JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Lembaga Kajian Politik Nusakom Pratama Ari Junaedi menduga, elite Partai Gerindra tengah menunjukkan kekecewaan terhadap Sandiaga Uno yang belakangan dikabarkan hendak merapat ke Partai Persatuan Pembangunan (PPP).
Meski desas-desus itu belum terkonfirmasi, menurut Ari, Sandiaga bisa dianggap sebagai pemberontak oleh partainya sendiri karena bermanuver untuk kepentingan Pemilu Presiden (Pilpres) 2024.
"Justru saya memaknai adanya kekecewaan sekaligus mempertanyakan sikap Sandiaga Uno yang mbalelo (memberontak) terhadap keputusan final Gerindra yang akan mencapreskan Prabowo," kata Ari kepada Kompas.com, Jumat (30/12/2022).
Baca juga: Sinyal Kekecewaan Gerindra di Balik Desas-desus Hengkangnya Sandiaga ke PPP...
Bagi Gerindra, kata Ari, Prabowo Subianto adalah roh partai. Belasan tahun parpol berlambang garuda itu dipimpin oleh Prabowo.
Gerindra juga telah menegaskan bahwa mengusung Prabowo sebagai calon presiden (capres) untuk Pemilu 2024 adalah harga mati.
Oleh karenanya, tak heran jika Gerindra bakal antipati terhadap kadernya yang bermbisi maju pilpres.
"Sikap kader yang keluar dari garis partai tentu akan dipersilahkan hengkang dari partai," ujarnya.
Namun demikian, Ari mengatakan, jika benar Sandiaga merapat ke PPP, Gerindra bakal merugi karena kehilangan salah satu kader terbaik. Endorsement buat Prabowo pun bakal berkurang.
Baca juga: Persilakan Sandiaga Pilih Langkah Politik, Dasco: Di Gerindra Slotnya Cuma untuk Pak Prabowo
Sebaliknya, PPP akan banyak diuntungkan karena mendapat limpahan elektoral atau efek ekor jas dari elektabilitas Sandiaga yang terbilang lumayan.
Sementara, buat Sandi, bermanuver ke partai lain merupakan bagian dari upayanya untuk mewujudkan ambisi maju sebagai capres atau calon wakil presiden (cawapres).
"Bagi Sandi sendiri ini adalah langkah peruntungan politik mengingat dia tidak mendapat tiket sebagai capres atau cawapres dari Gerindra sementara dia ingin mencari tiket dari PPP," kata Ari.
Namun demikian, lanjut Ari, Sandi seharusnya berpikir matang terkait ini. Sebab, oleh sejumlah lembaga survei, PPP diprediksi bakal lenyap dari DPR pasca Pemilu 2024 karena diperkirakan tidak memenuhi presidential threshold atau ambang batas Parlemen 4 persen.
Dengan demikian, saham politik partai berlambang Kabah itu di Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) besutan PPP, Partai Golkar, dan Partai Amanat Nasional (PAN) pun tak akan seberapa besar.
"Jadi andai PPP mengusulkan nama Sandiaga sebagai capres atau cawapres dalam KIB tentu masih menunggu hasil akhir rembukan para anggota KIB," tutur dosen Universitas Indonesia itu.
Sebagaimana diketahui, belakangan berembus isu Sandiaga Uno hendak hengkang dari Gerindra dan merapat ke PPP. Isu ini menyusul kabar kesiapan Sandiaga untuk maju sebagai capres.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.