JAKARTA, KOMPAS.com - Wakil Presiden Ma'ruf Amin meminta masyarakat untuk mengikuti informasi prakiraan cuaca yang dirilis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), bukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN).
Ma'ruf menegaskan, lembaga yang memiliki otoritas untuk mengeluarkan prakiraan cuaca adalah BMKG.
"Yang harus dijadikan pegangan dari BMKG karena dia yang memiliki otoritas," kata Ma'ruf di Istana Wakil Presiden, Jakarta, Kamis (29/12/2022).
Baca juga: Ramai Beda Pendapat BRIN dan BMKG soal Badai, Harus Percaya Siapa?
Ma'ruf menjelaskan, secara perorangan, peneliti BRIN bisa saja melakukan penelitian mengenai prakiraan cuaca, tetapi BRIN sebagai lembaga tidak punya otoritas mengeluarkan prakiraan cuaca.
Ia menduga, hasil penelitian yang dilakukan peneliti BRIN belum divalidasi sehingga menghasilkan prakiraan yang berbeda dibandingkan BMKG.
"Itu yang BRIN secara kelembagaan tidak, tapi secara perorangan mungkin, saya kira itu yang sesuai masyarakat tahu bahwa otoritas untuk bisa memberikan prediksi-prediksi itu ada di BMKG," ujar Ma'ruf.
Baca juga: Prediksi BRIN soal Badai Besar Jakarta yang Tak Terbukti...
Diketahui, perbedaan prakiraan cuaca antara BMKG dan BRIN menjadi buah bibir masyarakat dalam beberapa hari terakhir.
Peneliti Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN Erma Yulihastin melalui akun Twitter-nya menyebutkan ada potensi hujan ekstrem dan badai dahsyat di Jabodetabek pada Rabu (28/12/2022) berdasarkan analisis data dari Satellite Early Warning System atau Sadewa.
Akan tetapi, BMKG menyatakan bahwa yang terjadi di Jabodetabek bukanlah badai, tetapi hujan lebat dan hujan ekstrem.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.