JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur Advokasi dan Bantuan Hukum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Rian Ernest mengumumkan mundur dari partai pada Kamis (15/12/2022).
Keputusannya hengkang dari PSI diumumkan lewat Facebook-nya, Rian Ernest.
"Kini saatnya saya mengambil keputusan yang berat, tapi perlu saya lakukan. Melalui video ini, saya menyatakan pengunduran diri saya dari Partai Solidaritas Indonesia," kata Rian, dikutip dari postingan video di Facebook-nya, Kamis.
Baca juga: Rian Ernest Resmi Mundur, Ini Deretan Politikus Elite yang Pilih Hengkang dari PSI
Pria kelahiran Berlin, Jerman, 24 Oktober 1987 ini memulai perjalanan kariernya dengan menjadi konsultan hukum.
Pada 2009 hingga 2013, Rian bekerja sebagai junior associate bagi Melli Darsa & Co. Pada 2013, Rian juga menjadi associate untuk firma hukum Hadiputranto, Hadinoto & Partners, bagian dari Baker & McKenzie.
Baca juga: Rian Ernest Mundur, PSI: Yang Antre Masuk Banyak
Tak berselang lama, Rian kemudian merambah ke dunia politik dengan membantu Anies Baswedan dalam tim transisi Presiden-Wakil Presiden terpilih pada 2014.
Setahun berikutnya, Rian direkrut menjadi staf ahli hukum Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok pada 2015–2017.
Baca juga: Anggap Hal Biasa Rian Ernest Mundur, Giring: Yang Penting Jalankan Ilmu PSI
Rian mengaku rela meninggalkan pekerjaannya di law firm dan menjadi staf Ahok lebih karena faktor Ahok.
Bagi Rian, Ahok merupakan pejabat jujur yang benar-benar bekerja tulus untuk masyarakat. Sosok yang dianggapnya belum pernah ia temui pada pejabat lainnya.
"Bedanya Ahok dengan sosok lain ya mungkin karena dia bener, hal-hal yang kita sajikan di beliau itu lebih bermanfaat," kata Rian pada 1 September 2016.
Setelah menghabiskan waktu menjadi staf Ahok, Rian kemudian benar-benar total terjun ke dunia politik dan bergabung bersama PSI.
Pada 2019, Rian memutuskan untuk maju sebagai calon legislatif (caleg) DPR RI lewat PSI sebagai kendaraan politiknya.
Saat bertarung menuju Senayan, Rian bergabung di daerah pemilihan DKI Jakarta I, tepatnya untuk wilayah administrasi Jakarta Timur.
Ketika itu, Rian mampu mengantongi sekitar 70 ribu suara.
Hanya saja, puluhan ribu suara yang didapatkannya belum cukup membawanya berkantor di Gedung DPR RI.
Setelah gagal di Ibu Kota, perjuangan Rian dalam dunia politik tak berhenti begitu saja.
Rian kemudian memutuskan untuk terjun dalam Pemilihan Wali Kota Batam, Kepulauan Riau, bersama Yusiani Gurusinga lewat jalur independen pada 2020.
Akan tetapi, Rian kembali harus mengubur mimpinya setelah dinyatakan kurang memenuhi persyaratan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.