Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat: Sandiaga Bisa Dianggap Pemberontak jika Tak Patuhi Keputusan Gerindra soal Prabowo Capres

Kompas.com - 30/12/2022, 12:21 WIB
Fitria Chusna Farisa

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menduga, elite Partai Gerindra tengah menunjukkan kekecewaan terhadap Sandiaga Uno yang belakangan dikabarkan hendak merapat ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).

Meski desas-desus itu belum terkonfirmasi, menurut Ari, Sandiaga bisa dianggap sebagai pemberontak oleh partainya sendiri karena bermanuver untuk kepentingan Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.

"Justru saya memaknai adanya kekecewaan sekaligus mempertanyakan sikap Sandiaga Uno yang mbalelo (memberontak) terhadap keputusan final Gerindra yang akan mencapreskan Prabowo," kata Ari kepada Kompas.com, Jumat (30/12/2022).

Baca juga: Sinyal Kekecewaan Gerindra di Balik Desas-desus Hengkangnya Sandiaga ke PPP...

Bagi Gerindra, kata Ari, Prabowo Subianto adalah roh partai. Belasan tahun parpol berlambang garuda itu dipimpin oleh Prabowo.

Gerindra juga telah menegaskan bahwa mengusung Prabowo sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024 adalah harga mati.

Oleh karenanya, tak heran jika Gerindra bakal antipati terhadap kadernya yang bermbisi maju pilpres.

"Sikap kader yang keluar dari garis partai tentu akan dipersilahkan hengkang dari partai," ujarnya.

Namun demikian, Ari mengatakan, jika benar Sandiaga merapat ke PPP, Gerindra bakal merugi karena kehilangan salah satu kader terbaik. Endorsement buat Prabowo pun bakal berkurang.

Baca juga: Persilakan Sandiaga Pilih Langkah Politik, Dasco: Di Gerindra Slotnya Cuma untuk Pak Prabowo

Sebaliknya, PPP akan banyak diuntungkan karena mendapat limpahan elektoral atau efek ekor jas dari elektabilitas Sandiaga yang terbilang lumayan.

Sementara, buat Sandi, bermanuver ke partai lain merupakan bagian dari upayanya untuk mewujudkan ambisi maju sebagai capres atau calon wakil presiden (cawapres).

"Bagi Sandi sendiri ini adalah langkah peruntungan politik mengingat dia tidak mendapat tiket sebagai capres atau cawapres dari Gerindra sementara dia ingin mencari tiket dari PPP," kata Ari.

Namun demikian, lanjut Ari, Sandi seharusnya berpikir matang terkait ini. Sebab, oleh sejumlah lembaga survei, PPP diprediksi bakal lenyap dari DPR pasca Pemilu 2024 karena diperkirakan tidak memenuhi presidential threshold atau ambang batas Parlemen 4 persen.

Dengan demikian, saham politik partai berlambang Kabah itu di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) besutan PPP, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN) pun tak akan seberapa besar.

"Jadi andai PPP mengusulkan nama Sandiaga sebagai capres atau cawapres dalam KIB tentu masih menunggu hasil akhir rembukan para anggota KIB," tutur dosen Universitas Indonesia itu.

Sebagaimana diketahui, belakangan berembus isu Sandiaga Uno hendak hengkang dari Gerindra dan merapat ke PPP. Isu ini menyusul kabar kesiapan Sandiaga untuk maju sebagai capres.

Halaman:


Terkini Lainnya

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Puspen TNI Sebut Denpom Jaya Dalami Dugaan Prajurit Aniaya Warga di Jakpus

Nasional
Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Bea Cukai dan Ditresnarkoba Polda Metro Jaya Gagalkan Peredaran Serbuk MDMA dan Kokain Cair

Nasional
TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

TNI Kirim Payung Udara, Bisa Angkut 14 Ton Bantuan untuk Warga Gaza Via Udara

Nasional
Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Tersangka Kasus Korupsi Timah Diyakini Bisa Bertambah 2-3 Kali Lipat jika Diusut Lewat TPPU

Nasional
Pakar Hukum Duga Ada 'Orang Kuat' Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Pakar Hukum Duga Ada "Orang Kuat" Lindungi Kasus Korupsi Timah yang Jerat Harvey Moeis

Nasional
Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia 'The New Soekarno'

Gerindra: Prabowo Tidak Cuma Janji Kata-kata, Dia "The New Soekarno"

Nasional
TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

TNI Kirim 900 Payung Udara untuk Salurkan Bantuan ke Warga Palestina

Nasional
Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Terseretnya Nama Jokowi dalam Pusaran Sengketa Pilpres 2024 di MK...

Nasional
Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Serangan Balik KPU dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK...

Nasional
Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Soal Flu Singapura, Menkes: Ada Varian Baru Tapi Tidak Mematikan Seperti Flu Burung

Nasional
Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Kasus yang Jerat Suami Sandra Dewi Timbulkan Kerugian Rp 271 Triliun, Bagaimana Hitungannya?

Nasional
Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Menkes Minta Warga Tak Panik DBD Meningkat, Kapasitas RS Masih Cukup

Nasional
Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Kursi Demokrat di DPR Turun, AHY: Situasi di Pemilu 2024 Tidak Mudah

Nasional
Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Serba-serbi Pembelaan Kubu Prabowo-Gibran dalam Sidang Sengketa Pilpres di MK

Nasional
Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Kecerdasan Buatan Jadi Teman dan Musuh bagi Industri Media

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com