Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Keluarga Pasien Gagal Ginjal Akut: Lumpuh Setelah Pulang dari Rumah Sakit

Kompas.com - 13/12/2022, 21:15 WIB
Syakirun Ni'am,
Bagus Santosa

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kondisi leher korban gagal ginjal akut akibat obat batuk sirup tercemar etilen glikol (EG) dan dietilen glikol (DEG) yang sudah pulang dari rumah sakit masih berlubang.

Kuasa hukum korban gagal ginjal akut, Awan Puryadi mengatakan, leher pasien tersebut dilubangi untuk keperluan trakeostomi.

Adapun trakeostomi merupakan prosedur manajemen jalan nafas bedah dengan cara menyayat anterior leher. Jalan napas langsung melalui sayatan di trakea juga dibuka.

“Ini lubang trakeostominya masih terbuka. Itu harus dirawat sendiri oleh ibunya, plus alat-alat penunjangnya harus beli sendiri,” kata Awan saat ditemui di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Selasa (13/12/2022).

Baca juga: Komnas HAM Bakal Gali Kasus Gagal Ginjal hingga ke Akarnya, Termasuk soal Mafia Obat

Awan menuturkan, salah satu orangtua korban bernama Resti harus mengeluarkan alat penunjang tersebut dengan biaya sendiri. Harganya sekitar Rp 50 juta.

Selain itu, meski dinyatakan bisa pulang dari rumah sakit, anak Resti saat ini mengalami kelumpuhan. Pergelangan tangan dan jari-jari anak itu tidak bisa digerakkan.

“Kondisinya masih lumpuh anaknya ini, ketika pulang (dari rumah sakit),” ujar Awan.

Sementara biaya pengobatan rawat jalan itu tidak ditanggung pemerintah, Resti juga harus menghadapi persoalan ekonomi.

Baca juga: Anaknya Meninggal karena Gagal Ginjal Akut, Warga Ini Melapor ke Polda Metro Jaya

Sebelum anaknya sakit, ia dan keluarga kecilnya tinggal di sebuah kontrakan di Bekasi. Mereka terpaksa pindah ke kawasan Jakarta Pusat karena anaknya harus dirawat di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM).

Suami Resti kemudian memutuskan meninggalkan pekerjaannya. Sementara, Resti harus tetap bekerja karena anaknya ditanggung BPJS atas nama dirinya.

“Semakin menipis kebutuhannya plus dia harus menyediakan semua alat alat penunjang supaya anaknya hidup,” tutur Awan.

Awan menilai pemerintah, dalam hal ini Kementerian Kesehatan dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) tidak bertanggung jawab.

Korban obat batuk cair tercemar EG dan DEG yang meninggal dunia tidak mendapatkan uang kerahiman. Mereka bahkan harus merogoh kantong sendiri untuk biaya ambulans.

Tidak hanya, itu, menurutnya terdapat banyak informasi yang menyebut bahwa tidak semua perawatan tersebut ditanggung BPJS. Salah satunya biaya strap atau tali yang digunakan untuk kebutuhan trakeostomi.

“Alasannya tidak ada stok. Banyak yang seperti itu,” tuturnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Idrus Marham Sebut Jokowi-Gibran ke Golkar Tinggal Tunggu Peresmian

Nasional
Logo dan Tema Hardiknas 2024

Logo dan Tema Hardiknas 2024

Nasional
Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasdem Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran, Nasib Koalisi Perubahan di Ujung Tanduk

Nasional
PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

PKS Undang Prabowo ke Markasnya, Siap Beri Karpet Merah

Nasional
Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Selain Nasdem, PKB Juga Gabung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Nasional
BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

BRIN Bahas Pengembangan Satelit untuk Waspadai Permasalahan Keamanan Antariksa

Nasional
Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasdem dukung Prabowo-Gibran, Golkar Tak Khawatir Jatah Menteri Berkurang

Nasional
GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

GASPOL! Hari Ini: Hasto Kristiyanto dan Hadirnya Negara Kekuasaan

Nasional
Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya 'Copy Paste', Harus Bisa Berinovasi

Kumpulkan 777 Komandan Satuan, KSAD: Jangan Hanya "Copy Paste", Harus Bisa Berinovasi

Nasional
Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Bertemu Pratikno, Ketua Komisi II DPR Sempat Bahas Penyempurnaan Sistem Politik

Nasional
Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Waketum Nasdem Mengaku Dapat Respons Positif Prabowo soal Rencana Maju Pilkada Sulteng

Nasional
Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Bertemu Komandan Jenderal Angkatan Darat AS, Panglima TNI Ingin Hindari Ketegangan Kawasan

Nasional
5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

5.791 Personel Polri Dikerahkan Amankan World Water Forum Ke-10 di Bali

Nasional
Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Golkar Buka Suara soal Atalia Praratya Mundur dari Bursa Calon Walkot Bandung

Nasional
Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Komisi II DPR Ungkap Kemungkinan Kaji Pembentukan UU Lembaga Kepresidenan

Nasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com