JAKARTA, KOMPAS.com - Lembaga Perlindungan Saksi Korban (LPSK) menunjukkan foto-foto pemeriksaan yang dilakukan oleh dua orang perempuan psikiater dan psikolog terhadap Putri Candrawathi.
Putri merupakan terdakwa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J. Adapun kasus pembunuhan ini berawal dari adanya dugaan pelecehan terhadap Putri yang dilakukan Yosua.
Baca juga: LPSK Bantah Keterangan Putri Candrawathi Terkait Pertanyaan Adanya Hubungan Khusus dengan Yosua
Wakil Ketua LPSK Edwin Partogi mengatakan, pemeriksaan itu dilakukan di Lantai 2 rumah pribadi Ferdy Sambo, yang merupakan suami Putri, di Jalan Saguling, Jakarta Selatan, 5 Agustus 2022.
"Ini Kami ketika melakukan wawancara ini di rumahnya lantai 2," kata Edwin dalam konferensi pers refleksi akhir tahun LPSK di Ciracas, Jakarta Timur, Jumat (13/1/2023).
Foto tersebut sekaligus membuktikan LPSK melakukan pemeriksaan sesuai dengan standar korban kekerasan seksual.
Dua orang ahli yaitu ahli psikiater dan psikolog diambil dari gender perempuan.
Dari Foto tersebut terlihat Putri Candrawathi menangis saat dilakukan pemeriksaan.
Edwin menjelaskan, LPSK memiliki rekaman video dan rekaman suara saat dilakukan pemeriksaan Putri tersebut.
LPSK juga telah melakukan cross check dan tidak ditemukan kalimat pertanyaan yang menyudutkan Putri sebagai korban kekerasan seksual, terlebih pertanyaan apakah Putri memiliki hubungan khusus dengan Yosua.
"Kami sudah cross check keterangannya, dan juga kami cross check lagi laporan terkait call center kami ketika itu. tidak ada pertanyaan yang disampaikan ibu PC bahwa psikolog LPSK mempertanyakan hubungan khusus antara ibu PC dan Yosua," tutur Edwin.
Baca juga: Kerap Menangis di Sidang, Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Dinilai Ingin buat Hakim Berempati
Sebelumnya, terdakwa kasus pembunuhan berencana Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, Putri Candrawathi, mengungkapkan alasan tak ingin diperiksa oleh LPSK, khususnya terkait kasus pelecehan seksual yang dialami.
Awalnya, penasihat hukum Putri, Sarmauli Simangunsong, bertanya pada saat pemeriksaan Komnas Perempuan, Komnas HAM, dan Asosiasi Psikolog Forensik (Apsifor) Putri bersedia diperiksa, tetapi menolak saat LPSK melakukan pemeriksaan.
Putri kemudian bercerita, "Waktu itu, dari LPSK datang ke rumah saya yang di Saguling (Jakarta Selatan), terus saya diperiksa oleh kalau tidak salah satu psikiater, satunya lagi psikolog."
Ia lantas mengatakan, sempat berkomunikasi dengan psikiater yang didatangi LPSK. Namun, saat berkomunikasi dengan psikolog, ia memilih diam.
"Kenapa Saudara diam? Apa yang ditanyakan psikolog tersebut?" tanya Sarmauli.
"Karena di awal dia langsung menyampaikan, karena saat itu psikolognya menyampaikan langsung dengan pertanyaan 'Apakah punya hubungan spesial dengan Yosua', dan saya tidak mau jawab," kata Putri.
Baca juga: 2 Makna Tangisan Putri Candrawathi: Soal Anak Dinilai Tulus, Pelecehan Diragukan
Putri Candrawathi kemudian kembali menangis di persidangan karena menilai sebuah lembaga perlindungan korban tidak mengerti perasaan korban kekerasan seksual.
"Karena saya ini adalah korban kekerasan seksual, kenapa saya selalu diasumsikan negatif oleh orang-orang," ujar Putri Candrawathi.
"Saya hanya sedih, kenapa orang-orang tidak bisa memahami bila ada di pihak saya sebagai saya. Saya sangat malu, dan apakah orang-orang memikirkan perasaan anak-anak saya dengan pertanyaan atau pemberitaan bahwa ibunya selingkuh dengan orang lain," sambung dia.
Kemudian, Putri Candrawathi mengakui tidak menjawab pertanyaan-pertanyaan selanjutnya dari psikolog yang dikirim oleh LPSK tersebut.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.