yang ada. Sekarang tinggal hakim yang memutuskan seperti apa," kata mantan Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tersebut.
Diberitakan sebelumnya, Jaksa penuntut umum (JPU) pada Kejaksaan Negeri (Kejari) Jakarta Selatan menuntut mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Ferdy Sambo dengan hukuman penjara seumur hidup.
Ferdy Sambo dinilai jaksa terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan pembunuhan berencana terhadap eks ajudannya, Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Menurut Jaksa, pembunuhan berencana terhadap Brigadir J dilakukan Ferdy Sambo bersama-sama empat terdakwa lain, yakni Putri Candrawathi, Richard Eliezer atau Bharada E, Ricky Rizal atau Bripka RR, dan Kuat Ma’ruf.
"Menyatakan terdakwa Ferdy Sambo terbukti bersalah melakukan tindak pidana turut serta melakukan pembunuhan yang direncanakan terlebih dahulu sebagaimana yang diatur dan diancam dalam dakwaan pasal 340 KUHP jo Pasal 55 Ayat (1) ke-1 KUHP,” ujar jaksa dalam sidang di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Selasa.
"Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Ferdy Sambo dengan pidana penjara seumur hidup,“ ujarnya Jaksa melanjutkan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.