JAKARTA, KOMPAS.com - Pendiri Cyrus Network, Hasan Nasbi menilai, pencalonan presiden PDI-P tak akan berpengaruh banyak pada bangun koalisi partai politik (parpol) yang telah terbentuk saat ini meskipun figur yang dipilih menjadi calon presiden (capres) adalah Ganjar Pranowo atau pun Puan Maharani
“PDI-P menurut saya bukan mempengaruhi peta (politik), tetapi siapa yang dicalonkan PDI-P setelah melihat siapa saja lawannya,” kata Hasan dalam program Gaspol! di YouTube Kompas.com, Selasa (10/1/2023).
Menurut dia, PDI-P dalam posisi menguntungkan untuk melihat lebih dulu siapa kompetitornya dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
Hasan mengatakan, partai berlambang banteng itu tak perlu terburu-buru karena bisa mengusung calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres) sendiri tanpa perlu berkoalisi dengan parpol lain.
“Jadi dia (PDI-P) bukan faktor independen, dia faktor yang dependen (tidak berdiri sendiri),” ujar dia.
Posisi politik itu, menurut Hasan, juga membuat PDI-P boleh memilih siapa pun capres yang bakal dipilihnya. Bahkan, jika dirasa perlu, PDI-P bisa mengusung Ketua Umum Megawati Soekarnoputri.
Sebab, saat ini belum ada figur capres yang dominan dengan elektabilitas seperti Presiden Joko Widodo dalam Pilpres 2014 dan 2019.
“Jadi semua itu beatable, bisa dikalahkan, kalau (dulu) Pak Jokowi, orang mikir-mikir (mau berkontestasi),” kata dia.
Adapun Megawati belum mengumumkan siapa capres yang dipilihnya untuk menghadapi kontestasi perebutan kursi RI-1.
Baca juga: Membaca Kode Megawati soal Jangan Remehkan Calon Perempuan dari PDI-P...
Ia mengatakan, kewenangan pencapresan PDI-P berada di tangannya.
"Sekarang nungguin (capres), enggak ada, ini urusan gua," kata Megawati dalam perayaan HUT ke-50 PDI-P di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, Selasa.
Adapun PDI-P menjadi satu-satunya parpol yang bisa mengusung capres-cawapresnya sendiri karena memenuhi ambang batas pencalonan presiden atau presidential threshold sebanyak 20 persen kursi Parlemen RI.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.