Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesimistis Koalisi Perubahan Terbentuk, Pengamat: Siapa Ketua Kelasnya?

Kompas.com - 11/01/2023, 05:40 WIB
Tatang Guritno,
Icha Rastika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Cyrus Network, Hasan Nasbi pesimistis "koalisi perubahan" yang dijajaki Partai Nasdem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), dan Partai Demokrat bisa terbentuk.

Ia menilai, hingga kini ketiganya belum sampai pada kesepakatan siapa partai politik (parpol) yang menjadi pemimpin koalisi.

“Coba saya tanya Nasdem, Demokrat, PKS siapa ketua kelasnya? Itu akan sulit untuk mendiskusikan siapa ketua kelasnya, enggak selesai dengan makan malam sekian kali itu, karena itu ego, ego partai,” ujar Hasan dalam program Gaspol! di YouTube Kompas.com, Selasa (10/1/2023).

Baca juga: Jika Koalisi Perubahan Gagal Terbentuk, Pilpres 2024 Diprediksi Hanya Diikuti All Jokowi’s Men

Ia mencontohkan, proses negosiasi sangat mungkin berjalan alot antara Nasdem dan Demokrat.

Menurut dia, kedua parpol itu punya selisih perolehan suara dan kursi DPR RI yang tipis.

“Misalnya dengan Pak SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), Pak SBY walaupun partainya 54 kursi, Nasdem 59 kursi (di Parlemen) itu kan tipis,” ujar dia. 

“Nasdem bilang (perolehan kursi DPR RI) saya besar lho, Pak SBY bilang, saya (pernah menjadi) presiden, masa Anda jadi ketua kelas? Perkara siapa datang ke siapa saja jadi masalah,” kata dia.

Hasan menyampaikan, persoalan lain yang menghambat adalah siapa parpol yang mengeluarkan biaya atau logistik kampanye lebih besar.

Masalah itu erat kaitannya dengan dari mana capres yang diusung berasal.

“Siapa yang bayar makan di atas meja? Saya enggak yakin split bill hari ini, enggak bisa split bill, Anda punya capres, kita dapat apa?” ucap dia.

Baca juga: Tak Tunggu Pencapresan PDI-P, PKS Pilih Fokus Bangun Koalisi Perubahan

Oleh karena itu, ia menganggap belum sepakatnya ketiga parpol terkait "koalisi perubahan" bukan karena penentuan calon wakil presiden (cawapres) semata.

“Jadi ini baru dua hal itu saja, belum bicara wakil (presiden). Ini sulit untuk bersama, karena penentuan-penentuan yang tadi itu sulit mereka mencapai kesepakatan,” kata dia.

Hingga kini, "koalisi perubahan" tak kunjung dideklarasikan.

Nasdem telah mengusung Anies Baswedan sebagai cawapres, sedangkan Demokrat mendorong agar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi pasangannya.

Di sisi lain, PKS mengusulkan nama lain, yakni mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan atau Aher sebagai cawapres.

AHY pun menunjukkan keenganannya mendeklarasikan koalisi jika tak dilengkapi dengan pengusungan capres-cawapres.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali menyatakan, koalisi sulit terwujud jika ketiga parpol saling mengunci satu sama lain.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

KPK Periksa Anggota DPR Ihsan Yunus Jadi Saksi Pengadaan APD Covid-19

Nasional
Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

Jokowi dan Megawati Saling Memunggungi

Nasional
Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Soal Resolusi Gencatan Senjata di Gaza, Menlu China Sebut AS Pakai Hukum Internasional Sesuai Keinginannya Saja

Nasional
Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Indonesia dan China Akan Bahas Kelanjutan Proyek Kereta Cepat, Luhut Kembali Terlibat

Nasional
KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

KPU Siap Laksanakan Apa Pun Putusan MK soal Sengketa Pilpres 2024

Nasional
KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

KPU Tegaskan Caleg Terpilih Wajib Mundur jika Maju Pilkada 2024

Nasional
Megawati Kirim 'Amicus Curiae' ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Megawati Kirim "Amicus Curiae" ke MK, KPU: Itu Bukan Alat Bukti

Nasional
KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

KPK Tetapkan Eks Kepala Bea Cukai Yogyakarta Eko Darmanto Tersangka TPPU

Nasional
Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

Menko Polhukam Sebut Mayoritas Pengaduan Masyarakat Terkait Masalah Agraria dan Pertanahan

Nasional
Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

Menko Polhukam Minta Jajaran Terus Jaga Stabilitas agar Tak Ada Kegaduhan

Nasional
Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

Bertemu Menlu Wang Yi, Jokowi Dorong China Ikut Bangun Transportasi di IKN

Nasional
Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Indonesia-China Sepakat Dukung Palestina Jadi Anggota Penuh PBB

Nasional
Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

Setelah Bertemu Jokowi, Menlu China Wang Yi Akan Temui Prabowo

Nasional
Kasus Pengemudi Fortuner Pakai Palsu Pelat TNI: Pelaku Ditangkap, Dilaporkan ke Puspom dan Bareskrim

Kasus Pengemudi Fortuner Pakai Palsu Pelat TNI: Pelaku Ditangkap, Dilaporkan ke Puspom dan Bareskrim

Nasional
Saat Eks Ajudan SYL Bongkar Pemberian Uang dalam Tas ke Firli Bahuri...

Saat Eks Ajudan SYL Bongkar Pemberian Uang dalam Tas ke Firli Bahuri...

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com