JAKARTA, KOMPAS.com - Wacana sistem proporsional tertutup dikhawatirkan akan membunuh partai politik (parpol) tertentu apabila benar-benar diterapkan.
Selain itu, sistem proporsional tertutup juga dinilai berpotensi menguntungkan dan menggerus parpol tertentu.
"Sistem kekuasaan yang semakin sentralistik, mudah dikooptasi oleh elite partai politik tertentu, akan memaksa caleg-caleg dengan logistik dan jaringan kuat untuk masuk ke partai-partai yang sentralistik dan memiliki party-ID (party-identification) yang kuat," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam kepada Kompas.com, Senin (9/1/2023).
Baca juga: 8 Fraksi DPR Tolak Sistem Proporsional Tertutup, Kecuali PDI-P
Umam menyebut pemberlakuan sistem proporsional tertutup akan menguntungkan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) selaku partai pemilik party-ID yang lebih besar.
Adapun party-ID merupakan derajat kedekatan warga dengan partai yang diyakininya untuk dipilih saat pemilihan umum (pemilu) dilaksanakan.
Di sisi lain, sistem proporsional tertutup berpeluang membuat kekuatan Golkar paling tergerus signifikan karena banyaknya varian kekuatan politik di dalamnya.
"Di saat yang sama, sistem proporsional tertutup ini berpeluang membunuh PAN dan PPP karena terbatasnya party-ID dan tokoh khatismatik di dalamnya," terang Umam.
Umam juga mengatakan, sistem proporsional tertutup berpeluang semakin menguatkan stream politics atau praktik politik aliran yang selama ini kian mencair di era pasca-reformasi.
Menurutnya, menguatnya politik aliran ini akan membuat politik nasional semakin terpolarisasi.
Baca juga: 8 Parpol Tolak Sistem Proporsional Tertutup, Pengamat: Bentuk Perlawanan Terbuka
Jika itu terjadi, praktik hoaks, hate speech atau ujaran kebencian dan character assasination atau upaya pembunuhan karakter terhadap lawan politik akan dianggap sebagai alat paling efektif untuk mengonsolidasikan sentimen dukungan elektoral partai-partai.
Di samping itu, Umam menyatakan, pemberlakuan sistem proporsional terbuka merupakan langkah modernisasi sistem kepartaian.
Sistem tersebut dinilai mempunyai esensi bahwa rakyat harus memahami siapa wakilnya yang duduk di kursi parlemen.
Dengan begitu, kata dia, wakil rakyat benar-benar representatif dan bisa dievaluasi oleh pemilihnya.
"Artinya, sistem proporsional tertutup hanya akan merampas hak rakyat untuk memiliki wakilnya yang akuntabel," tegas dia.
Baca juga: Saat Partai Pemerintah dan Oposisi Bersatu Padu Tolak Sistem Proporsional Tertutup
Umam menyoroti mengenai praktik money politics atau politik uang yang menjadi konsern utama terkait pengembalian sistem proporsional tertutup.