Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayoritas di Pulau Jawa, Ini 9 Wilayah yang Diprediksi BMKG Diguyur Hujan Ekstrem hingga 2 Januari 2023

Kompas.com - 28/12/2022, 14:09 WIB
Fitria Chusna Farisa

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah wilayah diprediksi diguyur hujan lebat hingga cuaca ekstrem selama beberapa hari ke depan.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan, hujan lebat dan cuaca ekstrem tersebut terjadi hingga 2 Januari 2023.

"Yang perlu diwaspadai, potensi hujan lebat hingga sangat lebat bahkan sampai berkembang ekstrem sampai 2 Januari," kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Selasa (27/12/2022).

Baca juga: BMKG: Jabodetabek Akan Hujan Deras Tiap Hari hingga Awal Januari 2023

Setidaknya, ada 9 wilayah yang diperkirakan terdampak, mayoritas di Pulau Jawa. Rinciannya yakni:

  • Banten;
  • Jawa Barat;
  • DKI Jakarta;
  • Jawa Tengah;
  • Daerah Istimewa Yogyakarta; Jawa Timur;
  • Bali;
  • Nusa Tenggara Barat (NTB); dan
  • Nusa Tenggara Timur (NTT).

Selain sembilan provinsi itu, sejumlah wilayah lainnya berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat, namun intensitasnya lebih rendah dari ekstrem. Wilayah tersebut meliputi:

  • Aceh;
  • Bengkulu;
  • Sumatera Barat;
  • Lampung;
  • Sumatera Selatan;
  • Kalimantan Selatan;
  • Sulawesi Selatan;
  • Sulawesi Tenggara;
  • Maluku Tenggara;
  • Papua Barat; dan
  • Papua.

Menurut perkiraan BMKG, cuaca ekstrem di Indonesia baru mereda pada 5 Januari 2023.

Dwikorita menjelaskan, peningkatan curah hujan beberapa hari ke depan disebabkan karena dinamika atmosfer di wilayah Indonesia. Fenomena ini sudah diprediksi BMKG sejak 21 Desember 2022 lalu.

Akan tetapi, kali ini, ada satu fenomena tambahan yang mengakibatkan curah hujan semakin meningkat.

"Kondisi dinamika atmosfer yang dapat memicu curah hujan tersebut antara lain masih sama dengan 21 Desember, namun intensitasnya semakin menguat yaitu Monsun Asia," terang Dwikorita.

Sebagai informasi, Monsun Asia aktif mengindikasikan potensi aliran massa udara dingin dari wilayah Asia menuju ke wilayah Selatan.

Baca juga: Jokowi Minta Masyarakat Ikuti Informasi BMKG Soal Potensi Cuaca Ekstrem Akhir Tahun

Beberapa hari terakhir, potensi munculnya Monsun Asia disertai dengan seruakan udara dingin yang berasal dari dataran tinggi Tibet di Asia.

Fenomena aliran lintas ekuator juga disebut berperan meningkatkan pertumbuhan awan hujan menjadi lebih intensif.

Aliran lintas ekuator sendiri ditandai dengan meningkatnya aliran massa udara dingin dari utara ke wilayah Indonesia melintasi ekuator.

"Karena tadi ada 3 fenomena ya: Monsun Asia, seruak udara dingin, dan fenomena aliran lintas ekuator yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara lebih intensif di wilayah Indonesia bagian Barat, Tengah, dan Selatan," jelas Dwikorita.

Dwikorita memaparkan, seruakan udara dingin Asia merupakan fenomena yang lazim terjadi saat Munson Asia aktif.

Baca juga: Heboh BRIN Prediksi Badai Dahsyat Jabodetabek Hari Ini, Dibantah BMKG

Jika disertai dengan fenomena arus lintas ekuatorial, hal ini berdampak pada meningkatnya potensi curah hujan di wilayah barat Indonesia.

"Dampak adanya seruakan dingin dari Asia yang disertai arus lintas ekuatorial dapat berdampak secara tidak langsung pada peningkatan curah hujan," kata Dwikorita.

Selain itu, lanjut Dwikorita, kecepatan angin di wilayah Indonesia bagian selatan ekuator juga turut mempengaruhi curah hujan.

(Penulis: Adhyasta Dirgantara | Editor: Dani Prabowo)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

JK Puji Prabowo Mau Rangkul Banyak Pihak, tapi Ingatkan Harus Ada Oposisi

Nasional
Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Mantan Anak Buah SYL Mengaku Dipecat Lantaran Tolak Bayar Kartu Kredit Pakai Dana Kementan

Nasional
Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Beri Selamat ke Prabowo-Gibran, JK: Kita Terima Kenyataan yang Ada

Nasional
DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

DPR Bakal Kaji Ulang Desain Pemilu Serentak karena Dianggap Tak Efisien

Nasional
Komisi II Sebut 'Presidential Threshold' Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Komisi II Sebut "Presidential Threshold" Jadi Target Rencana Revisi UU Pemilu

Nasional
Prabowo Nyanyi 'Pertemuan' di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Prabowo Nyanyi "Pertemuan" di Depan Titiek Soeharto: Sudah Presiden Terpilih, Harus Tepuk Tangan walau Suara Jelek

Nasional
Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Fraksi Golkar Bakal Dalami Usulan Hakim MK soal RUU Pemilu dan Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Politikus Senior PDI-P Tumbu Saraswati Meninggal Dunia, Penghormatan Terakhir di Sekolah Partai

Nasional
Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Bubar Jalan dan Merapat ke Prabowo, Koalisi Perubahan Dinilai Hanya Jual Gimik Narasi Kritis

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, PPP: Tak Ada Lagi Koalisi 01 dan 03

Nasional
CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

CSIS: Pemilu 2024 Hasilkan Anggota DPR Muda Paling Minim Sepanjang Sejarah sejak 1999

Nasional
PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

PPATK Koordinasi ke Kejagung Terkait Aliran Dana Harvey Moeis di Kasus Korupsi Timah

Nasional
Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Prabowo-Titiek Soeharto Hadiri Acara Ulang Tahun Istri Wismoyo Arismunandar, Ada Wiranto-Hendropriyono

Nasional
Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Banyak Catatan, DPR Dorong Revisi UU Pemilu Awal Periode 2024-2029

Nasional
Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Pakar Ragu UU Lembaga Kepresidenan Terwujud jika Tak Ada Oposisi

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com