Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 17/01/2023, 12:54 WIB
|

BOGOR, KOMPAS.com - Gubernur Jawa Tengah sekaligus kader PDI-P, Ganjar Pranowo tidak mau ambil pusing mengenai dinamika politik yang terjadi menjelang tahun Pemilu, termasuk di internal partainya.

Menurut Ganjar, semua ketentuan termasuk koalisi PDI-P dalam kontestasi Pilpres 2024 urusan Ketua Umum PDI-P, Megawati Soekarnoputri.

"Ya itu urusan PDI Perjuangan, nanti urusannya dengan Bu Mega," kata Ganjar saat menghadiri Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Kepala Daerah dan Forkopimda Tahun 2023 di SICC, Bogor, Selasa (17/1/2023).

Baca juga: Rakernas Partai Buruh Rekomendasikan Ganjar, Anies, Said Iqbal, dan Najwa Shihab Jadi Capres

Ganjar juga enggan menjawab pernyataan Ketua DPR RI Puan Maharani beberapa waktu lalu.

Dalam acara Rosi yang disiarkan Kompas TV, anak Megawati itu menyebut tidak harus dia yang menjadi capres yang diusung partai berlambang banteng itu tahun depan.

Soal capres dalam partainya, Ganjar memang kerap dihadap-hadapkan dengan Puan Maharani. Ada pula pihak yang menilai PDI-P akan realistis mengusung Ganjar alih-alih Puan, jika melihat dari elektabilitasnya di beberapa lembaga survei.

"Ya siapa aja boleh menilai," kata Ganjar singkat.

Baca juga: Jelang Pemilu 2024, Ganjar: Parpol Perlu Sering Ngopi agar Tidak Baperan

Lebih lanjut, Ganjar menyarankan partai-partai politik (parpol) perlu sering-sering berkomunikasi atau sekedar ngopi-ngopi.

Menurut Ganjar, komunikasi yang baik mencegah baperan dan sindir-menyindir antar parpol menjelang tahun politik tahun 2024.

"Partai-partai saya kira perlu menjaga juga. Sering-sering ngobrol, sering-sering ngopi sehingga tidak baperan nanti, sehingga menuju 2024 harapannya semua sudah siap," selorohnya.

Sebelumnya diberitakan, Ketua DPP PDI-P Puan Maharani mengatakan, tak tahu siapa figur capres yang bakal dipilih ibunya.

Baca juga: Hadiri Pembukaan Porseni NU, Ganjar: Spirit dan Semangatnya Susah Dicari Padanannya

Hingga kini, hal itu menjadi rahasia yang hanya diketahui oleh Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri. Oleh karena itu, ia sempat tegang saat mendengarkan pidato Megawati, karena banyak menyinggung soal pemimpin perempuan.

"Tadinya sudah deg-degan, aduh siapa nih yang mau disebut, siapa yang mau disebut, kok perempuan terus yang disebut, ya ternyata enggak ada yang disebut," ujarnya.

Puan lantas meyakinkan bahwa Megawati tak akan memilih capres atas dasar kedekatan, tapi kemampuan.

Maka dari itu, Puan legowo jika bukan dirinya yang dipilih untuk melenggang ke perebutan kursi RI-1. Puan Maharani meyakini bahwa Megawati sudah mempertimbangkan banyak hal sebelum menjatuhkan pilihan.

Baca juga: Mengaku Seiring dengan Ganjar, Erick Thohir: Tetapi Tunggu Dulu, Ojo Kesusu

"Urusannya kemudian bagaimana memunculkan seorang pemimpin untuk bangsa dan negara, dan apakah siapa, bagaimana, pasti Bu Mega punya pertimbangan sendiri. Jadi, bukan berarti harus Puan Maharani," katanya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Video rekomendasi
Video lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

ICW dkk Akan Surati Ketua MK soal KPU Beri Pengecualian Eks Terpidana Jadi Caleg

ICW dkk Akan Surati Ketua MK soal KPU Beri Pengecualian Eks Terpidana Jadi Caleg

Nasional
Ketika Anies Singgung Pihak yang Berkuasa untuk Selesaikan Tugasnya...

Ketika Anies Singgung Pihak yang Berkuasa untuk Selesaikan Tugasnya...

Nasional
Pengamat Sebut Video Ancaman KKB Tembak Pilot Susi Air sebagai Dampak Operasi Psikologis Pemerintah

Pengamat Sebut Video Ancaman KKB Tembak Pilot Susi Air sebagai Dampak Operasi Psikologis Pemerintah

Nasional
Paspor 8 WNI Korban Perusahaan 'Online Scam' di Laos Sudah Dikembalikan

Paspor 8 WNI Korban Perusahaan "Online Scam" di Laos Sudah Dikembalikan

Nasional
Soal Informasi MK Putuskan Proporsional Tertutup, Anggota DPR Singgung Kewenangan 'Budgeting'

Soal Informasi MK Putuskan Proporsional Tertutup, Anggota DPR Singgung Kewenangan "Budgeting"

Nasional
Jokowi Disebut Harap Presiden Selanjutnya Lakukan Percepatan dan Bukan Perubahan

Jokowi Disebut Harap Presiden Selanjutnya Lakukan Percepatan dan Bukan Perubahan

Nasional
BPDPKS Gelar Audiensi dengan Gapki, Bahas Riset dan Pengembangan Industri Kelapa Sawit

BPDPKS Gelar Audiensi dengan Gapki, Bahas Riset dan Pengembangan Industri Kelapa Sawit

Nasional
Kejagung Periksa Pejabat Antam dan Bea Cukai Terkait Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Kejagung Periksa Pejabat Antam dan Bea Cukai Terkait Dugaan Korupsi Komoditi Emas 2010-2022

Nasional
Wapres Sebut Prestasi Olahraga Indonesia Meningkat, tapi Belum Puas

Wapres Sebut Prestasi Olahraga Indonesia Meningkat, tapi Belum Puas

Nasional
Tolak Jelaskan Pemberhentian Endar Priantoro ke Ombudsman, KPK: Itu Wewenang PTUN

Tolak Jelaskan Pemberhentian Endar Priantoro ke Ombudsman, KPK: Itu Wewenang PTUN

Nasional
Jokowi Harap Presiden Setelahnya Kejar Target Indonesia Jadi Negara Maju

Jokowi Harap Presiden Setelahnya Kejar Target Indonesia Jadi Negara Maju

Nasional
Cawe-cawe Jokowi Disebut Demi Kelanjutan Program Strategis Nasional

Cawe-cawe Jokowi Disebut Demi Kelanjutan Program Strategis Nasional

Nasional
Janji Jokowi Cawe-cawe Jelang Pemilu Tanpa Kerahkan Militer dan Polisi

Janji Jokowi Cawe-cawe Jelang Pemilu Tanpa Kerahkan Militer dan Polisi

Nasional
Pengacara Teddy Minahasa Nilai Sidang Etik Kliennya Terlalu Terburu-Buru

Pengacara Teddy Minahasa Nilai Sidang Etik Kliennya Terlalu Terburu-Buru

Nasional
Cerita Desainer Aulia Akbar Ciptakan Logo IKN, Terinspirasi Kebudayaan Indonesia

Cerita Desainer Aulia Akbar Ciptakan Logo IKN, Terinspirasi Kebudayaan Indonesia

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com