Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/01/2023, 05:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengamat politik dari UIN Syarif Hidayatullah Adi Prayitno menilai PDI-P sudah tidak sabar ingin mengeluarkan dua menteri Partai Nasdem dari kabinet pemerintahan Joko Widodo (Jokowi).

Adi mengatakan, hal tersebut terjadi lantaran Partai Nasdem mendeklarasikan eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan sebagai calon presiden (capres).

"PDI-P terlihat tak sabar ingin mengeluarkan dua menteri Nasdem dari koalisi Jokowi buntut pencapresan Anies," ujar Adi kepada Kompas.com, Rabu (4/1/2023).

Menurutnya, bagi PDI-P, jika Nasdem ingin berbeda pilihan politik dengan koalisi Jokowi saat ini, maka tidak perlu menunggu tahun 2024.

Baca juga: Gaduh soal Reshuffle, PDI-P Terus Sudutkan Nasdem, Jokowi Bilang Tunggu Saja

Bahkan, Adi melihat PDI-P ingin Nasdem segera menentukan sikap politik yang sudah berseberangan sejak sekarang.

"Makanya, PDI-P berulangkali menyinggung soal etika politik. Bagaimana mungkin Nasdem yang usung Anies capres antitesa Jokowi masih berada dalam koalisi," katanya.

Kemudian, Adi mengatakan, PDI-P sedang ingin memastikan siapa kawan dan lawan mereka sejak dini.

Menurut Adi, PDI-P merasa berhak meminta dua menteri dari Nasdem dicopot karena mereka adalah pemenang pemilu pada 2019 lalu.

"Tapi Nasdem membela diri. Kontrak dengan Jokowi hingga 2024. Nasdem juga berdalih menunjukkan loyalitasnya ke Jokowi sampai saat ini," kata Adi.

Baca juga: Terus Dorong Reshuffle, PDI-P Dinilai Terang-terangan Tak Suka dengan Manuver Nasdem Capreskan Anies

Sementara itu, kata Adi, PDI-P merasa tidak perlu lagi menutup-nutupi bahwa mereka tak nyaman dengan Nasdem yang bermain di dua kaki.

Sebab, sejauh ini, di satu sisi Nasdem masih berada dalam koalisi Jokowi.

Namun, pada saat bersamaan, Nasdem mengusung sosok yang dianggap berlawanan dengan Jokowi, yakni Anies Baswedan.

"Jelas ini kode keras ke Jokowi bahwa PDI-P sudah tak nyaman dengan Nasdem. Semacam ‘intimidasi politik’ ke Jokowi untuk segera me-reshuffle menteri Nasdem," ujar Adi.

Baca juga: Gulirkan Wacana Reshuffle Menteri Nasdem, PDI-P Dinilai Tak Hormati Jokowi

Sebelumnya, Ketua DPP PDI-P Djarot Saiful Hidayat memastikan, Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan melakukan perombakan kabinet (reshuffle).

Namun, terkait waktu reshuffle, Djarot menyerahkan sepenuhnya kepada Presiden Jokowi.

"Pak Jokowi sudah memberi sinyal, reshuffle itu pasti akan dilakukan, pasti. Apakah akan jangka waktu dekat, atau dua tiga bulan menurut Pak Jokowi, tunggu waktunya, tunggu saja kan begitu, tapi pasti," kata Djarot di Kantor DPP PDI-P Jalan Diponegoro, Jakarta, Selasa (3/1/2023).

Kemudian, ia menyuarakan agar dilakukan evaluasi terhadap dua menteri dari Nasdem, yakni Menteri Pertanian Syarul Yasin Limpo dan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya Bakar.

Bahkan, Djarot juga terang-terangan menyarankan menteri-menteri Nasdem itu mengundurkan diri.

Sebab, ia menduga ada ketidakcocokan menteri-menteri itu dengan kebijakan presiden.

"Kalau memang gentle, betul sudah seperti itu, akan lebih baik, untuk menteri-menterinya (menteri dari Nasdem) lebih baik mengundurkan diri. Itu lebih gentle," kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Belakangan, dua partai politik saling bersinggungan terkait isu reshuffle awal tahun. Dua partai itu adalah PDI-P dan Nasdem.

Baca juga: Sinyal Reshuffle Kian Menguat, Jokowi Diprediksi Bakal Sisakan 1 Menteri Nasdem

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.



Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

PKS Klaim Tak Pernah Ngotot soal Cawapres Anies Harus dari kadernya

PKS Klaim Tak Pernah Ngotot soal Cawapres Anies Harus dari kadernya

Nasional
Ade Armando: PSI Ini Seperti LSM yang Berubah Jadi Partai Politik

Ade Armando: PSI Ini Seperti LSM yang Berubah Jadi Partai Politik

Nasional
Kejagung Periksa Stafsus Johnny G Plate di Kasus Korupsi BTS 4G Bakti Kominfo

Kejagung Periksa Stafsus Johnny G Plate di Kasus Korupsi BTS 4G Bakti Kominfo

Nasional
Demokrat Dinilai Ambigu, Malu-malu Promosikan Anies, tapi Terus “Jual” AHY

Demokrat Dinilai Ambigu, Malu-malu Promosikan Anies, tapi Terus “Jual” AHY

Nasional
Keakraban Jokowi dan Anwar Ibrahim, Saling Sebut Sahabat dan Blusukan Bareng

Keakraban Jokowi dan Anwar Ibrahim, Saling Sebut Sahabat dan Blusukan Bareng

Nasional
Kala PKB Akan Evaluasi Koalisi dan Gerindra yang Menganggap Hal Itu Bukan Ancaman...

Kala PKB Akan Evaluasi Koalisi dan Gerindra yang Menganggap Hal Itu Bukan Ancaman...

Nasional
Candaan 'Koalisi Permanen' Sejumlah Menteri di Malaysia...

Candaan "Koalisi Permanen" Sejumlah Menteri di Malaysia...

Nasional
Langkah Pemerintah di Tengah Banyaknya Kasus TPPO

Langkah Pemerintah di Tengah Banyaknya Kasus TPPO

Nasional
Dinamika Pilpres dan Kontestasi Nir-Gagasan

Dinamika Pilpres dan Kontestasi Nir-Gagasan

Nasional
Serba-serbi Rakernas PDI-P: Kompaknya Mega-Jokowi dan Masuknya AHY di Bursa Cawapres Ganjar

Serba-serbi Rakernas PDI-P: Kompaknya Mega-Jokowi dan Masuknya AHY di Bursa Cawapres Ganjar

Nasional
18 Laporan Transaksi Mencurigakan Jadi Prioritas Satgas TPPU, Nilainya Rp 281,6 T

18 Laporan Transaksi Mencurigakan Jadi Prioritas Satgas TPPU, Nilainya Rp 281,6 T

Nasional
Nasdem dan Demokrat Memanas, Saling Balas soal Kapan Cawapres Anies Diumumkan

Nasdem dan Demokrat Memanas, Saling Balas soal Kapan Cawapres Anies Diumumkan

Nasional
BP2MI: Perlu Pemahaman Hukum yang Sama Berantasan Perdagangan Orang di ASEAN

BP2MI: Perlu Pemahaman Hukum yang Sama Berantasan Perdagangan Orang di ASEAN

Nasional
Mahfud Ingatkan Pejabat, Pengacara agar Tak Halangi Pengungkapan Pencucian Uang

Mahfud Ingatkan Pejabat, Pengacara agar Tak Halangi Pengungkapan Pencucian Uang

Nasional
2 Jenazah Pekerja Migran Dipulangkan Setiap Hari, Wapres: Kita Cegah PMI Ilegal

2 Jenazah Pekerja Migran Dipulangkan Setiap Hari, Wapres: Kita Cegah PMI Ilegal

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com