Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengamat Sebut 2 Alasan Pentingnya Panglima TNI Tak Rangkap Jabatan Kepala Staf

Kompas.com - 27/12/2022, 16:42 WIB
Achmad Nasrudin Yahya

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Center for Intermestic and Diplomatic Engagement (CIDE) Anton Aliabbas menyebut dua alasan pentingnya Panglima TNI tak merangkap jabatan menjadi kepala staf angkatan.

Hal ini disampaikan Anton terkait dengan rangkap jabatan Panglima TNI Laksamana Yudo Margono terhadap posisi Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL).

Baca juga: Besok, Jokowi Lantik KSAL Pengganti Yudo Margono

Pertama, Anton mengungkapkan, rangkap jabatan akan menjadikan Panglima TNI tidak dapat berkonsentrasi penuh dengan posisi barunya.

"Mengingat pos Panglima TNI sangat strategis maka konsentrasi dan perhatian penuh pejabat baru sangat diperlukan," kata Anton dalam siaran pers, Selasa (26/12/2022).

Anton mengatakan, konsentrasi diperlukan Yudo untuk melakukan penyesuaian dengan tugas baru dan konsolidasi internal guna memenuhi target yang telah disiapkan.

Baca juga: Soal KSAL Baru Pengganti Yudo Margono, Moeldoko: Tunggu Saja Sebentar Lagi

Dengan kata lain, Anton menyebut kerja dan kinerja Yudo Margono akan sulit efektif selama masih merangkap posisi KSAL.

Kedua, Anton menuturkan, rangkap jabatan yang dijalani Yudo mengindikasikan kekurangpekaaan manajerial Jokowi dalam menyiapkan calon pimpinan tinggi TNI.

Anton menegaskan, sejatinya, TNI Angkatan Laut tidak mengalami kekurangan stok calon pimpinan yang siap menjabat pos strategis.

Baca juga: Teka-teki Calon KSAL, Jokowi Diminta Tak Abaikan Kebutuhan Organisasi

Setidaknya, ada sembilan perwira tinggi berpangkat laksamana madya atau bintang tiga yang memenuhi syarat normatif diangkat sebagai KSAL.

Sebaliknya, berlarutnya fenomena rangkap jabatan ini akan membuka ruang berkembangnya isu politisasi jabatan militer.

Baca juga: CIDE Sebut 2 Pati TNI AL Ini Berpeluang Jadi KSAL Gantikan Yudo Margono jika Pertimbangannya Dekat Ring 1

Oleh karena itu, Anton mengingatkan ada baiknya Presiden Joko Widodo tidak berlama-lama membiarkan Yugo merangkap jabatan Panglima TNI-KSAL.

"Ditambah masa jabatan normatif Yudo Margono sebagai Panglima TNI tidak sampai 12 bulan. Oleh karena itu, keberadaan pejabat KSAL definitif sangat dibutuhkan mengingat kondisi ancaman maritim Indonesia sangat dinamis," imbuh dia.

Hingga kini, Yudo masih merangkap jabatan sebagai KSAL. Hal ini terjadi lantaran Presiden Joko Widodo belum menunjuk sekaligus melantik KSAL pengganti Yudo.

Untuk mengisi kekosongan tersebut, Yudo pun terpaksa mengisi kursi jabatan yang sebelumnya ia emban.

Di sisi lain, rangkap jabatan yang dijalani Yudo dalam waktu dekat dipastikan akan berakhir.

Sebab, Jokowi akan melantik KSAL baru, besok, Rabu (28/12/2022).

Hal ini disampaikan Jokowi saat memberikan keterangan pers di sela-sela kunjungan kerjanya di Pasar Pujasera, Subang, Jawa Barat Selasa.

"Pelantikan KSAL, KSAL Insya Allah besok, pelantikannya besok KSAL," kata Jokowi dikutip dari tayangan YouTube Sekretariat Presiden, Selasa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

TKN Prabowo Sosialisasikan Pembatalan Aksi di MK, Klaim 75.000 Pendukung Sudah Konfirmasi Hadir

Nasional
Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Tak Berniat Percepat, MK Putus Sengketa Pilpres 22 April

Nasional
Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Prabowo Klaim Perolehan Suaranya yang Capai 58,6 Persen Buah dari Proses Demokrasi

Nasional
Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 'Amicus Curiae'

Hakim MK Hanya Dalami 14 dari 33 "Amicus Curiae"

Nasional
Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Dituduh Pakai Bansos dan Aparat untuk Menangkan Pemilu, Prabowo: Sangat Kejam!

Nasional
Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Sebut Pemilih 02 Terganggu dengan Tuduhan Curang, Prabowo: Jangan Terprovokasi

Nasional
[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | 'Amicus Curiae' Pendukung Prabowo

[POPULER NASIONAL] Anggaran Kementan untuk Bayar Dokter Kecantikan Anak SYL | "Amicus Curiae" Pendukung Prabowo

Nasional
Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 21 April 2024 Memperingati Hari Apa?

Nasional
Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Prabowo Minta Pendukung Batalkan Aksi di MK

Nasional
Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Gagal ke DPR, PPP Curigai Sirekap KPU yang Tiba-tiba Mati Saat Suara Capai 4 Persen

Nasional
Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Respons PDI-P soal Gibran Berharap Jokowi dan Megawati Bisa Bertemu

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

GASPOL! Hari Ini: Keyakinan Yusril, Tinta Merah Megawati Tak Pengaruhi MK

Nasional
Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Tak Banyak Terima Permintaan Wawancara Khusus, AHY: 100 Hari Pertama Fokus Kerja

Nasional
Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Jadi Saksi Kasus Gereja Kingmi Mile 32, Prngusaha Sirajudin Machmud Dicecar soal Transfer Uang

Nasional
Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Bareskrim Polri Ungkap Peran 5 Pelaku Penyelundupan Narkoba Jaringan Malaysia-Aceh

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com