SEBUAH pepatah Arab yang cukup populer, Al-ummu madrasatul ula,iza ‘adadta sya’ban thayyibal a’raq, yang artinya “Ibu adalah sekolah utama, bila engkau mempersiapkannya, engkau telah mempersiapkan generasi terbaik.”
Ibu adalah perempuan yang memiliki peranan penting dalam mendidik anak-anaknya, figur terbaik bagi anak-anaknya. Oleh karenanya perempuan yang bernama ibu haruslah memiliki beragam kompetensi dan komitmen atas dasar kasih sayang dalam mencetak generasi terbaik bangsa.
Termasuk dalam upaya memperkokoh pembauran kebangsaan dari 271 Juta masyarakat Indonesia, di tengah ancaman disintegrasi.
Karena keragaman Indonesia dengan 1.340 suku bangsa dan 718 bahasa daerah yang ada perlu disemai menjadi potensi kreatif bangsa, bukan potensi konflik bangsa.
Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, telah merilis tema peringatan Hari Ibu ke-94 tahun 2022, yakni "Perempuan Berdaya Indonesia Maju".
Indonesia kedepan yang maju sangat tergantung peran terbaik seorang Ibu, sebagai pendidik, dan promotor yang menanamkan nilai pembauran bangsa.
Jika kita lihat dalam catatan sejarah, banyak pahlawan kemerdekaan yang tercatat adalah insan perempuan dan seorang Ibu di antarnya R.A Kartini, Cut Nyak Dhien, Dewi Sartika, Cut Meutia, HR Rasuna Said.
Semuanya berjuang menebar semangat kemerdekaan, berjuang untuk menyatukan visi dan misi dan persatuan dalam keragaman untuk merebut kemerdekaan.
Para perempuan ini diberi gelar pahlawan kemerdekaan karena keberanian dan semangatnya yang tak patah arang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pahlawan adalah seseorang yang mempunyai keberanian dan pengorbanan dalam membela kebenaran bagi bangsa, negara, dan agama atau pejuang yang gagah berani.
Dari diskusi tentang pembauran kebangsaan yang dinisiasi FPK Jawa Barat, pada 13 – 15 Desember 2022, ikuti oleh Gabungan Organisasi Wanita se- Jawa Barat yang tinggal di Bandung Raya.
Menghadirkan pembicara ketua DPRD Jawa Barat, Kabid Idwasbang Kesbangpol dan pengurus FPK Jabar.
Disimpulkan bahwa perempuan yang bergelar ibu adalah perempuan tangguh, yang sangat potensial menjadi promotor pembauran bangsa Indonesia yang signifikan bagi kokohnya NKRI.
Pembauran, menurut KBBI, artinya peniadaan sifat-sifat eksklusif kelompok etnik di dalam masyarakat dalam usaha mencapai kesatuan bangsa.
Artinya tidak merasa beda dan tidak merasa lebih unggul manusia yang lain, terlebih karena beda suku bangsa, status sosial, agama dan lainnya.