Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Dens Saputra
Dosen

Menulis adalah seni berbicara

Mereka Berebut, Kenapa Kita yang Ribut?

Kompas.com - 14/12/2022, 14:30 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

MENJELANG Pemilu 2024, para elite politik mulai turun ke daerah-daerah. Sekadar mendampingi elite Nasional yang didukung atau kunjungan kerja dengan propaganda kampanye.

Bagi politisi, semua agenda bisa dilakukan secara bersamaan. Fasilitas yang digunakan bisa saja milik partai, pribadi, atau pemerintah.

Sulit ditemukan elite Nasional datang ke daerah tanpa ada penyambutan. Artinya perlu ada fasilitas terbaik untuk menyambut “tuan” dari ibu kota.

Anggarannya tidak sedikit untuk melayani tuan dan puan politisi yang hanya sekadar datang untuk menarik simpati rakyat. Bagai raja, elite diarak dengan kemewahan dan hingar-bingar.

Fakta ini sudah dari dulu terjadi ketika kita memilih demokrasi sebagai kendaraan menuju kesejahteraan.

Tidak hanya itu, kebudayaan kita menjadi salah satu kontributor dalam memuluskan proyek demokrasi liberal yang mahal dan penuh formalitas.

Kampanye dialogis sering diutarakan elite untuk menarik simpati ketika memasuki tahun-tahun pemilu. Praktik komunikasi politik itu terkadang dimulai dari sikap kritis terhadap pemerintahan saat ini.

Data dan bicara merupakan jalan untuk meyakinkan rakyat akan pilihan politiknya, baik itu kepada partai atau kepada tokoh.

Biasanya kampanye politik menjadi ajang untuk menggiring opini dan sikap rakyat. Mudah tergiringnya rakyat disebabkan kecenderungan rendahnya kemampuan filterisasi terhadap argumen politik para elite.

Sehingga masyarakat daerah menjadi santapan empuk elite partai untuk mendapatkan basis massa dengan tingkat fanatisme yang tinggi.

Gagasan elite Nasional menjadi kebenaran mutlak yang sulit dibantah. Apa lagi tokoh-tokoh lokal menjadi aktor suruhan untuk memanipulasi komunikasi. Perilaku ini berguna untuk mencari simpati publik dan di satu sisi menyenangkan “tuannya” dari Jakarta.

Pertaruhan daerah sebagai basis dukungan tidak main-main di level akar rumput. Saling senggol menjadi tragedi sehari-hari dalam politik transaksional kita.

Fanatisme berlebihan bertumbuh secara cepat melalui proses demokrasi liberal tanpa filter kritis dan kedewasaan dalam memaknai esensi politik. Politik hanya dipandang sebagai tragedi gelap setiap lima tahun sekali.

Uang dan kekuasaan menjadi orientasi utama untuk mendapatkan kemenangan. Pemilu akhirnya menjadi ajang kompetisi harta dan tahta. Bukan dijadikan ruang partisipasi gagasan dan ide yang layak untuk disuarakan.

Partisipasi politik hanya diperlakukan untuk menyenangkan dan mengutamakan suara partai. Independensi aktor politik akhirnya diseret kejurang keserakahan partai yang berusaha hidup di tengah ketidakpuasan rakyat terhadap partai itu sendiri.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Kenakan Kemeja Putih, Prabowo-Gibran Tiba di KPU

Nasional
AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

AHY: Demokrat Siap Sukseskan Program dan Kebijakan Prabowo 5 Tahun ke Depan

Nasional
Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Penetapan Presiden dan Wapres Terpilih, Prabowo-Gibran Berangkat Bareng ke KPU

Nasional
Ganjar-Mahfud Absen saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Ngaruh

Ganjar-Mahfud Absen saat Penetapan Prabowo-Gibran, PAN: Enggak Ngaruh

Nasional
Sudirman Said Sebut 'Dissenting Opinion' 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

Sudirman Said Sebut "Dissenting Opinion" 3 Hakim MK Jadi Catatan Pengakuan Kejanggalan Pilpres 2024

Nasional
Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

Pimpinan MPR: Mooryati Soedibyo Sosok Inspiratif Perempuan Indonesia

Nasional
Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Sebagai Pemenang Pilpres 2024

Anies-Muhaimin Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran Sebagai Pemenang Pilpres 2024

Nasional
AHY: Selamat Pak Prabowo-Gibran, Presiden Terpilih 2024-2029

AHY: Selamat Pak Prabowo-Gibran, Presiden Terpilih 2024-2029

Nasional
Apresiasi Putusan MK, AHY: Kami Tahu Beban dan Tekanan Luar Biasa

Apresiasi Putusan MK, AHY: Kami Tahu Beban dan Tekanan Luar Biasa

Nasional
Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

Di Hannover Messe 2024, Pertamina Patra Niaga Paparkan Upaya Pemerataan Energi Indonesia

Nasional
Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

Ucapkan Selamat ke Prabowo-Gibran, Sudirman Said: Tim yang Kalah Harus Hormati Putusan MK

Nasional
Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Cuti, AHY Akan Hadiri Penetapan Prabowo-Gibran di KPU

Nasional
Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Persiapkan Leaders’ Retreat, Menlu Singapura Temui Menko Airlangga Bahas Kerja Sama dan Isu Strategis

Nasional
Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Pesan Terakhir Pria yang Ditemukan Tewas di Kontrakan Depok, Minta Jasadnya Dikremasi

Nasional
Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Profil Mooryati Soedibyo: Mantan Wakil Ketua MPR dan Pendiri Mustika Ratu yang Meninggal Dunia di Usia 96 Tahun

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com